FB Suparhan Hasibuan - Makam Oppu Namora Sende terletak di LOBU BATARA GURU di Desa Parau Sorat pasar Matanggor Paluta. Yang menurunkan Marga Hasibuan, yang ada di paluta palas dan rokan hulu maupun labusel. Secara ulayat adalah exsistensi Marga Harahap.
Namora artinya Orang Kaya, Sende artinya kain /pakaian atau boleh di singkat saudagar kain di janannya. Beliau turunan Raja Bonandolok (sibolga) yang berasal dari Huta Toruan Rura Silindung (Tarutung). Dengan panggilan hati pahulu-pahulu Aek Parsariran Batangtoru sampai ke Lobu Harahap di sekitar pargarutan dan palsabolas sekarang. Dan berhasil memperistri Boru Panggoaran, Si Sambilan Jogi Harahap. (Wanita yang memiliki kesempurnaan).
Beliau ditabalkan sebagai anak boru pusako sepanjang adat. Dan itu diakui Marga Harahap disana sampai sekarang. Karna leluhur oppu guru mangaloksa juga memperistri boru sibulan soli pasaribu yg menurunkan marga harahap.
Hukum dijaman itu siapa yang mau membuka tanah jadi pertanian, harus setelah jadi kebun separoh tanah harus di serahkan kepada raja. Separohnya jadi milik si penggarap. Dan sistem sewa tanah raja dengan bagi tiga sepertiga untuk raja.
Kalau si penggarap ingin pergi pindah dari daerah tersebut tanah hanya boleh dijual kepada raja. Semua ini yang mangatak mangetong adalah NAMORA DI LUAT. Urang Kayo dalam istilah Minang. Siapa yang mau berdagang juga harus berhubungan degan Namora.
Begitu juga dalam bertambah berkurangngya warga penghuni luat termasuk dalam hal pasahat pamatang. Namora harus orang yang kuat dan cerdas, dengan istilah piga pe bulung2 nihayu madabu sadari saborngin harus diboto namora dihuta.
Namora di luat (anakboru godang) berhak mendapat 1/8 dari penghasilan raja. Setiap hajat maupun horja raja semua dikendalikan namora segala yang lebih dan kurang. Si Tukut nahurang si horus nalobi. Begitu kira-kira tugas oppu namora sende di jaman itu. Dan oppu berhak mendirikan huta hanya dgn gelar namora bukan raja.
Bisnisnya jaman itu membuka jalur perdagangan dari panai barumun dgn barus lewat darat. Karna melalui laut sangat jauh dan banyak ancaman bajak laut. Dgn kuda sbgi kenderaan utama. Jaman dulu kuda bisa dilatih seperti merpati pos.
Kuda di bebani dan di beri surat akan pergi ketempat tujuan. Si penerima cukup membaca surat dan akan mengirim kuda tersebut dengan barang lain yang diminta. Begitu hebat para pendahulu melatih para binatang untuk keperluan. Dan gajah juga bisa dikendalikan seperti legenda gaja nabottar.
Makam oppu namora sende di pugar oleh Mayjend Dahler Hasibuan. Dengan cerita unik masa perwira rendah beliau ziarah dan bernazar akan memugar kuburan tersebut kalau beliau berhasil mencapai perwira tinggi.
Setelah sekian lama sampai mencapai Pangti, tiba-tiba borunya sakit aneh. Menurut orang pintar ada nazar yang belum terbayar. Beliau pun sadar, segenap nenghubungi seluruh dongan samarga di seluruh palas paluta. Atau barumun sosa.
Turunan raja-raja luat pun menanggapinya dengan sangat positif dengan segera membentuk penitia. Masing-masing membantu kerbau lembu dan dana untuk horja bolon tersebut hingga lebih dari yang diharapkan.
Tak disangka-sangka Pak Muldoko pun hadir dan sempat di Tabalkan sebagai Marga Hasibuan. Dan saat itu nampak betapa marga hasibuan bisa bersatu dalam satu persepsi horja bolon marpungu di lobu batara guru seolah-olah masing-masing ada yang manjouk jouk.
Dan saat acara itu sempat banyak yang susur oleh para roh2 oppung2 terdahulu. Dan sempat di tanya siapa anak borunya menyebut BATUBARA DAN SIREGAR. Dalam stambok oppu namora sende punya dua anak laki. Oppu sodogoron pindah ke lobu botung di barumun. Dan oppu sahang dasopang kepangirkiran di hulu batang pane..
Memiliki tiga boru. Menurut TONA cerita turun temurun dan cerita laklak;
1. Si lomok pandapotan istri parmata sopiak daulay.
.2. Boru sianggunan istri bayo regar dari balimbing.
3. Lumonggo di peristri si tukang topa .
Yang tiga ini sering jadi misteri namun cerita-cerita ada. Yaitu saat itu oppu namora sende ingin mrngembangkan usaha di bidang besi karna banyak permintaan serta perintah raja harahap untuk memperkuat kerajaan yang mulai berkembang saat itu.
Karna itu oppu mencarinya di pasar panai, jaman dulu perdagangan manusia juga marak sesuai permintaan. Misalnya yang ahli dibidang ini. Para mafia saat itu terorganisir, bisa memenuhi permintaan asal cocok harga meskipun mereka harus menculik manusia. Dari arah yang jauh. Dalam catatan Portugis, ada pasar hatoban di Aru dan sempat membeli satu orang sebagai petunjuk jalan.
Bagi boru lumonggo, Kehadiran tukang topa yang rupawan justru dianggab anugrah dari yang maha kuasa. Tukang topa bukan saja ahli meluluhkan besi juga meluluhkan para wanita dengan kata-kata yang simpatik.
Lumonggo adalah kesayangan dan kepercayaan ibarat akuntan yang memiliki kecerdasan dan kemampuan berniaga. Pergi dengan situkang topa, dengan konsekuwensi di jaman itu. Dan itulah akhir dari kejayaan oppu dibidang perniagaan kain.
Horas dan maaf kpd seluruh kahanggi kalau ada yg salah dan beda versi.. wassalam..