Kisah anak nagari Sitalang yang berjuang membela PRRI
Dikarang oleh: H. Bustanuddin, Abraham Ilyas, Noor Indones St. Sati
Diedit html oleh: H. si Am Dt. Soda
Diedit html oleh: H. si Am Dt. Soda
Disalin dari: http://prri.nagari.or.id/sitalang.php
Sumber Gambar: https://covesia.com |
Mat Asan bujang pilihan
Tinggal di Sitalang tiada bosan
Terlalu banyak meninggalkan kesan
Bagi anak cucu jadikan teladan
Asan rajin dan sangat pintar
Guru heran ketika mengajar
Semua pertanyaan dijawab lancar
Dengan kawan senang kelakar
Bila guru menghitung salah
Asan langsung siap menyanggah
Kalau timbul ricuh dan telagah
Sering gurunya yang mengalah
Sifat sosialnya Allohu Robbi
Sanggup menolong petang dan pagi
Tak pernah dia meminta gaji
Terkadang orang ikhlas memberi
Keluarga Mat Asan orang tak mampu
Sawah tak punya, rumahpun bambu
Lima beradik bahu membahu
Menegakkan kaum bersatu padu
Jaman berperang melawan NICA
Tenaganya dipakai oleh tentara
Menjadi penyelidik atau mata-mata
Mengantar nasi dikerjakan pula
Perang selesai Mat Asan terlupakan
Tidak dihargai sebagai veteran
Lalu berjualan, pekan ke pekan
Menyambung hidup mencari makan
Ada istimewa pada Mat Asan
Bisa terlelap sambil berjalan
Meski di kepala ada beban
Tidur pulas sampai di tujuan
Saat pergi ke Lubuk Basung
Asan terbangun lalu ke warung
Tiada lagi beban yang dijunjung
Minum segelas, makan secambung
Pristiwa terulang di masa PRRI
Mat Asan kembali ikut mengabdi
Tugas utama mengantar nasi
Untuk pemimpin yang sedang mengungsi
Muhammad Natsir bersama rombongan
Pagi dan petang diantarkan makan
Biarpun gerimis ataupun hujan
Nasi tak mungkin ditahan tahan
Ada pada suatu ketika
OPR mengadu kepada tentara
Tentang Asan punya kerja
Dia ditangkap untuk diperiksa
Asan dibawa ke dalam hutan
Mata ditutup dengan sapu tangan
Jari diikat ke belakang badan
Lalu dipukuli sepanjang jalan
Penduduk Sitalang hati terluka
Dengan Mat Asan di akhir usia
Nyawa melayang di ujung senjata
Jasadnya hilang tak tahu rimba
Kepada orang Sitalang kami berpesan
Buatkan kuburan di pinggir jalan
Nyatakan dia seorang pahlawan
Hidupnya berjasa penuh kenangan
Walaupun di kampung dia mengabdi
Ikut berjuang membela pertiwi
Tidak berharap upah komisi
Itulah Mat Hasan pahlawan sejati
Karena penulis habis inspirasi
Kisah tak lagi berbentuk puisi
Cerita diteruskan dalam narasi
Kalimatnya disusun teratur rapi
________________________________________
H. Bustanuddin St. Kayo, 0813 1163 9317
________________________________________
Disalin dari: http://prri.nagari.or.id/sitalang.php