Ilustrasi Gambar: travel kompas |
Pembunuhan Jayanegara di tahun 1328M mengakibatkan krisis di Majapahit dilakukan oleh seorang Dharmaputra. kecurigaan Majapahit mengarah ke timur, satu- satunya daerah di Jawa yang menolak tunduk kepada Majapahit. , selain itu Keluarga Arya Wiraraja memiliki sejarah panjang tidak akur dengan Majapahit. Hal ini berlanjut dengan penaklukkan Sadeng dan Keta di ujung timur pulau jawa pada tahun 1331M. Ketika itu yang menjadi mahapatih adalah Arya Tadah, Ia menjanjikan kepada Gajah Mada, sepulang dari penaklukkan Sadeng dia akan diangkat menjadi Patih, bukan Mahapatih.
Pada saat itu, Gajah Mada sendiri telah menjadi patih Daha. Alangkah kecewanya Gajah Mada, karena Kembar mendahuluinya mengepung Sadeng. Untuk menghindari sengketa antara Gajah Mada dan Kembar, Ratu Tribhuana Tunggadewi bersama Adityawarman datang sendiri ke Sadeng membawa Pasukan inti Majapahit. Kemenangan atas Sadeng tercatat atas nama Sang Rani sendiri. Semua yang berpartisipasi dalam penaklukan Sadeng dinaikkan pangkatnya. Gajah Mada mendapat gelar Angabehi, dan Kembar dinaikkan sebagai Bekel araraman.
Setelah Arya Tadah mengundurkan diri, Gajahmada yang baru naik menjadi Mahapatih patih Majapahit saat itu menjadikan Nagari Dompo (Sumbawa) sebagai salah satu target penaklukan Majapahit. Gajahmada pun mengucapkan sumpahnya yang terkenal, 'Sumpah Palapa', dimana Dompu turut serta disebut sebut. Gajah Mada melaksanakan politik perluasan pengaruh Majapahit selama 21 tahun, yakni antara tahun 1336 sampai 1357M. Isi program politik ialah menundukkan negara-negara di luar wilayah Majapahit. Menurut Slamet Muljana dalam Tafsir Sejarah Nagarakretagama, sumpah Gajah Mada itu menimbulkan kegemparan. Para petinggi kerajaan seperti Ra Kembar, Ra Banyak, Jabung Tarewes, dan Lembu Peteng menanggapinya dengan negatif. Tindakan mereka membuat Gajah Mada sangat marah karena ditertawakan.
Menurut Muhammad Yamin dalam 'Gajah Mada: Pahlawan Pemersatu Nusantara'. Gajah Mada pun meninggalkan paseban dan terus pergi menghadap Rani Tribhuana Tunggadewi. Ia sangat berkecil hati karena dapat rintangan dari Kembar. Arya Tadah memang pernah berjanji akan memberi bantuan dalam segala kesulitan kepada Gajah Mada. Namun, menurut Slamet Muljana, Arya Tadah sebenarnya juga ikut menertawakan program politik Gajah Mada itu karena pada hakikatnya, Arya Tadah alias Pu Krewes tidak rela melihat Gajah Mada menjadi Mahapatih Amangkubumi sebagai penggantinya.
Menurut Agus Aris Munandar tujuan Majapahit menaklukan kerajaan-kerajaan itu ialah guna membendung pengaruh Kekaisaran Cina. Majapahit mendapatkan informasi bahwa ada pergerakan Cina ke wilayah-wilayah Nusantara. Untuk menghambat laju pengaruh Cina di seluruh wilayah nusantara. Untuk itu kerajaan-kerajaan itu harus dikuasai terlebih dahulu oleh Majapahit. Alasan lain penyerangan Majapahit ke Dompo adalah untuk menguasai kekayaan alamnya. Majapahit ketika itu terlibat langsung di dalam perdagangan dengan kerajaan-kerajaan di Asia daratan. Selain bertindak sebagai makelar, Majapahit juga mencari bahan baku atau kekayaan alam seperti kayu Cendana untuk dijual sendiri guna meningkatkan kekuatan bisnisnya. Dompo adalah penghasil beras, mutiara, dan kayu sepang. Selian itu Dompo sebagai pintu masuk menuju Nusa Cendana dahulu sebagai pusat pengepul kayu cendana.
Ambisi berkuasa Majapahit akhirnya dilaksanakan dengan ekspansi besar-besaran ke berbagai kerajaan di nusantara.
Setelah terlebih dahulu menundukan Bali dan Lombok (1343M) kemudian ekspansi Majapahit dilanjutkan ke timur sampai di Dompu. Serangan pertama dilakukan pada tahun 1344. Pada saat itu Gajah Mada mengutus Ki Pasung Grigis Mahamentri Bali memimpin Armada Majapahit. Konon terjadi perang tanding antara Ki Pasung Grigis dengan Raja Sumbawa Dadela Natha berakhir dengan keduanya gugur di gelanggang. Pada serangan pertama ini sepertinya tidak berhasil.
Pada serangan kedua yang berujung takluknya Kerajaan Dompo (Sumbawa) terjadi pada tahun 1357M. Menurut Serat Pararaton, pada serangan kedua ini Majapahit dipimoin oleh Pu Nala dengan didatangkan pasukan tambahan dari Bali di bawah Panglima Soka. Setelah itu dikirim ratu Sri Dewi kepakisan untuk menjadi Raja Sumbawa. Butuh waktu 13 tahun bagi majapahit untuk menaklukkan Dompu, dalam hal ini Sumbawa bukanlah kerajaan kecil yang mudah ditaklukkan. Dalam silsilah raja raja Bima, pada saat itu Sumbawa diperintah oleh Matra Indra Tarati (memerintah 1357-1370M). Ia memiliki permaisuri seorang putri dari Kerajaan Jawa (Majapahit). Pasangan ini melahirkan 3 orang anak yang dibesarkan, di didik dan mengabdi di Kerajaan Jawa (Majapahit).
Setelahnya Sumbawa diperintah oleh putranya Manggampo Jawa. (memerintah 1370-1400M). Sepeninggal Ayahnya, Manggampo Jawa yang dibesarkan di lingkungan Istana Majapahit kembali ke Bima, dan memilih menjadi raja di Bima (menggantikan ayahnya) ketimbang terlibat kemelut di tanah jawa, ia membawa serta seorang juru tulis istana yang bergelar Ajar Panuli . Manggampo Jawa kemudian digantikan oleh adik perempuannya yang bernama Ratna Lila yang berkuasa selama 10 tahun. Pada masa ini Bima bersama Majapahit melakukan ekpedisi militer ke timur dan menguasai Sumba, Flores hingga Solor. Ia digantikan oleh adik nya Indra Luka, pada tahun 1410M.