Dalam Perang Revolusi yakni perang merebut dan mempertahankan kemerdekaan, rakyat republik ini mengalami banyak penderitaan. Dimulai dari penganiayaan, pembantaian, pengusiran, pelecehan (seksual), dan bentuk-bentuk kekejian lainnya. Semuanya kemudian menjadi sejarah yang ditulis dan dipelajari oleh rakat di negeri ini. Penjajah tentu sahaja membeli argumentasi logis untuk membela segala kelakuan bejat mereka terhadap rakyat jajahan dan hingga kini mereka sama sekali tidak merasa bersalah. Walau kemudian banyak mantan tentara Belanda yang membuat pengakuan penyesalan hingga merasa ditipu oleh pemerintah mereka. Namun tetap sahaj segala kekejian itu tak dapat diterima, dikutuk dan diperingati sebagai bentuk kelaliman dan penindasan.
Disaat yang kurang lebih sama, sekitar tahun 1948, para pendatang Yahudi dari Benua Eropa, Amerika, dan negara-negara Arab melakukan pembunuhan, pembantaian, dan pengusiran terhadarp umat Muslim Palestina. Mereka hendak mendirikan negara yang selama ini mereka idam-idamkan di sebuah negeri yang mereka namai dengan 'Tanah Perjanjian'. Seluruh negara penjajah mendukung hal tersebut, membenarkan, dan memberi sokongan moril dan materil.
Dampak dari pendirian negara Zionis yang mereka namakan Israel, padahal Israel memiliki makna berbeda dalam keyakinan dua agama lainnya, telah melahirkan berbagai macam bentuk kekejian pada tahun-tahun berikutnya. Salah satu yang tak kalah penting ialah Pembantaian Shabra Shatila yang diarsiteki oleh Zionis Arieal Sharon yang kemudian menjadi Perdana Menteri Israel. Yang terjadi tidak hanya pembantaian terhadap manusia dari segala lapisan usia melainkan pemerkosaan masal oleh orang-orang Yahudi dan Kristen terhadap perepuan muslim Palestina.
Sejatinya, nurani setiap manusia hari ini mestinya membela Gaza dan rakyat Palestina namun apa lacur, yang kita dapati hari ini ialah kelompok-kelompok yang memiliki kebencian terhadap Islam ramai-ramai mendukung Israel. Jika para pendukung ini berada di luar wilayah republik ini masih kita maklumi namun mereka ada di sini. Dengan bangga dan pongahnya menegakkan kepala mendukung Israel dan mencaci Gaza serta membenarkan segala tindakan Israel di Timur Tengah.
Nakba bukanlah awal, melainkan jauh sebelumnya. Perang Dunia I salah satu tujuannya dirancang perang ini oleh Zionis untuk menghancurkan Kekhalifahan Usmaniyah yang menguasai Palestina. Pimpinan mereka telah mendatangi Sultan Usmaniyah, menawarkan untuk membeli Palestina. Karena menolak, mereka merancang kehancuran kekhalifahan. Akibat dari Perang Dunia I ialah beberapa wilayah Arab lepas dari Kekhalifahan Usmaniyah, salah satunya Palestina dimana sesuai perjanjian kekalahan, wilayah ini diserahkan kepada Inggris. Dan sesuai rencana Zionis, Inggris akan menyerahkan kepada mereka.
Malapetaka (Nakba) ini menyisakan kepedihan tiada terperi, bukan hanya kerena pengusiran, pembantaian, dan pemerkosaan terhadap perempuan-perempuan muslim. Yang lebih menyakitkan ialah tatkala negara-negara Arab dan Muslim diam tak berbuat apa-apa. Demikian pula hari ini, tak ada usaha apapun dari negara-negara Arab untuk membantu saudara mereka yang sedang dibantai. Bahkan Mesir yang berbatasan langsung dengan Palestina mengancam akan menembaki orang-orang Palestina yang mengungsi ke negara mereka.
“Kami siap mengorbankan jutaan nyawa untuk melindungi wilayah kami dari gangguan apa pun,” kata Madbouly dalam pidatonya di Sinai, Rabu (1/11/2023)
Cis, jahanam betul anak-anak Fir'aun ini.
===============
Baca Juga: Palestina | Sejarah Pembantaian Nakba, Sejarah Masa Lalu yg Bermakna bagi Palestina | Pilu, Mesir Ogah Terima Warga Palestina |
-----------------
Video: IG @bangmad.id