Gambar: Suryadi Sunuri |
Orang Minang merupakan yang paling benci dengan komunis dan menurut salah satu survey, orang Minang paling percaya dengan kabar kebangkitan Komunis di Indonesia. Kenapa demikian?
Salah satu pertanyaan mencemooh yang diberikan ialah "Bukankah beberapa orang pendiri bangsa penganut komunis berasal dari Minangkabau?"
Ya, sebut sahaja Ibrahim Dt. Tan Malaka atau dikenal dengan nama Tan Malaka. Beliau merupakan salah satu orang penting di Partai Komunis Indonesia pada masa kolonial, tepatnya sebelum Pemberontakan Komunis 1926. Kita tak dapat pungkiri itu memang benar, namun tahukah tuan kalau Tan Malaka pernah berujar:
Di hadapan Tuhan saya Islam se Islam Islamnya - Di hadapan Kapitalis saya Marxis Marxisnya.
Tan Malaka seorang muslim dan masih percaya kepada Allah sebagai tuhan dan Muhammad sebagai rasul. Dan Tan Malaka bukanlah satu-satunya orang Islam yang masih percaya kepada Allah SWT yang bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Sebut sahaja H. Dt. Batuah yang konon kabarnya guru sekolah Thawalib itu. Ia mengarang sebuah buku kecil yang dijuluki "Buku Merah" yang menjadi salah satu pegangan kader PKI masa kolonial.
Kemudian mereka juga berteriak "Bukankah di sekolah-sekolah agama di Padang Panjang pada masa dahulu, komunis itu diajarkan?"
Benar, kita semua tahu itu. Bahkan murid-murid Thawalib membuat sebuah klub yang kalau tiada salah bernama Debating Club.
Terkait ketertarikan orang Minang pada masa lalu terhadap Komunis, baik kita pelajari baik-baik. Salag satu pantangan dalam Ilmu Sejarah ialah memandang masa lalu dari perspektif masa kini.
Pada masa kolonial, orang Minangkabau sangatlah bencinya kepada pemerintah yang berkuasa masa itu. Kurang lebih fenomena itu kembali berulang dimasa sekarang, seperti kata ungkapan sejarah kembali terulang. Dan faham Komunis merupakan salah satu faham yang memiliki kesamaan dengan perasaan yang dirasakan orang Minangkabau masa itu, selain itu faham ini memiliki banyak kesamaan dengan Syari'at Islam yang menjadi panduan utama orang Minangkabau. Sehingga Komunisme dapat diterima dengan cepat di Minangkabau. Komunis itu ialah yang menganut Sosialis, dan sosialis sendiri sudah ada dalam ajaran Islam sebelum Karl Marx mencetuskannya.
"Bersesuaian dengan Islam bagaimana?" tanya tuan
Harap tuan bedakan antara Komunis, Sosialis, dan Ateis.Ada Komunis yang Sosialis itulah Tan Malaka dan H.Dt. Batuah. Ada Komunis yang Ateis sahaja dan ada pula yang ketiganya. Dan bedakan pula antara Komunisme dengan Komunisme Internasional.
Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. Sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme". (Selengkapnya DISINI)
Sosialisme adalah sebuah ideologi, dan kepemilikan kolektif adalah cara hidup terbaik. Sosialisme tidak menyetujui kepemilikan pribadi karena membuat orang menjadi egois dan merusak harmoni alam masyarakat. (Selengkapnya klik DISINI)
Ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak memercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi ataupun penolakan terhadap teisme. Dalam pengertian yang paling luas, ia adalah ketiadaan kepercayaan pada keberadaan dewa atau Tuhan.(Selengkapnya klik DISINI)
Setelah mengetahui ketiga konsep di atas maka kita tentu faham, Komunis yang seperti apakah yang diterima oleh orang Minangkabau pada permulaan abad ke-20 yang silam, dan kenapa faham tersebut banyak diterima dan diajarkan di sekolah-sekolah agama ketika itu. Mereka mengajarkan Komunis-Sosialis bukan Ateis.
Latar belakang masyarakat Minangkabau yang Islamis dan Egaliter juga berpengaruh karena terdapat kesamaan antara Komunis-Sosialis dengan jiwa dan kehidupan masyarakat Minangkabau.
Namun pada masa-masa kemudian terjadi perubahan. Kegagalan Pemberontakan 1926 telah menyebabkan penganut Komunis-Sosialis tersingkir dan digantikan oleh Komunis-Ateis yang banyak dianut di Pulau Seberang. Tan Malaka dan kawan-kawan beliau dijadikan kambung hitam atas kegagalan Pemberontakan 1926 di Sumatera. Akibatnya Tan Malaka terpaksa melarikan diri hidup melalang buana di luar negeri. Dan kami yakin tuan sudah faham tersehornya kisah melalang buana beliau ini.
Kembali ke Indonesia Tan Malaka tak bergabung dengan PKI karena telah dikuasai para Leninisme yang Anti Tuhan (Ateis). Beliau membentuk partai baru yang bernama Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Partai Murba).
Dan kita sama-sama tahu bagaimana perkembangan partai ini kemudiannya dan bagaimana aksi kekejaman mereka yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata pada masa 1958-1961 (PRRI) dan masa-masa sesudahnya hingga mereka berontak lagi pada tahun 1965.
Baca juga:
1. Survei SMRC: Orang Minang Paling Percaya Isu Kebangkitan PKI - Haluan Padang (harianhaluan.com)
2. Komunisme
3. Ideologi Sosialis di Indonesia
4. Muhammad mengajarkan sosialisme jauh sebelum Karl Marx
5. Ateis
6. Tarikh PRRI