Ilustrasi gambar: akhirmh |
ASAL MULA ADAT DALIAN NA TOLU.
FB pak Dara Siregar - Masyarakat Tapanuli umumnya menganut sistem adat Dalian Na Tolu (DNT). Sebagai falsafah hidup dalam sosial kemasyarakatan. Namun banyak diantara masyarakat Tapanuli itu sendiri tidak tau lagi darimana dan bagaimana asal muasal datangnya Adat DNT tersebut. Ya, itu sesuatu yang wajar, karena kejadian dan kisahnya sudah berlangsung cukup lama.
Disini saya akan coba menyampaikan sekilas asal mula adat DNT tersebut. Dulu masyarakat Padang Lawas/Tapsel memilki kepercayaan/kenyakinan adanya sang pencipta Alam Semesta yaitu Oppu MULAJADI NABOLON. Dimana dalam ajarannya mengenal Dewa-dewa (Debata/Dibata) sebagai perantara Mulajadi Nabolon dengan manusia.
Pada ajarannya dikatakan bahwa para Dewa-dewa tersebut juga berkeluarga dan berketurunan. Serta menyakini bahwa seseorang tokoh manusia tertentu adalah titisan Dewa. Sehingga masyarakat tempo dulu menyakini bahwa mereka adalah keturunan para dewa-dewa tersebut.
Dalam ajarannya juga dikatakan bahwa sistem perkawinan keturunan para Dewa tersebut adalah dengan sistem silang. Yaitu: Anak Batara Guru menikahi Putri Mangala Bulan, Anak Soripada menikahi Putri Batara Guru dan Anak Manga Bulan menikahi Putri Soripada.
Sehingga masyarakat mengadopsi sistem perkawinan keturunan para Dewa-dewa tersebut dan di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pedoman Adat yang disebut ADAT DALIAN NA TOLU.
Mengingat bahwa semua manusia adalah keturunan para Dewa, maka dalam tatanan sosial pun kedudukan semua pihak/kelompok manusia adalah sama, sesuai dengan posisi masing-masing yaitu Sama-sama keturunan Raja" (makna lain keturunan Dewa). Dan itulah mengapa sampai hari ini, masyarakat Tapanuli mengenal istilah "ANAK NIRAJA/BORU NIRAJA"
Kendatipun ajaran/kepercayaan kuno tersebut sudah lama ditinggalkan oleh masyarakat Tapsel, namun sebagai bukti peninggalan ajaran itu masih tetap lestari. Selain adat DNT, ditengah-tengah masyarakat masih banyak menggunakan nama-nama Dewa tersebut baik itu nama lahir ataupun gelar adat. Seperti : Dibata, Batara atau Soripada.
Demikian sekelumit cerita yang dapat saya sampaikan mengenai asal mula adat DNT yang berlaku ditengah-tengah masyarakat Tapanuli.
Sumber : dari cerita para tetua masyarakat Padang Lawas/Tapsel.
===================
Catatan kaki oleh Admin:
[1] Di Minangkabau juga ditemukan gelar dengan nama Saripado, apakah merujuk pada akar kata yang sama dan termasuk sisa-sisa peninggalan pra Islamkah?