Singkap hubungan PATTANI dengan MINANGKABAU dari sisi sub.budaya Linguistik/bahasa nan berakar dari ADAT BUDAYA nan lah tertanam yang di bawa dek masyrakat MINANGKABAU ke TANAH SIAM/SUKOTHAI di maso kerajaan2 dulu ( di sakitar abad 5 M ) !
-----------------------------------------------------------------------
SUMBER :
Madah: Jurnal Bahasa dan Sastra ISSN 2580-9717
Vol. 11, No. 1, April 2020, hlm. 43—56 43
Hubungan Kekerabatan Bahasa Melayu Patani dengan Bahasa Minangkabau
The Relationship between Patani Malay Language with Minangkabau Language
Muhammad-Alee Nalee1, Nadra2, Muhammad Yusdi3
1Program Studi S2 Linguistik, Universitas Andalas, Jl. Limau Manis, Kecamatan Pauh, Padang
Email: muhammadalee.nalee@gmail.com
2Program Studi S2 Linguistik, Universitas Andalas, Jl. Limau Manis, Kecamatan Pauh, Padang
Email: nadra@hum.unand.ac.id
3Program Studi S2 Linguistik, Universitas Andalas, Jl. Limau Manis, Kecamatan Pauh, Padang
Email: muhammad_yusdi@gmail.com
INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK
Riwayat Artikel
Diterima: 24 Februari 2020
Direvisi: 9 April 2020
Disetujui: 24 April 2020
Abstract
This research on Patani Malay and Minangkabau languages was
aimed at finding out the kinship relationship and the separation
time of the two languages. It is a quantitative descriptive research
applying a lexicostatistic technique. Its instrument is Morris
Swadesh's basic list of 200 words. Based on data analysis of 200
words, only 196 words are taken into account and the rest of them,
four words, are not. Among these 196 words, 128 words have kinship
and 68 others do not. The percentage level of kinship between these
two languages is 65%. The results of the study show that the two
languages began to separate from 0.994—0.888 years ago or
around 1025—1135 AD before present year (2019). Then, it can be
concluded that the two languages have the kinship relationship is in
a family classification and they were separated between 5 – 25
centuries ago.
Abstrak
Penelitian ini adalah penelitian bahasa Melayu Patani dan bahasa
Minangkabau dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
kekerabatan serta waktu pisah kedua bahasa tersebut. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menerapkan
teknik leksikostatistik. Instrumen penelitian ini merupakan 200
kata dasar Morris Swadesh. Berdasarkan analisis data 200 kata
ditemukan 4 kata yang tidak diperhitungkan sehingga kosakata
yang diperhitungkan total sebanyak 196 kata. Dari 196 kata
tersebut terdapat 128 kata yang berkerabat dan 68 kata yang tidak
berkerabat. Adapun tingkat persentase kekerabatan kedua bahasa
ini adalah sebesar 65%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kedua bahasa ini mulai berpisah antara 0.994–0.888 tahun yang
lalu atau sekitar tahun 1025–1135 M dihitung dari waktu sekarang
(2019). Berdasarkan hasil analisis ini, dapat disimpulkan bahwa
kedua bahasa ini memiliki hubungan kekerabatan dalam
klasifikasi keluarga (family) serta memiliki waktu pisah antara 5–
25 abad yang lalu.
Keywords
kinship,
Patani Malay language,
Minangkabau language,
lexicostatistics
Kata Kunci
kekerabatan,
bahasa Melayu Patani,
bahasa Minangkabau,
leksikostatistik
Sila berbagi info sejarah kaitan MINANGKABAU/ALAM MELAYU dengan PATTANI THAILAN SELATAN khususnya dan KELANTAN di MALAYSIA !!!
SINGGALANG NEWS :
Wilayah Minangkabau Sampai ke Thailand
Oleh : Musriadi Musanif, S.Th.I
Terdapat banyak kesamaan antara Tanah Datar dengan Kelantan (Malaysia) dan Pattani (Thailand), terutama bila disorot dari aspek kajian sejarah kemelayuan Nusantara dan Semenanjung Malaya. Warisan tradisi masa lalu itu, perlu terus dipelihara dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemajuan negeri.
Demikian pokok-pokok pikiran yang diutarakan Raja Tengku Putri Anis Seri Ratu Putri Saadong VII dari Kelantan, Senin (6/2), saat berdialog dengan Wakil Bupati Tanah Datar H. Hendri Arnis, Kepala Dinas Budya Pariwisata Pemuda dan Olahraga Alfian Jamrah, Kepala Dinas Pendidikan Darisman, Ketua LKKAM Tanah Datar Z. Dt. Rajo Putih, Asisten Setdakab Ucu Bunyamin, Kabag Humas Setdakab Desrizal, Budi Istiawan dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Batusangkar dan sejumlah undangan lainnya, di Gedung Indo Jolito Batusangkar.
Sementara rombongan dari Kerajaan Kelantan dan Kerajaan Melayu Pattani (Thailand) terdiri dari Putri Anis, Koh Choom Ge, Koh Ah Poh, Chua Eh Ping, Kho Lian Ping, Raja Fauziah Binti Syed Yaacob (ibunda Putri Anis), dan Jenifer See Bee Won.
“Ini merupakan kunjungan ketiga saya ke Tanah Datar. Saya telah melakukan penelitian ke 51 negara di dunia untuk mendapatkan fakta-fakta sejarah kebesaran dunia Melayu, termasuk di antaranya hubungan antara kerajaan-kerajaan Melayu di Nusantara dengan kerajaan-kerajaan Melayu di Malaysia, Thailand hingga ke India, Cina dan Arab,” ucapnya.
Berbicara soal tujuan utama kunjungannya kali ini ke Tanah Datar, Putri Anis menyebut, dia bersama rombongan ingin menelusuri lebih jauh silsilah hubungan antara dirinya selaku putri Kerajaan Kelantan dengan Minangkabu, kendati dia sendiri mengaku memiliki pertalian darah dengan Kerajaan Melayu Aceh. Bersamaan dengan itu, Putri Anis juga ingin menelusuri lebih jauh tentang hubungan Kerajaan Minangkabau dengan Kerajaan Melayu Pattani di Thailand.
“Pattani adalah sebuah kerajaan yang kukuh, kendati kini sudah tidak ada lagi. Kerajaan Melayu Pattani pasti tidak akan ada tanpa Minangkabau. Datuk Mahkota yang menjadi pemuka di Pattani, menjadi salah seorang bukti, para pemuka Pattani berasal dari Minangkabau,” kata putri kerajaan yang baru berusia 26 tahun, namun telah lebih sepuluh tahun melakukan penelitian-penelitian sejarah kemelayuan.
Arkeolog dari BP3 Batusangkar, Budi Istiawan, pada kesempatan itu menyatakan, pada dasarnya hubungan kerajaan-kerajaan Melayu di nusantara dan semananjung Malaya sangat erat. Namun tidak mudah untuk melakukan kajian sejarahnya secara mendetail.
“Masalahnya, pengkajian kesejarahan di Minangkabau ini belum konsisten. Di satu sisi, kajian sejarah harus dilakukan berdasarkan fakta-fakta sejarah, sementara di sisi lain, peranan tambo tidak bisa pula dipisahkan. Menurut tambo, wilayah Minangkabau itu memang sampai ke Pattani,” ucapnya.
Wakil Bupati H. Hendri Arnis dalam sambutannya mengharap, kunjungan delegasi dari Kelantan dan Pattani kali ini diharap bisa memberi manfaat sebesar-besarnya bagi peningkatan hubungan negeri-negeri bersaudara.
“Ini merupakan kehormatan bagi Tanah Datar. Semoga bisa memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kemajuan daerah, terutama untuk meningkatkan kerjasama di bidang kebudayaan. Thailand dan Tanah Datar sama-sama memiliki warisan kejayaan masa lalu yang luar biasa,” sebutnya.(Musriadi Musanif, Harian Umum Singgalang)
-----------------------------------------------------------------------
SELAMO NI KEHILANGAN !!!
Tulisan & Foto: FB Rokie Piliang Sani
Like & Follow: Bukit Tinggi Salingka Agam Heritage