Pada zamannya 'Kaba Sutan Pangaduan' sangat legendaris dan sering di ceritakan oleh 'Tukang Rabab Galuak' (rabab khas Pariaman yg terbuat dari tempurung kelapa, Kalau di Pesisir Selatan umumnya memakai biola), Namun seiring berkurangnya para seniman Tukang Rabab Galuak, Kaba Sutan Pangaduan sudah jarang di dengar, Demikian juga para Tukang Rabab tidak lagi menguasai jalan ceritanya, Kecuali ada pada kalangan generasi peminat dan peneliti budaya yang terus menggali cerita legendaris dari Pariaman ini.
Sutan Pangaduan ceritanya berlatar belakang
di salah satu daerah yang sekarang berada dalam kawasan Kab. Padang Pariaman,
Banyak pendapat meyakini bahwa daerah yang dimaksud dalam kaba itu adalah
daerah yangg sekarang bernama 'Limo Koto Kampuang Dalam'.
Diceritakan Sutan Pangaduan adalah seorang Putra
Mahkota dari Raja yang berkuasa di Kampuang Dalam, Pariaman. Dia memiliki
dua saudara tiri lain ibu yaitu Sutan Lembak Tuah yang ibunya seorang
rakyat biasa dan Puti Sari Makah yang ibunya adalah seorang keturunan
Arab. Ibunda Sutan Pangaduan sendiri adalah seorang bangsawan yang
bernama Puti Andam Dewi.
Sutan Lembak Tuah lebih tua daripada
Sutan Pangaduan, tetapi dalam hal ilmu kebatinan, kesaktian dan
kebijaksanaan, Sutan Pangaduan jauh lebih unggul.