89. PRRI di Nagari Paninggahan [2]

 Madrasah yang dirubuhkan dengan Tali




Editor: Dr. Mestika Zed, Abraham Ilyas

Permulaan Kisah

Ketika negara tak sesuai cita cita
Pecahlah kongsi Soekarno Hatta
Jakarta banyak ditimbun harta
Rakyat daerah sangat menderita

17 April lima delapan
Kota Padang selesai ditaklukkan
Hanya sedikit ada perlawanan
Tiada perang seperti dikirakan

Padang direbut diikuti Bukittinggi
PRRI mundur ke semua nagari
Penduduk menerima sangat simpati
Disediakan rumah tempat mengungsi

Nagari Paninggahan termasuk pilihan
Lokasi strategis tempat bertahan
Banyak kisah perlu dikisahkan
Hikmah pedoman anak kemenakan




Di Paninggahan bermarkas pasukan
Dibawah pimpinan Sjarif Usman
Veteran perang zaman kemerdekaan
Dia ditunjuk sebagai komandan

Menjadi tentara tidak digaji
Hanya niat hendak berbakti
Kepada ranah ibu pertiwi
Rakyat mendukung sepenuh hati

Setelah Solok dikuasai APRI
Pusat bersiap untuk operasi
Pos dibuat di pasar Sumani
PRRI berjaga di jorong Lasi

Untuk menuju rimba raya
Dari Sulik Aie melewati Saniangbaka
Simpang Tiga harus dijaga
Agar pejuang tidak leluasa

Rimba raya terus ke Padang
Jalan pintas di kala perang
Kini telah dilupakan orang
Karena tidak dilalui pedagang

Pertempuran pertama yang terjadi
Masih diingat sampai kini
Antara Pusat dengan PRRI
Serdadu muncul dari Sumani

19-60 pertengahan tahun
APRI menyusun sebuah kekuatan
Untuk menyerang nagari Paninggahan
Pertempuran sengit tidak terelakkan

Di Lawang jorong Subarang
Jalan sepi suasana lengang
Saat subuh berangsur terang
Terjadi pertempuran yang agak seimbang

Tentara Pusat muncul dari Saningbaka
Bersenjata lengkap bertopi baja
Berjawah tegang selalu curiga
Berpakaian loreng bewarna warna

Naik truk dan berjalan kaki
Jumlah banyak dua kompi
Mortir ditembakkan berkali kali
Bom meletus keras sekali

Malang tak bisa ditolak
Mujur tidak mungkin sekehendak
Kamandan kompi mati tertembak
Prajurit marah berteriak teriak

Kita harus menuntut balas
Pemimpin pasukan telah tewas
Kematian ini tidak pantas
Musuh perlu wajib dilibas

Untuk membalas rasa dendam
APRI beroperasi diam diam
Masuk hutan ketika malam
Lalu mengintai berjam jam

Bagi pejuang di rimba hutan
Lakasi persembunyian terasa aman
Sifat waspada sering dilupakan
Di situ terjadi celaka badan

Sersan Yance bernasib malang
Pemuda Ambon yang rajin sembahyang
Menerima takdir bernasib malang
Ditembak Apri dari belakang

Sudah kehendak Yang di Atas
Yance tertembak langsung tewas
Ada jasanya yang sangat jelas
Perlu dihargai secara pantas

Perlu dihargai diberi acungan
Yance berpikir masalah kelangsungan
Bidang pendidikan jadi usungan
Dia merintis Sekolah Penampungan
 ____________________________________

Disalin dari: http://prri.nagari.or.id/paninggahan.php


Tidak ada komentar:

Posting Komentar