Ilustrasi Gambar: Pinterest
Sriwijaya (Wangsa Sailendra/Wangsa Malayu)
Perjalanan sejarah Kemaharajaan Melayu Sriwijaya per/tahun mulai dr abad Ke 6 Masehi (650-1088) Sampai abad ke 14 M.
1.Dari awal kemunculannya di Sumatra / Suwarnadvipa
2.Kebangkitanya sebagai kerajaan maritim yang awalnya bercorak Budhist di Asia Tenggara.
3.Hingga terpecahnya imperium ini dipenghujung abad ke-14.
4. Islam ( Polytheisme To Monoteisme ) Srivijaya = Melayu
5. Srivijaya Relationship with Khalifah Muawiyyah bin Abi Sufyan and Khalifah Umar ibn Abd Azis ( 720-722 M / Abad Ke 7 M ) [Klik DISINI]
---
1) 500 M - 650 M
Dapunta Hyang (Sri Jayanasa/Jayanaga) diperkirakan mendirikan kedatuan Sriwijaya pada tahun ini. Cikal-bakalnya berada di Sumatra/Suwarnadvipa, antara kawasan Komering, Pasemah, Pagar Alam, Minanga atau Musi .
2) 669 M
Sri Jayanasa menikah dengan Dewi Sobakancana, putri dari Maharaja Linggawarman, penguasa terakhir kerajaan Tarumanagara di Jawa Barat (Tatar Sunda). Tak lama kemudian, sang Maharaja Tarumanagara/Linggawarman wafat dan negaranya terpecah menjadi dua, kerajaan Sunda dan Galuh. Sumber sejarah Sunda menyebutkan wilayah tersebut akhirnya masuk dalam kedatuan Sriwijaya (Suwarnadwipa)
3) 670 M
Sriwijaya berevolusi menjadi Kemaharajaan. Sri Jayanasa mengirimkan utusan pertamanya ke Kekaisaran Cina (Dinasti Tang), dimana pihak Cina menyebut Sriwijaya dengan julukan 'San fo tsi'. diperkirakan di tahun ini wilayah Sriwijaya telah mencapai pesisir Minangkabau (*Minanga), hingga masuk ke kawasan Muara Takus di Kampar. [Point ini perlu penelaahan lebih lanjut, karena argumentasi terkait posisi ibu negeri Sriwijaya serta perihal nama 'Minanga' banyak tang dipaksakan karena mendasarkan pada tafsiran dari ilmuwan sebelumnya yang Jawa Sentris]
4) 671 M
Kunjungan biksu I-Tsing dari Cina ke Sumatra dan menetap di kota Foshih (*Musi), ibukota Sriwijaya selama enam bulan. Sebelumnya, ia telah terlebih dahulu mengunjungi negeri-negeri pesisir lain di Semenanjung Malaya dan Jawa, Kelantan dan Kalingga. Dari Sriwijaya, ia melanjutkan perjalanannya ke kerajaan Malayu (Jambi) dan Kataha (Kedah), sebelum melanjutkan perjalanannya ke Nagapattinam di India untuk mempelajari agama Buddha. I-Tsing menyebut Sriwijaya dengan nama 'Shihlifoshih'.
5) 682 M
Maharaja Jayanasa memindahkan pusat pemerintahan Sriwijaya ke kota Palembang.* Bersama dengan dua orang panglima militernya, Tandrun Luah dan Kandra Kayet, sang Maharaja kemudian memulai ekspansi wilayah terhadap negeri-negeri di sekitarnya.
6) 683 M
Prasasti Kedukan Bukit. Inskripsi yang dibuat oleh Maharaja Jayanasa tentang peristiwa setahun sebelumnya. Armada Sriwijaya, yang kemungkinan besar terdiri dari kaum pelaut dari suku Laut (Orang Laut), mempersatukan kerajaan-kerajaan Malayu. Menjadikan negeri-negeri tersebut bagian (Mandala-Mandala nya) Srivijaya (saat itu belum ada istilah nusantara)[Istilah Nusantara diperkenalkan oleh Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950), yang kita kenal sebagai Dr. Setiabudi (beliau adalah cucu dari adik Multatuli) pada tahun 1920an]
7) 684 M
Prasasti Talang Tuo. Pembangunan Taman Sriksetra. Sriwijaya merangkul kerajaan Tulang Bawang dan Skala Brak di Lampung.
8) 685 M
Pemberontakan Kandra Kayet di Palembang. Berhasil ditumpas oleh Maharaja Jayanasa, namun sebelumnya Kandra Kayet telah berhasil membunuh Tandrun Luah. Sang Maharaja pun harus rela kehilangan dua orang panglimanya sekaligus.
*Biksu I-Tsing yang telah menyelesaikan studinya dari India singgah kembali di Sumatra/suwarnadvipa, mendapati bahwa sebagian besar pulau tersebut telah bergabung di dalam kedatuan Sriwijaya. Ia singgah di Sriwijaya selama 4 tahun.
9) 686 M
Prasasti Kota Kapur (Barus). Sriwijaya merangkul Bangka-Belitung dan pesisir utara kerajaan Sunda hingga mau bergabung.
10) 688 M
Prasasti Karang Brahi. Sriwijaya menggempur negeri-negeri Sigindo di pedalaman Bukit Barisan di Alam Kerinci yang kaya emas. Pasukan Sriwijaya berhasil merangkul sebagian besar negeri itu, terkecuali di kawasan Telaga Dara di Kerinci Tinggi. Akhirnya Seluruh prajurit Sriwijaya menggempurnya dan dikalahkan/ dipukul mundur oleh laskar rakyat pimpinan negeri Sigindo Sigarinting.
11) 689-690 M
Sriwijaya melanjutkan ekspansinya ke seantero Tanah Melayu , Beberapa negeri di Sumatra seperti Minangkabau, Riau, Mandailing, Barus, dan Panai berturut-turut bergabung dlm kedatuan.
*Armada Sriwijaya kemudian naik ke Semenanjung Malaya, merangkul lagi beberapa negri yaitu Gelanggi , Johor , Muar, Kelang , Pahang, dan Perak (Gangga Negara).
12) 692 M
Maharaja Jayanasa diperkirakan wafat pada tahun ini.
*Sri Lokitawarman (*Sri Dhiraja/Dharmaputra) naik tahta sebagai Maharaja Sriwijaya menggantikannya.
13) 700 M
Sriwijaya merangkul pesisir barat Kalimantan menjadi bagian negeri/mandala Sriwijaya, mendirikan kerajaan Tanjungpura (Sukadana) dan Wijayapura (Sambas) sebagai koloninya/ mandalanya di pulau tersebut.
Abad ke-7:
14) 704 M
Sri Indrawarman naik tahta sebagai Maharaja Sriwijaya.
15) 713 M
Sriwijaya menjalin hubungan diplomatik dengan Kekaisaran Cina. Maharaja Indrawarman mengirim utusan pertamanya ke negeri tersebut.
16) 718 M
*Maharaja Indrawarman mengirim sepucuk surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz berisi ketertarikannya pada Islam dan permintaan untuk mengirim ulama yang dapat menjelaskan ajaran itu kepadanya.
*Selain budhist, hindu & kepercayaan lokal, Islam sudah mulai masuk dalam kepercayaan Wangsa Syailendra/Melayu.
17) 728 M
Rudra Wikraman naik tahta sebagai Maharaja Sriwijaya.
18) 739 M
Sriwijaya berekspansi ke kerajaan Sunda dan Galuh, yang kala itu baru saja selesai mengalami suatu konflik internal.
19) 752 M
Sriwijaya mengekspansi kerajaan Kalingga dan Mahasin di Jawa Tengah.
*Dapunta Selendra, diperkirakan sebagai pemimpin ekspedisi ekspansi tersebut, menobatkan dirinya sebagai penguasa di sana.
20) 767 M
Laskar maritim dari Sriwijaya dikabarkan mulai menjejakan kaki di kota-kota pelabuhan di Annam (Vietnam Utara) dan Champa (Vietnam Selatan)
*Melayu Champa kini tersebar di negeri-negeri asia Tenggara ada yg di Aceh/ etnis jeumpa, di Minangkabau etnis/suku jambak dsb.
21) 770 M
Dinasti Sailendra menjadi penguasa di Jawa/Medang (Mataram Kuno). Rakai Panangkaran (entah merupakan keturunan Dapunta Seilendra, atau putra Sanjaya pendiri kerajaan Mataram) menobatkan dirinya sebagai Maharaja Mataram.
22) 774 M
Prasasti Po Nagar. Sriwijaya melancarkan serangan terhadap kerajaan Vietcong yg menguasai Champa di Vietnam Selatan. Armada Sriwijaya yang sebagian besar terdiri dari Laskar maritim dan lanun-lanun berhasil menduduki Kauthara, mengakuisisi kota pelabuhan itu. Mereka juga membakar candi Po Nagar, sebuah monumen penting bagi vietcong di Champa saat itu.
23) 775 M
Dinasti Sailendra menjadi penguasa di Sriwijaya. Maharaja Dharanindra (Sri Dharmasetu/Wisnu/Rakai Panunggalan) naik tahta sebagai penguasa yang menyatukan kedua negeri tersebut. Pusat pemerintahan dipindahkan ke Mataram (Yogyakarta) di pusat pulau Jawa/Jawa Tengah.
*Candi Borobudur (Bhumisambharabudura) mulai dibangun di Magelang & Prasasti Ligor di abad yang sama
*Sriwijaya berturut-turut menyatukan beberapa negeri yaitu Langkasuka, Pan Pan (Terengganu), Tambralingga (Malaya), dan negeri-negeri di Tanah Genting Kra, bergabung dalam kedatuan Sriwijaya.
24) 778 M - Prasasti Kalasan. Pembangunan Candi Kalasan dan Candi Sari.
25) 781 M - Sriwijaya menaklukkan kerajaan Chenla Air di Kamboja, karena rajanya telah menghina Maharaja Sriwijaya.
*Pemerintah Sriwijaya kemudian mendirikan kerajaan Angkor (Indrapura) sebagai koloninya di sana.
*Pangeran Jayavarman II (pendiri cambodia kelak) saat ekspansi, putra mahkota kerajaan Chenla Air tersebut dipercaya diboyong ke keraton Sailendra di Mataram/jawa untuk dididik dan disiapkan sebagai raja bawahan yang akan dinobatkan memerintah Angkor kelak.
26) 782 M - Prasasti Kelurak.
27) 784 M - Kota Kauthara direbut kembali oleh pasukan Vietcong di Champa yang dipimpin langsung oleh penguasanya, Maharaja Satyawarman.
*Alhasil Armada Sriwijaya yang berjaga di sana pun mundur, namun dikejar terus oleh Satyawarman dan pasukannya hingga ke tengah Laut Champa (Laut Cina Selatan), dimana terjadi pertempuran sengit, yang dimenangkan oleh Vietchong/Champa. Satyawarman kemudian membangun kembali candi Po Nagar.
28) 787 M
Prasasti Yang Tikuh. Sriwijaya kembali mengekspansi Champa. Kali ini berhasil menduduki Panduranga, satu kota pelabuhan penting lain di negeri tersebut. Namun tak berlangsung lama,
29) 789 M - Mataram (wangsa syailendra/srivijaya) mengekspansi kerajaan Kanjuruhan di Jawa Timur.
30) 792 M
Kompleks percandian Candi Sewu selesai dibangun di Jawa Tengah.
*ini adalah candi yang lebih tua dari pada Borobudur & Prambanan, diprakarsai Wangsa Syailendra & bercorak Budhist.
*Kelak Komplek candi ini dipugar & diperluas pada masa *Rakai Pikatan/ pangeran dari dinansti Sanjaya yang menikahi putri dari dinasti Syailendra yang berkuasa yaitu Pramodhawardhani.
*Rakai Pikatan yg beraliran Hindu mempercantik dan memperluas candi Sewu yg bercorak budhist.
*terjalin hubungan yang harmonis antar wangsa (Syailendra & Sanjaya) dan antar agama.
[Sebenarnya pada masa ini terjadi ketegangan antara Sailendra dan Sanjaya. Kekuatan Sailendra terpecah antara Pramodhawardani disatu fihak dengan adiknya Bala Putra Dewa di pihak lain. Bala Putra Dewa tidak menyetujui perkawinan dan pengangkatan Rakai Pikatan sebagai Raja menggantikan ayahnya Samaratungga. Ia beserta wangsa Sailendra yang sefaham dengan dirinya terusir ke Sumatera. Sempat beberapa kali berusaha mengambil kembali kekuasaan yang telah lepas itu, namun selalu gagal berkat pengaruh dari kakaknya. Saat itu kerajaan di Jawa bernama Mataram bukan Sriwijaya]
31) 795 M
Sriwijaya menaklukkan kerajaan Lavo (Lopburi/Lawapuri) di Indocina / Asia Tengah.
32) 800 M
Sriwijaya mengadakan hubungan persahabatan dengan kerajaan Nan Sarunai dan Tanjungpuri di Kalimantan Selatan.
*Sriwijaya diperkirakan juga mulai mengadakan ekspedisi ke kepulauan Filipina, diperkirakan mendirikan koloni di pesisir pulau Lusong (Luzon), yakni kedatuan Sapa (Namayan), visayan dan kerajaan Tundok (Tondo/Tundun).
*Budaya Melayu-Jawa dan agama Buddha-Hindu pun mulai melebarkan pengaruhnya ke kawasan tersebut.
Abad ke-8:
33) 802 M
Maharaja Dharanindra diperkirakan wafat pada tahun ini.
*Samaragrawira (Rakai Warak) naik tahta sebagai penguasa Sriwijaya-Mataram menggantikannya.
*Pangeran Jayawarman II yang telah diangkat menjadi raja bawahan di Angkor memerdekakan diri dari Sriwijaya yang kala itu berpusat di Jawa (Khmer mendirikan Prasasti Sdok Kak Thom)
*Jayavarman II mendirikan kerajaan Khmer/ kamboja, yang kelak menyaingi Sriwijaya sebagai salah satu negara paling berpengaruh di Asia.
34) 819 M
Samaratungga (Rakai Garung) /wangsa syailendra naik tahta sebagai Maharaja Sriwijaya di Jawa/medang (mataram)
[Kami akui kalau kami sendiri bingung dengan ini, bertentangan dengan point No.30. Berdasarkan wikipedia, Samaratungga memerintah tahun 792-835]
35) 824 M
Prasasti Karangtengah (Kayumwungan).
37) 830 M
Beberapa komunitas pelaut Nusantara dari Sriwijaya diperkirakan mendirikan koloni di Madagaskar, sebuah pulau besar di tenggara Afrika. Mereka berbaur dengan masyarakat Dayak Maanyan dari Nan Sarunai yang telah menetap di sana tiga abad sebelumnya. Bersama, mereka mendirikan permukiman di pesisir utara Mahajanga, salah satunya kota kuno Mahilaka di Ampasindava. Kemungkinan di masa yang sama para pelaut ini juga telah menyebar ke kawasan lain di Samudra Hindia, seperti kepulauan Komoro (Qamar) dan Chagos (Polovahi/Puloweh). Dari sini, mereka berdagang dengan kota-kota Swahili dan Bantu di pesisir Afrika Timur, dimana mereka menyebut benua ini dengan nama 'Janggi' (Zanj).
*Para pedagang Arab bahkan mengabarkan bahwa laskar-laskar dan pelaut asal negeri 'Zabag' (sebutan Arab untuk Sriwijaya) juga tak jarang menjarah kota dan membawa pulang orang-orangnya sebagai hamba sahaya. Belum diketahui apakah pemerintah Sriwijaya pernah menanamkan kekuasaan resmi di sana atau tidak.
38) 835 M
Kerajaan Khmer mulai melancarkan perluasan wilayah, dengan menguasai pesisir selatan Kamboja yang kala itu masih di bawah penguasaan Sriwijaya/Melayu.
39) 838 M
Maharaja Samaratungga wafat. Putrinya, yaitu Pramodhawardhani (Sri Kahulunan) naik tahta sebagai Maharani Sriwijaya di Jawa/Mataram menggantikannya. Didampingi oleh Jatiningrat (Rakai Pikatan), seorang pangeran Jawa/medang, beliau anggota wangsa Sanjaya yang merupakan suaminya.
40) 847 M
Perpecahan Sailendra. Rakai Pikatan mengambil alih pemerintahan di Mataram, kemudian memerdekakan negeri tersebut dari hegemoni Sriwijaya.
*terjadi perselisihan antara Balaputradewa vs rakai pikatan.
*Balaputradewa, putra mahkota Sriwijaya di Jawa/Mataram terpaksa menyingkir ke Sumatra. "Persatuan Sriwijaya - Mataram/Medang (jawa) akhirnya kandas, dan dimulailah persaingan pengaruh antara keduanya hingga ratusan tahun berikutnya.
41) 850 M
Koloni Sriwijaya di Kamboja sepenuhnya lepas setelah ditaklukkan oleh Khmer (era Suryavarman)
42) 853 M
Balaputradewa (yag sempat konflik dengan Rakai Pikatan di Jawa) naik tahta menjadi Maharaja Sriwijaya.
*Balaputradewa Kemungkinan memindahkan pusat pemerintahan ke Jambi.
43) 856 M
Prasasti Shiwagrha. Rakai Pikatan (wangsa Sanjaya) membangun Candi Prambanan di Mataram, Candi ini kemungkinan dibuat sebagai ungkapan kemenangan atas merdekanya negeri itu dari Sriwijaya/wangsa syailendra.
44) 860 M
Prasasti Nalanda (India) .
Sriwijaya menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan Pala di Benggala, India. Atas permintaan penguasa Pala, Maharaja Dewapala, Balaputradewa mendirikan sebuah biara di Universitas Nalanda di Magadha.
45) 882 M
Sriwijaya menanamkan kekuasaan di Bali, mendirikan kerajaan Bedahulu (Singhadwala/Singhamandawa) sebagai koloninya / mandala nya di pulau tersebut.
*Sri Kesari Warmadewa dilantik oleh Balaputradewa sebagai adipati Sriwijaya di sana. *Sebelumnya Sriwijaya telah terlebih dahulu menduduki pesisir Jawa Timur, Blambangan, serta kepulauan Madura dan Lombok.
46) 900 M
Maharaja Balaputradewa wafat.
*Prasasti Tembaga Laguna.
*Senapati Jayadewa menjadi penguasa bawahan Sriwijaya di Tundok. Kemungkinan ia membantu Sriwijaya mendirikan lebih banyak koloni di kepulauan Filipina, yakni Madyaas (Visaya), Maidh/Mai (Mindoro), Sugbu (Cebu), dan Butuan (Mindanao).
*Disebutkan bahwa Jayadewa menjadi atasan dari negeri-negeri tersebut, selain juga menjalin hubungan dengan Mataram, Kota Surigao di Mindanao kemudian berkembang menjadi pusat kebudayaan Buddha di Filipina.
*Sebelumnya, Sriwijaya juga diperkirakan telah menanamkan kekuasaan di Santubong (Sarawak), Brunei, dan Palawan.
*Sriwijaya menjalin hubungan diplomatik dengan Kedatuan Luwu di Sulawesi, yang memanggilnya dengan nama 'Senrijawa'.
Abad ke-9:
47) 903 M - Koloni Sriwijaya di Indocina/Asia Tengah sepenuhnya lepas setelah Lavo direbut oleh Khmer.
48) 905 M
Mataram memulihkan pesisir Jawa Timur dari kekuasaan Sriwijaya, kemudian merebut Blambangan, Bali, Madura, dan Lombok.
*Wangsa Warmadewa di Bali yang telah menjadi bawahan Mataram kemudian menjalin hubungan pernikahan dengan wangsa Sanjaya.
49) 907 M
Prasasti Mantyasih.
50) 913 M
Prasasti Blanjong.
51) 927 M
Perang Sriwijaya-Mataram I. Sriwijaya memulai invasi terhadap Mataram (medang/Jawa)
52) 929 M
Perang Sriwijaya-Mataram I berakhir. Pasukan Mataram pimpinan Mpu Sindok dibantu oleh rakyat Nganjuk berhasil menepis pasukan Sriwijaya di desa Anjuk Ladang, Jawa Timur. Mpu Sindok kemudian menjadi raja dengan gelar Maharaja Isyana. lalu memindahkan ibukota Mataram ke Madiun dan mengganti nama kerajaannya menjadi Medang.
53) 937 M
Prasasti Anjuk Ladang.
Maharaja Isyana mendirikan tugu di Nganjuk sebagai ungkapan kemenangan melawan pasukan Sriwijaya.
54) 943 M - Sriwijaya berturut-turut merangkul kerajaan Lamuri, Pedir, dan Jeumpa di Aceh kedalam kedatuan/ negeri-negeri mandala Sriwijaya. Diperkirakan di tahun yang sama, Sriwijaya juga telah menanamkan kekuasaan di Nikobar, gugus kepulauan di bagian timur Samudra Hindia.
55) 945 M
Sriwijaya mengadakan ekspedisi militer ke selat Mozambik di Afrika Timur, sebagai bentuk usaha untuk merebut kembali & menancapkan hegemoni 'srivijaya' di sana yang telah direbut oleh bangsa Arab.
*Hal ini berdasarkan laporan saudagar/ pelaut Arab tentang adanya serangan dari sebuah negara besar di Timur Jauh terhadap pulau-pulau di selat Mozambik. Mereka dilaporkan datang membawa armada sejumlah 1000 kapal, setelah melalui perjalanan mengarungi samudra selama satu tahun. Besar kemungkinan negeri yang dimaksud adalah Sriwijaya beserta mandala-Mandala nya.
56) 946 M
Ekspedisi Afrika Timur/Ke pesisir timur tengah berakhir. Armada Sriwijaya gagal menaklukkan benteng Kanbaluh (Qanbala) milik orang Arab di Zanzibar, Tanzania. Namun mereka dikabarkan sempat menduduki kepulauan Komoro selama beberapa periode, sebelum akhirnya memutuskan untuk mundur kembali ke Sriwijaya.
57) 960 M
Sri Udayaditya Warmadewa naik tahta sebagai Maharaja Sriwijaya. Ia mengirim utusan ke Cina , menjalin hubungan persahabatan dengan Dinasti Sung.
59) 977 M
Ratu Betung naik tahta menjadi pemimpin di kerajaan Tanjungpura. Ia kemudian menikah dengan seorang penguasa Dayak bernama Singa Siak Bahulun dari Hulu Aik, Ketapang. Bersama, mereka mengirimkan utusan ke Cina untuk pertama kalinya. Ada indikasi bahwa pengiriman utusan ini adalah sebagai upaya melepaskan diri dari Pengaruh Sriwijaya, jadi diperkirakan mulai tahun ini kerajaan Tanjungpura telah merdeka menjadi negeri independen.
60) 978 M
Brunei diperkirakan melepaskan diri dari Sriwijaya, ditandai dengan pengiriman utusan diplomatik ke Cina. Ini menyisakan Santubong dan Wijayapura sebagai dua koloni terakhir Sriwijaya di Kalimantan / borneo.
61) 982 M
Maidh melebarkan kekuasaannya di Lusong, kemungkinan menaklukkan Tundok dan Sapa, menghapus hegemoni Sriwijaya di pulau itu.
62) 986 M
Sriwijaya mengekspansi kerajaan Nagur di Simalungun (Tanah Karo) dan akhirnya mereka bergabung.
63) 988 M
Sri Cudamani Warmadewa (Chulamaniwarman) naik tahta sebagai Maharaja Sriwijaya. Beliau memiliki dua orang putra, yaitu:
*Sambugita (kelak menjadi penguasa Palembang) dan
*Sri Mara Wijayatunggawarman (kelak jadi penguasa Kedah).
*Kemudian di bawah pemerintahannya, Sriwijaya mengekspansi kesultanan Perlak di Aceh Timur, yang tengah dilanda perang saudara.
*Perang Sriwijaya - Mataram II.
Armada Medang dari Jawa menyerang kota Palembang, namun dapat dipukul mundur oleh pasukan Sriwijaya. Kemungkinan demi alasan keamanan, ibukota Sriwijaya dipindahkan lebih ke utara, entah ke Kedah (Kadaram), Chaiya, Gelanggi, Kampar, atau Panai.
*Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan dengan kerajaan Anuradhapura di Srilanka, dimana Maharaja Sri Cudamani menikahkan putranya (Sri Mara Wijayatungga) dengan seorang putri dari Raja Mahinda IV, penguasa Srilanka. Kelak keduanya dikaruniai seorang putri, dan dua orang putra, Sangrama Wijayatunggawarman dan Samara Wijayatunggawarman.
64) 989 M
Kesultanan Perlak bersatu kembali, kemudian berhasil melepaskan diri dari kedatuan Sriwijaya yang telah menduduki pesisir negeri tersebut.
65) 990 M
Medang/jawa kembali menyerang Palembang dan berhasil mendudukinya.
66) 992 M
Pasukan Sriwijaya merebut kembali kota Palembang.
67) 996 M
Sriwijaya mengirim armada ke Srilanka, atas permintaan Raja Mahinda V, penguasa Anuradhapura yang baru untuk membantu membebaskan negeri tersebut dari pendudukan kerajaan Chola (Chola adalah sebuah negara Tamil di India Selatan yang telah menaklukkan sebagian Srilanka 3 tahun sebelumnya)
*Armada Sriwijaya bersama dengan Mahinda V dan pasukannya berhasil merebut kembali seluruh Srilanka dari penguasaan Chola.
68) 997 M
Prasasti Hujung Langit.
*Lampung yg bagian dari mandala Ssriwijaya jatuh ke dalam kekuasaan Jawa/Medang.
Abad ke- 10 -11:
69) 1001 M
Raja Sujita / Kerajaan Tambralingga, Penguasa / Mandala Sriwijaya di Tambralingga (Malaya) , menggempur Lavo (yang kala itu berada di bawah naungan Khmer) dan Haripunjaya di Chiangmai/Thailand Utara.
*Saat itu, keduanya tengah berperang di Lavo saat tiba-tiba Sujita dan ribuan pasukannya dari Tambralingga (Malaya)menyerang mereka.
*Terkejut akan sergapan mendadak ini, pasukan Lavo dan Haripunjaya pun kocar-kacir dan sebagian besar melarikan diri ke utara. *Kerajaan Tambralingga / Sujita pun menganeksasi Lavo sebagai bawahan Tambralingga (Melayu).
*Kerajaan Butuan di Mindanao memerdekakan diri dari Sriwijaya.
70) 1002 M
Khmer dilanda krisis suksesi.
*Kerajaan Tambralingga / Sujita yang telah menundukkan Lavo, menggempur kota Angkor dan menobatkan dirinya sebagai penguasa Khmer dengan gelar Jayawirawarman. Khmer pun menjadi taklukkan Tambralingga (Melayu), dan secara tidak langsung ikut menjadi Mandala Sriwijaya.
71) 1005 M
Maharaja Sri Cudamani mendirikan Biara Chulamani di Nagapattinam, sebagai usaha untuk menjalin hubungan baik dengan kerajaan Chola. Pendirian biara ini ditanggapi dengan positif oleh penguasa Chola, Maharaja Rajaraja Chola.
72) 1006 M
Sri Mara Wijayatunggawarman naik tahta sebagai Maharaja Sriwijaya.
*Perang Perlak-Sriwijaya berakhir. Perlak (Aceh) akhirnya bergabung pada Sriwijaya. Pusat pemerintahan Sriwijaya sepenuhnya berpindah ke Kedah.
*Kudeta di Khmer. Jayawirawarman tewas terbunuh dalam serangan oleh seorang bangsawan Khmer, yang merebut tahta kerajaan itu. Ia menobatkan dirinya dengan gelar Suryawarman I. Khmer/kamboja pun kembali lepas dari pengaruh Sriwijaya.
73) 1013 M
Atisha, seorang bangsawan asal Benggala yang telah mengabdikan diri sebagai Buddha, berguru pada Serlingpa Dharmakirti, seorang biksu di Sriwijaya yang merupakan Guru Besar Buddha terbaik saat itu. Atisha tinggal di kota Malayagiri (Malayapura) selama 12 tahun lamanya.
74) 1016 M
Peristiwa Mahapralaya.
*Keruntuhan kerajaan Medang/Jawa akibat serangan Raja Wurawari dari negeri Lwaram (kerajaan Mandala-nya Sriwijaya di Jawa Tengah) yang menewaskan penguasanya , Maharaja Dharmawangsa dan sebagian besar bangsawan Medang.
*Pangeran Airlangga, putra mahkota Medang dari wangsa Warmadewa Bali berhasil meloloskan diri.
*Sriwijaya merebut kembali pesisir Sumatra Selatan dan Lampung dari kekuasaan Medang yang telah musnah, diperkirakan juga menduduki pesisir Jawa Timur dan Madura.
*Ini menandakan brakhirnya Perang Sriwijaya - Jawa/Mataram II, sekaligus tamatnya konflik antara kedua negara tersebut yang telah berlangsung selama hampir 200 tahun lamanya.
75) 1017 M
Sangrama Wijayatunggawarman naik tahta sebagai Maharaja Sriwijaya.
*Ia mengutus seorang raja bawahan bernama Aji Sumatrabhumi (diperkirakan penguasa Jambi atau Palembang) sebagai duta besar ke negeri Cina.
*Pada masa pemerintahannya, ia mewajibkan setiap kapal pedagang yang melewati selat Malaka untuk menyerahkan 1/3 harta mereka kepada Sriwijaya, dimana jika menolak, kapal mereka akan dijarah dan dimusnahkan.
*Kebijakan ini mengganggu hubungan Sriwijaya dengan Chola, yang merasa sangat dirugikan. *Hubungan ini kemudian semakin memanas setelah Maharaja Rajendra Chola, penguasa Chola yang baru kembali melancarkan serangan terhadap Srilanka, yang kala itu berada di bawah naungan Sriwijaya.
76) 1019 M
Pangeran Airlangga mendirikan kerajaan Kahuripan di Jawa Timur.
77) 1020 M
Kerajaan Khmer menggempur Lavo dan Tambralingga (Melayu) .
*Maharaja Suryawarman I penguasa Khmer meminta bantuan Chola (India) , yang mengirimkan sejumlah pasukan. Armada Khmer-Chola kemungkinan besar berhasil menaklukkan kedua negeri tersebut.
*Penguasa Tambralingga (malaya) kemudian meminta bantuan Sriwijaya untuk membebaskan negerinya dari pendudukan Khmer & Chola .
*Maka pecahlah Perang Besar Tanah Genting Kra, suatu perebutan hegemoni antara dua kubu adidaya, yakni
Sriwijaya-Tambralingga VS Chola-Khmer .
*Ini sekaligus menjadi puncak permusuhan antara Sriwijaya dengan Chola (India)
78) 1021 M
Srilanka sepenuhnya takluk pada Chola, setelah pertempuran sengit antara armada Chola melawan pasukan Sriwijaya-Anuradhapura di sana/srilanka.
*Mahinda V (Raja Srilanka) tertangkap dan dipenjara.
*Pasukan Sriwijaya yang dipimpin langsung oleh Maharaja Sangrama Wijayatungga memutuskan untuk mundur kembali ke Kedah, bersama dengan sisa-sisa laskar Srilanka pimpinan Pangeran Kasyapa, putra mahkota Anuradhapura.
79) 1023 M
Sriwijaya mendirikan pemerintahan langsung di Perlak.
80) 1024 M
Chola (India) memulai invasi militer terhadap Sriwijaya, dipimpin langsung oleh Rajendra Chola.
*Sebelum menuju Sriwijaya, armada Chola terlebih dahulu menduduki kepulauan Andaman dan Nikobar. Kemudian, karena selat Malaka dijaga ketat, mereka menyerbu melalui jalur laut di bagian barat Sumatra dan selat Sunda yang sepi pengamanan. Dengan cepat, mereka menaklukkan Barus, pesisir Minangkabau dan Sunda, Lampung, Bengkulu, serta Komering. Kala itu, sebagian besar pasukan Sriwijaya tengah dikonsentrasikan di Tambralingga untuk menghadapi serbuan pasukan Khmer.
81) 1025 M
Satu persatu kota-kota di Sriwijaya diduduki / diinvasi secara besar-besaran dan mendadak oleh armada Chola.
*Berturut-turut Palembang, Bangka, Jambi, Gelanggi, Panai, Muar, Gangga Negara, hingga pusat pemerintahan Sriwijaya di Kedah takluk.
*Maharaja Sangrama Wijayatungga (bersama dengan saudarinya) yang tengah berada di Kedah ditangkap dan dibawa ke Chola sebagai tawanan perang.
*Sang Maharaja kemudian dibebaskan kembali setelah mengaku takluk pada Rajendra Chola, sementara saudarinya diambil sebagai istri oleh Rajendra Chola.
*Kerajaan Sriwijaya pun sementara menjadi bawahan Chola & Sementara Tambralingga/malaya dianeksasi oleh Khmer.
*Kahuripan mulai melancarkan ekspansi ke seluruh Bumi Jawa untuk menghapus hegemoni Sriwijaya di sana.
*Beberapa bangsawan Sriwijaya dikabarkan hijrah ke Kalimantan/borneo dan Filipina akibat invasi Chola (India), dimana mereka menjadi penguasa dari beberapa koloni Sriwijaya di sana. Salah satunya adalah kedatuan Madyaas, yang kemudian lepas menjadi negara merdeka.
*Biksu Atisha pulang kembali ke Benggala, setelah menyelesaikan pendidikan Buddha-nya dari Guru Besar Dharmakirti. Ia sendiri kemudian menjadi seorang Guru Besar yang giat menyebarkan Buddha Dharma di jazirah Bharata (India) dan Tibet.
82) 1028 M
Rajendra Chola menunjuk Sri Dewa sebagai raja baru Sriwijaya dibawah dinasti Chola, menggantikan Sangrama Wijayatungga. *Sebelumnya, armada Chola terlebih dahulu menaklukkan Lamuri (Aceh) dan Langkasuka, dua negeri Anggota/Mandala Sriwijaya terakhir di Tanah Melayu yang belum tunduk pada Chola. *Koloni-koloni Sriwijaya di Kalimantan dan Filipina kemungkinan besar melepaskan diri menjadi negara-negara merdeka.
83) 1029 M
Chola menaklukkan negeri Batak Tua di pedalaman Toba. Sama halnya dengan Maharaja Sriwijaya, penguasa Batak juga ditangkap dan menjadi tawanan perang.
84) 1030 M
Prasasti Tanjore.
*Bangsa Chola menuliskan catatan kemenangan mereka dalam mengalahkan Sriwijaya dan menguasai selat Malaka.
*Al-Biruni dari Persia mengunjungi Sriwijaya. *Kerajaan Sunda memerdekakan diri dr Sriwijaya.
85) 1035 M
Kalingga, koloni terakhir Sriwijaya di Jawa Tengah dianeksasi oleh Kahuripan.
86) 1044 M
Samara Wijayatunggawarman, adik dari Sangrama Wijayatungga yang berhasil meloloskan diri saat invasi Chola, *beliau mengkudeta Sri Dewa (wangsa chola) dan menobatkan dirinya sebagai Maharaja Sriwijaya.
*Ia memimpin kembali pemberontakan melawan kekuasaan Chola.
*Kala itu, Rajendra Chola dikabarkan tengah mengunjungi Kedah untuk memantau situasi ibukota Sriwijaya tersebut. Konon, Rajendra Chola bertemu dengan seorang putri Brahmana bernama Sundari, yang membuatnya kasmaran. Ia pun mengirim prajuritnya untuk menculik sang putri. Sang prajurit berhasil melaksanakan tugasnya setelah membunuh Brahmana Rajasundara (ayah Sundari yang berusaha melindungi putrinya tersebut)
*Mendengar berita itu, Maharaja Samara Wijayatungga mengutus Senapati Purandara untuk membunuh Maharaja Chola tersebut, dan berhasil.
*Mereka kemudian memulai serangan terhadap tiap kota di wil Sriwijaya yang masih diduduki oleh pasukan Chola.
87) 1045 M
Sriwijaya sepenuhnya merdeka dari Chola, setelah peperangan besar antara armada Sriwijaya pimpinan Purandara melawan sisa-sisa pasukan Chola.
*Sriwijaya juga merebut kembali kota Chaiya (thailand selatan) dari kekuasaan Khmer. *Maharaja Samara Wijayatungga kemudian memimpin ekspedisi ke Srilanka untuk membantu pembebasan negeri itu dari hegemoni Chola (India)
88) 1048 M
Armada Sriwijaya berhasil menguasai seluruh Srilanka.
*Maharaja Samara Wijayatungga lalu mendirikan pemerintahan langsung disana selama 5 tahun.
1053 M - Maharaja Samara Wijayatungga meninggalkan Srilanka, setelah melantik Pangeran Kasyapa sebagai Raja Anuradhapura dengan gelar Mahendra VI.
*Ia kemudian pergi ke kerajaan Pandya (yang kala itu juga berada di bawah penguasaan Chola) di daratan India Selatan, mengusir pasukan Chola di sana, dan mengangkat seorang bangsawan setempat, Sundara Pandya sebagai Raja Pandya. Kedua negeri ini pun berada di bawah naungan Sriwijaya hingga beberapa dekade ke depan.
89) 1060 M
Prasasti Madirigiri. Inskripsi berisi pujian dari Raja Mahendra VI di Sri lanka kepada Srivijaya / Maharaja Samara Wijayatungga yang telah membantu membebaskan negerinya dari penjajahan Chola.
90) 1064 M
Aji Dharmawira (Suryanarayana/Sri Tribhuana Mauli) diangkat menjadi raja negri
/ mandala Sriwijaya di kerajaan Malayu (Dharmasraya/Malayapura, Jambi-Minangkabau).
91) 1067 M
Pangeran Kulotungga (Diwakara), bangsawan berdarah Tamil-Melayu (keturunan Rajendra Chola menikah dengan putri Sriwijaya yang dinikahinya di tahun 1025) mereka mengabdi pada Sriwijaya masa kepemimpinan Maharaja Samara Wijayatungga.
*kemudian pangeran kulotungga/diwakara ini ditugasi sebagai duta besar ke Cina
92) 1068 M
Pemberontakan Kedah. Seorang pangeran Srilanka yang dipengaruhi oleh Chola menundukkan Kedah dan mengangkat dirinya sebagai penguasa. Saat itu, para pembesar Sriwijaya termasuk sang Maharaja sedang tidak berada di ibukota.
*Sriwijaya mengirim Kulotungga untuk merebut kota itu kembali, dimana ia berhasil membunuh sang pangeran penghianat Srilanka tersebut dan mengusir armada Chola, yang konon dipimpin langsung oleh penguasanya kala itu, Maharaja Wirarajendra.
93) 1070 M
Konflik perebutan tahta di Chola. Maharaja Wirarajendra wafat, meninggalkan kekosongan pemerintahan di kerajaan Chola.
*Dua orang pangeran / pewaris kerajaan chola, yakni Athirajendra dan Kulotungga (yang telah kembali dari Sriwijaya) berkonflik.
*Athirajendra muncul sebagai pemenang dan naik tahta sebagai Maharaja Chola.
*Kulotungga yang sangat berambisi menjadi raja pun menyerang ibukota Chola berkali-kali, namun selalu gagal. Ia kemudian mundur ke Srilanka, menemui Mahendra VI yang mengusulkannya untuk meminta bantuan pada Sriwijaya. *Kulotungga pun kembali ke Sriwijaya, memohon bantuan dari Maharaja Samara Wijayatungga. Sang Maharaja setuju, dan mengirimkan sejumlah pasukan pimpinan putra mahkota Sriwijaya, Pangeran Manabharana.
*Mereka mendirikan markas di Srilanka dan Pandya. Bersama dengan pasukan dari kedua negeri itu, armada Sriwijaya menggempur ibukota Chola dan berhasil menaklukkannya.
*Selama beberapa waktu, kota ini pun diduduki oleh Sriwijaya, hingga diangkatnya Kulotungga sebagai Maharaja Chola yang baru. Manabharana dan pasukannya pun memutuskan untuk kembali ke Kedah, melepaskan pengaruh Sriwijaya di daratan India.
94) 1071 M
Pangeran Wijayabahu dinobatkan sebagai penguasa Srilanka, mendirikan kerajaan Polonnaruwa setelah memindahkan ibukotanya ke tempat yang bernama sama. Ia kemungkinan melepaskan negeri itu dari hegemoni Sriwijaya.
95) 1080 M
Maharaja Samara Wijayatungga wafat. Manabharana naik tahta sebagai Maharaja Sriwijaya menggantikannya.
96) 1088 M
Perpecahan Sriwijaya. Penguasa Malayu, Dharmawira memerdekakan diri dari pemerintahan pusat Sriwijaya, yang kala itu dipercaya berada di Chaiya (Thailand Selatan) . *Dharmawira menguasai Sumatra dan kepulauan Riau.
*sementara Manabharana menguasai Semenanjung Malaya dan Tanah Genting Kra.
Kelak, kedua negeri ini lebih dikenal dengan nama Dharmasraya & Pagaruyung di Sumatera dan Tambralingga/ malayapura. Setelah ini, keduanya hidup berdampingan hingga beberapa dekade kemudian.
Abad ke-11
97) 1183 M
Kekuasaan Sriwijaya di bawah naungan kerajaan Dharmasraya maupun Pagaruyung kuno di suwarnadvipa/Sumatera. Dan Sebagian besar di Palembang Darussalam.
98) 1286 M
Ekspedisi Pamalayu oleh Singhasari dari Kertanegara (Jawa) yg bertujuan meminta dukungan dari kerajaan Darmasraya/ Bangsa Melayu Sumatera untuk basamo menghadapi serangan Mongol tahun 1293 (Menang Mengusir Invasi Mongol)
* isi prasasti Padang Roco / hadiah dari singhasari
yaitu sanjungan/menghormati , eksistensi kerjasama dengan malayu.
*hadiah tersebut dibalas oleh Raja Mauli dengan menikahkan dua putrinya , yaitu
Dara Petak dengan Raden Wijaya (anak sepupu Kartanegara) dan
Dara Jingga dengan utusan ekspedisi Pamalayu Raden Adwaya Brahman.
*Pada akhir pemerintahan Raja Mauli
Beliau mewarisi jabatannya ke cucunya yaitu Aditya Warman (kebetulan masih di Majapahit bersama gadjah mada)
*Adityawarman bertolak ke Sumatera mendirikan kerajaan baru yaitu Pagaruyung dengan merangkul kerjaan lain yang telah ada. Yaitu Kerajaan Siguntur dan Kerajaan Dharmasraya. Sumbernya dari Bambang Budi Utomo/arkeolog senior Puslit Arkenas. Hb
99) 1347
Arca Amoghapasa - Melayupura di Sumatera (Adityawarman)
14XX M Riwayat kemaharajaan Sriwijaya yang bersatu pun semakin menurun dan selanjutnya resmi berakhir di abad ke 14 Masehi.
Sriwijaya = Melayu (Bukan Melayu kalau bukan Islam/Muslim)
*beberapa abad sebelumnya agama Islam belum menyebar karena Rasulullah & Agama Islam baru lahir dihujung abad ke-6. Baru berkembang didaerah timur tengah dan sekitarnya diabad-9 dan masuk nusantara setelah abad 10 Masehi di era kekhalifahan.
*Abad 14 Masehi resmi wangsa keturunan sriwijaya/wangsa melayu memeluk ajaran Islam yang taat.
*****Srivijaya/Melayu Wangsa Syailendra di abad 14 sebenarnya bukan runtuh tapi bertransformasi menjadi penganut Islam. Begitu massiv-nya serangan dari India/ Raja Chola & Khmer (Negeri budhist & hindu) yang tadinya sahabat bilateral sampai menjadi rival yang membumi hanguskan negeri-negeri Melayu dalam sekejap tercerai-berai. Menimbulkan luka yang mendalam bagi bangsa Melayu.
Hal ini menimbulkan bara-luka bangsa Melayu dan negri-negeri melayu/ mandala-mandala yang bergabung dengan kedatuan Melayu Sriwijaya, sehingga beralih meninggalkan polytheisme (hinduism-budhist). bahkan Wangsa Syailendra/wangsa melayu yang dahulu bersatu dalam kedatuan Srivijaya beralih menjadi antipathy terhadap polytheisme sehingga keluar slogan yang sangat prinsipal bagi Melayu yaitu ' bukan lah Melayu kalau bukan islam/muslim' (revolusi theologis/akidah)
*ciri khas terbesar suatu peradaban muslim ialah mulai banyak meninggalkan hal-hal duniawi (harta, tahta, materialis & jabatan) seperti yang dilakukan Nabi, Rasul dan Para Sahabat yang berlomba-lomba memiskinkan diri, banyak mewakafkan dan mendonasikan hampir seluruh harta benda untuk kesejahteraan umat/ sebagai sacrifice terhadap Tuhan YME / agar kelak diakhirat timbangan harta pribadi tidak menjadi pemberat amal semasa hidup didunia.
*Dan banyak yang mulai melakukan pemusnahan situs-situs semacam biaro, puri dan simbol-simbol polytheisme layaknya yg dilakukan Nabi Ibrahim.
*Wangsa Sriwijaya/Wangsa Syailendra tetaplah leluhur wangsa Melayu maupun wangsa Indonesia yang sejak Abad 5 masehi sampai abad 14 pernah mempersatukan Mandala-mandalanya, suku-suku, bangsa-bangsa maritim, dan meninggalkan jejak yang sebenarnya telah mereka kubur/pendam.
*karena sriwijaya/wangsa Syailendra telah bertransformasi menjadi muslim, maka seantero Melayu pun mengikuti yang dilakukan junjungan mereka/sriwijaya secara serentak.
Yang diinginkan Srivijaya Berhasil (Mereka ingin tutup lembaran lama & tidak ingin dikenal sebagai sebuah Wangsa Melayu penganut polytheisme/budhist yang pernah ada didunia dan sejarah Melayu/islam.
kerajaan ini terlupakan dan keberadaannya baru diketahui kembali lewat publikasi tahun 1918 dari sejarawan Prancis George CÅdĆØs dari Ćcole franƧaise d'ExtrĆŖme-Orient.
---
Sumber Sejarah:
šš½: š¼šš šØšššŖš¢š”šš ššš©š šš šš©ššØ š®šš£š š¢ššØšš š¢šš£šššš ššššš£ š„šš§ššššš©šš£, šššš ššš š šššš£ šØšš šš”ššš£ š¢šš£šš¢šŖš šš£ š©šš¤š§š š®šš£š ššš§šššš šš šš£š©šš§š£šš©, š¢š¤šš¤š£ ššš¢šš š”šŖš¢š.
• ššŖš®š¦ššŖšÆš¦ šš¦š«š¢š³š¢š© šš³šŖšøšŖš«š¢šŗš¢ šš¢šš¢š® šš¦šÆšµš¶š¬ ššŖš„š¦š°:
• šš¶š®š£š¦š³ šš¶ššŖš“š¢šÆ: http://alanqasaharica.blogspot.com/.../jatuh-bangkitnya...
• šš¤š¤š°š¶šÆšµ š š°š¶šš¶š£š¦ šš¦šÆš¶ššŖš“: https://www.youtube.com/channel/UCInxmQ2FBoKC6gL71adum1A
Referensi:
- Africa from the Seventh to the Eleventh Century
- Al-'Iqd Al-Farid
- Berbagai Blog dan Situs Pecinta Sejarah
- Buku Sejarah Jambi
- Ceylon and Malaysia
- Champa: Kerajaan Kuno di Vietnam
- Early Indonesian Commerce and the Origins of Srivijaya
- Evidence for the Austronesian Voyages in the Indian Ocean
- Kitab Aja'ib al-Hind
- Kumpulan Jurnal dan Paper Sejarah
- Kumpulan Kronik Dinasti-dinasti dari Tiongkok
- Kuntala, Sriwijaya dan Suwarnabhumi
- Le Royaume de Crivijaya
- Les Inscriptions Malaises de Ćrivijaya
- Murujuz-Zahab wa Ma’adinul-Jawhar
- Navigation in the Srivijaya Period
- Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia.
- Prasasti-prasasti
- Review Article: Background To the Sri Vijaya Period (Part I-IV)
- Sejarah Nasional Indonesia
- The Indianized States of Southeast Asia
- The Phantom Voyagers
- The Rise & Fall of Southeast Asia's Empires
- Tentang Lokalisasi Sriwijaya
- Tokoh-Tokoh Melayu Yang Agung Dalam Sejarah
- Treasures of Sumatra
- Wikipedia
- Diposting 8th Sep 2017 oleh Lazardi Wong Jogja
Postingan yang sama juga terdapat di:
Baca juga: