PRRI: Di Nagari Manggopoh [8]
Disalin dari: http://prri.nagari.or.id/manggopoh.php
Historia vero testis temporum = sejarah adalah saksi zaman
Lux veritatis = sinar kebenaran
Vita memoriae = kenangan hidup
Magistra vitae = guru kehidupan
Nuntia vetustatis = pesan dari masa silam
P.R.R.I di nagari Manggopoh
Naskah asli oleh : Deka Maita Sa
Diedit ulang tg. 20 - 9 - 2012 oleh : DR. Mestika Zed, Abraham Ilyas, Drg.
H. Korban berjatuhan pada rakyat sipil
Wali Perang Datuk Rangkayo Hitam
Beliau mengingatkan ajaran Islam
Masyarakat jangan menyimpan dendam
Semua sengketa diakhiri salam
Kewajiban pemimpin sejak dahulu
Pemuka masyarakat, para Pangulu
Tempat bertanya, tempat mengadu
Kemenakan dibimbing, anak dipangku
Sahabuddin Datuk Rangkayo Hitam
Ibarat pelita di tempat yang kelam
Sumber informasi bagi yang awam
Karena masyarakat banyak tak paham
Sahabuddin menjabat wali nagari
Sebagai sumber bermacam informasi
Guna mendukung perjuangan PRRI
Menyelamatkan negara, membela nagari
Bukan karena hambatan musim
Informasi belum menjadi sistim
Sarana komunikasi sangat minim
Kabar berita sulit dikirim
Sebagai Wali punya kewajiban
Mengatur nagari dan anak kamanakan
Agar bersatu tidak terceraikan
Ibarat sapulidi, satu ikatan
Dalam situasi perang saudara
Dendam lama sangat berbahaya
Bisa terjadi kehilangan nyawa
Masalah kecil besar akibatnya
Saat perang kerap terjadi
Dendam lama dan sakit hati
Termasuk urusan masalah pribadi
Akibatnya fatal ngeri sekali
Kejadiaan si Akuik mati ditembak
Dia salah mengikuti kehendak
Janda gerilyawan yang dia ajak
Dijadikan isteri menurut syarak
Walaupun syah menurut aturan
Hukum perang tiada kepastian
Yang lemah langsung ditelan
Yang kuat berlantas angan
Kisah cinta membawa getir
Kini menjadi buah bibir
Jasad si Akuik ditimbun pasir
Di tepi sungai tenang mengalir
Saat menunggu pondok di ladang
Di tempat sepi keadaannya lengang
Mak Cangkuah ditimpa malang
Anak beranak dibunuh orang
Walau Cangkuah tidak terlibat
Mendukung PRRI ataupun Pusat
Nasib sial tetap mendekat
Begitulah derita menimpa rakyat
Kejahatan perang perlu didaftar
Dangau Mak Cangkuah juga dibakar
Mencari pelaku sangatlah sukar
Sampai kini tak pernah terbongkar
Agar gerilyawan segera kembali
Isteri disuruh membujuk suami
Rumah diberi bertanda kali
Nama dituliskan jelas sekali
Nama ditulis di dinding rumah
Hurufnya hitam atau merah
Tanda keluarga ada yang bersalah
Menjadi pemberontak melawan pemerintah
Isteri juga wajib melapor
Sekali seminggu datang ke kantor
Ini bukan cerita rumor
Begitulah Soekarno menebar teror
Oleh tentara berwajah seram
Pertanyaan diberikan macam macam
Di mana suami kini berdiam
Apakah pernah pulang malam
Di book istilah dari penguasa
Maksudnya isteri dijadikan sandera
Ketika malam nginap di pos jaga
Setelah pagi kembali ke keluarga
Peraturan kejam, aneh sekali
Perbuatan cemo di adat nagari
Perempuan tidur di dalam tangsi
Bayi di rumah ditinggal sepi
Karena suami belum tertangkap
Di Pos tentara isteri menginap
Tidur kedinginan di kamar gelap
Sering menangis disertai ratap
Ini kejahatan luar biasa
Rezim Soekarno punya dosa
Adat nagari mereka perkosa
Perlu diingat anak bangsa
Datuk Soda meninggalkan pesan
Untuk diingat anak kemenakan
Dosa Soekarno bisa dimaafkan
Kesalahan rezim tak boleh dilupakan
___________________________________________
Disalin dari: http://prri.nagari.or.id/manggopoh.php