Ilustrasi Gambar: https://www.pulsk.com |
Ada yang bilang suku Ocu berasal dari Sumatera Barat dan masih bagian dari suku Minangkabau, pendapat tersebut juga sejalan
dengan yg dikatakan tambo tentang perpindahan Rombongan dari [Luhak] Limo Puluah Koto ke Kampar, Di perkuat juga dengan kemiripan budaya, adat
istiadat, bahasa, struktur pemerintahan dan gaya bangunan [dimana] memiliki
kemiripan dengan budaya [Minangkabau] di Sumatera Barat. Selain itu dalam menurut Tambo
Minangkabau wilayah Kampar merupakan bagian dari wilayah Minangkabau.
Beberapa sumber juga menyebutkan kalau suku Ocu menganut sistem
kekerabatan matrilineal seperti suku Minangkabau. Namun tidak ada
satupun anak-anak keturunan Ocu yang mau disebut sebagai suku
Minangkabau. Tapi apabila di tanya kepada orang Ocu sendiri dari mana
asal nenek moyang mereka, tak didapati jawaban yang detil.
Bahasa Ocu mirip dengan campuran bahasa masyarakat Payakumbuh dengan masyarakat Pariaman, seperti sebutan 'Urang' di kampar di sebut 'Ughang'.
Sebagaimana halnya Minangkabau, masyarakat Kampar menganut sistem adat
yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau
matrilineal, dengan budayanya yang sangat kuat diwarnai ajaran agama
Islam yakni Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah (Adat
bersendikan hukum, hukum bersendikan Al-Qur'an) yang berarti adat
berlandaskan ajaran Islam.
Di Riau, orang Kampar dikenal sebagai
suku pedagang dan perantau. Mereka bisa ditemukan di sebagian besar
daerah Riau, seperti Siak, Bengkalis, Ujung Batu, Pelalawan, Selat
Panjang dan lain lain. Selain itu orang Kampar banyak bermukim di Malaysia seperti
Kuantan (Pahang), Sabak Bernam, Teluk Intan. Bahkan menjadi nama daerah
dan sungai di Malaysia yang konon karena banyak warga Kampar yang dulu
berdagang di sepanjang sungai tersebut.
Ocu berasal dari kata
Ongsu berarti bungsu atau anak yang terakhir. Dalam bahasa setempat,
tiap urutan anak memiliki sebutannya sendiri. Anak pertama oleh
saudara-saudaranya dipanggil dengan sebutan Uwo (berasal dari kata Tuo
artinya Tua, yang paling tua).
Anak kedua dipanggil oleh
adik-adiknya dengan kata Ongah, yang berasal dari kata Tongah, artinya
anak yang paling tengah.
Sedangkan anak yang ketiga dipanggil oleh
adik-adiknya dengan nama Udo, yang berasal dari kata Mudo artinya yang
paling muda.
Anak yang keempat baik laki-laki maupun perempuan,
juga dipanggil dengan Ocu.
Anak ke lima dan seterusnya juga berhak untuk
disapa dengan Ocu.
Selain dalam struktur kekeluargaan, kata Ocu
ini digunakan sebagai sapaan bagi anak-anak yang lebih muda kepada
teman, kerabat dan sanak keluarga. Seperti anak muda kepada laki-laki
yang lebih tua daripada dirinya.
Persukuan yang ada dalam
masyarakat Kampar beberapa di antaranya Domo, Malayu, Piliong/Piliang,
Mandailiong, Putopang, Caniago, Kampai, dan Bendang., mirip suku yg ada
di Minangkabau. Namun walaupun mirip, orang Ocu tak mau di sebut
keturunan minang. Bahkan di berbagai blog yg di tulis oleh orang Ocu
sendiri membantah kalau mereka adalah keturunan Minangkabau. Namun orang Ocu sendiri tak bisa menjelaskan asal mula nenek moyang mereka.
(Rfnsi: seisarik.blogspot.com, kabarantau.com, minangkab.blogspot.com, catt: boy paskand, wikipedia, pustaka-arsip.kamparkab.go.id, foto: wiki commons)
_____________________
Disalin dari kiriman facebook Halaman Barito Minang
Diterbitkan pada 23 April