EMAS FIRAUN DI RUMAH SAKIT KU TEMUI

Ilustrasi Gambar: https://www.neweurope.eu

Berawal pada tengah malam pukul 01:00 WIB dini hari pada hari Selasa tanggal 12 Mei 2020, dengan keadaan setengah sadar aku di larikan ke salah satu rumah sakit di kota di Sumatera Timur. Dengan jarum infus dan obat suntikan, keadaan sakit mulai berkurang dan berangsur sedikit demi sedikit. 

Pada esok pagi harinya, berbaring seorang pasien yang akan dioperasi dengan luka pada bagian kepalanya. Dengan adanya peraturan Covid 19 ini, tidak sembarangan pengunjung dapat melihat pasien yang akan dijenguk. Ketika pasien tetanggaku telah selesai dioperasi dan bius masih bereaksi datanglah salah seorang mengunjunginya. Yang mengakuinya sebagai teman atau rekan kerja. 

Walau belum sempat berkenalan dengan pasien dan keluargnya ataupun yang sedang mengunjunginya, aku memulai membuka pembicaraan. "Saudaranya ya tuan? " sapaku. 


"Bukan tuan, awak kawannya. Awak masuk tadi harus izin dahulu, tak bisa sembarangan masuk sekarang ini sejak Covid 19 ni." jawabnya.

"Benar tuan, kami sahaja yang dirawat semua wajib tes Covid. Awak tadi pagi diambil darah untuk tes Covid, dan bayar."

"Mengapa bayar pulak?" tanya beliau kepadaku, 

"Katanya demikian prosedur dan aturan." jawabku.

"Aneh, sudahlah kita sakit, bayar lagi, apakah tuan tidak pakai asuransi?"

"Pakai" jawabku "Katanya diluar asuransi."

Lalu ia berkata "Anehnya inilah, sudah asuransi naik, kita bayar lagi, Dana Covid sudah ditetapkan oleh pemerintah. kemana tu dana? coba tuan bayangkan, kalau semua yang sakit bayar tes Covid, berapa tu dalam sehari yang sakit seluruh republik ini? Kalau orang sehat yang pengen tes Covid, wajar bayar, ini yang sakit! gilak! uang masuk lagi tu yang bisa dikorupsi. " (dengan suara yang agak keras sehingga para pasien di dekat kamipun terasa terganggu). 

"Makin hancur negeri ini. Kalau semua bayar Rp. 300 rb x yang sakit 1000 orang sehari seluruh Indonesia, dah berapa sehari tu Rp.300.000.000 kan? nanti uangnya kemana tu? Memanglah, gak betul kurasa bah." (sembari nada agak kesal diwajahnya).

"Wajar saja Tuhan terus memberikan azab kepada manusia ni karena sering kali menindas orang. Perekonomian semakin hancur, kebijakan diambil macam orang yang berimimpi atau mengigau."

"Iya tuan.." sela ku agar pembicaraan segera dia akhiri, sebab aku tak mau pasien yg lain terusik. 

Selang tak berapa lama suster datang menghampiriku untuk memindahkan ku keruangan lain. Setibanya aku diruangan lain, hanya aku sendiri dalam kamar pasiennya. Ditemani dengan 1 tempat tidur lain yang kosong. Ku ambil remot dan kunyalakan TV.

Pening dengan berita-berita yang ada ku tonton, akhirnya aku beralih ke film anak-anak, dan dapatlah film kartun kisah tentang cerita Nabi. Kebetulan kisah itu adalah Nabi Musa AS. Ternyata asik juga melihat film anak-anak apalagi ceritanya menarik. 

Selesai film akupun termenung. Benar tu lah kisahnya, dulu aku mendapatkannya dari guruku. Dan juga dari buku sejarah nabi yang kubaca. Bahwa Fira'un jatuh bangkrut sebelum ditenggalamkan oleh Allah SWT. Krisis ekonomi terjadi, seluruh kekayaannya habis, begitu juga para konglemerat pengikutnya akibat krisis yang terjadi, bahkan tidak sedikitpun emas yang tersisa di kas Fira'un untuk menggaji para prajuritnya.

Hal ini terjadi setelah ia membangkang kepada Nabi Musa AS. Dan sering berjanji kepada Nabi Musa, bahwa akan membebaskan para budak, akan mensejahterakan orang miskin, dan lain-lain. Begitu Nabi Musa dan Harun AS datang untuk menagih janji, malah penghinaan yang diterima oleh kedua utusan Allah SWT ini. Yang pada akhirnya bukan hanya krisis ekonomi yang terjadi, kehancuran yang nyata dengan habisnya seluruh orang yg zalim.

Aku merenung; bahayanya ketika kita berjanji ini itu tapi kita pungkiri, dilanjuti dengan kebijakan-kebijakan zalim yang kita buat, maka kehancuran akan datang sebagaimana kebohongan Firaun dan kezalimannya dahulu. 

Ya Allah...jangan sampai ini terjadi di negeri orang-orang yang banyak menyembahMU (doa ku dalam hati)

*Ust ARS*
Medan 15 Mei 2020

__________________________

Disalin dari kiriman facebook Muhammad Ahda
Pada 15 Mei 2020 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar