Dalam Perang Revolusi yakni perang merebut dan mempertahankan kemerdekaan, rakyat republik ini mengalami banyak penderitaan. Dimulai dari penganiayaan, pembantaian, pengusiran, pelecehan (seksual), dan bentuk-bentuk kekejian lainnya. Semuanya kemudian menjadi sejarah yang ditulis dan dipelajari oleh rakat di negeri ini. Penjajah tentu sahaja membeli argumentasi logis untuk membela segala kelakuan bejat mereka terhadap rakyat jajahan dan hingga kini mereka sama sekali tidak merasa bersalah. Walau kemudian banyak mantan tentara Belanda yang membuat pengakuan penyesalan hingga merasa ditipu oleh pemerintah mereka. Namun tetap sahaj segala kekejian itu tak dapat diterima, dikutuk dan diperingati sebagai bentuk kelaliman dan penindasan.
Disaat yang kurang lebih sama, sekitar tahun 1948, para pendatang Yahudi dari Benua Eropa, Amerika, dan negara-negara Arab melakukan pembunuhan, pembantaian, dan pengusiran terhadarp umat Muslim Palestina. Mereka hendak mendirikan negara yang selama ini mereka idam-idamkan di sebuah negeri yang mereka namai dengan 'Tanah Perjanjian'. Seluruh negara penjajah mendukung hal tersebut, membenarkan, dan memberi sokongan moril dan materil.