Tampilkan postingan dengan label chauvinis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label chauvinis. Tampilkan semua postingan

Mengkritisi Chauvinistik Jawa dari Sudut Pandang Orang Jawa

 

Gambar: Jalan Damai

FB Wijanarko Abdi Prasojo - Saya Orang Jawa (Suku Jawa) Namun, saya bukanlah orang Jawa yang cuman tinggal di kampung halaman sendiri saja. Saya punya pengalaman hidup di banyak tempat di Indonesia ini. Mulai Bali, Jakarta, Madura, Aceh, Palembang, Kalimantan, Sulawesi dan NTB.
Jadi, perasaan kesukuan saya tidak setinggi teman-teman saya orang Jawa yang hanya tinggal di daerahnya sendiri saja. Saya juga tidak seperti orang Jawa lainya yang merantau, baik itu sebagai transmigran atau perantau mandiri, tapi di perantauan suka kumpulnya ekslusif hanya dengan orang sekampung dari tanah asalnya di Jawa. Tidak mau berbaur atau mempelajari budaya setempat. Bukan, saya bukan orang Jawa yang seperti itu.
Sebagai orang Jawa, kadang saya sedih kalau melihat rekan-rekan orang Jawa lain yang terlalu mengagungkan sukunya sendiri. Menganggap suku sendiri paling hebat. Ini namanya sukuisme. Saya juga sedih kalau ada orang Jawa yang suka mengklaim banyak hal itu milik orang Jawa. Saya ambil beberapa contoh yang pernah saya temukan, diantaranya :

Keunikan Bani Nuswantoro

 


KEUNIKAN KAUM RAHAYU.....!![1]

Kaum Rahayu ini, kaum yang unik. Mereka ini, di saat berteriak toleransi tapi juga bersamaan dengan sifat rasisme yang mereka tunjukkan.
Budaya yang mereka perlihatkan, Cuma Jawa dan Bali saja,[2] dengan slogan kembali ke budaya leluhur nusantara Indonesia. Tapi yang dipamerkan cuma Budaya Jawa dan Bali saja. Memangnya Indonesia ini cuma Jawa dan Bali saja....??
Luas Pulau Jawa, Bali, Lombok dan Nusa Tenggara Timur sekitar 200 ribu kilo meter persegi. Wah sempit sekali ya. Padahal luas wilayah Indonesia 1.9 juta kilometer loh. Memang yang lainnya bukan Indonesia...??
Mungkin cita-cita kalian para Kaum Rahayu Indonesia itu, ya harus cuma Pulau Jawa, Bali dan Sunda Kecil saja?