Telah hampir sepekan pula Satu Syawal berlalu, dan engku, rangkayo, serta encik telah mula pula masuk kantor semenjak hari Arba'a kemarin. Beruntung anak sekolah baru mulai bersekolah Tsalasa pekan depan. Dan beruntung pula bagi engku, rangkayo, serta encik yang orang bebas semisal saudagar yang tidak memiliki ikatan untuk cepat-cepat membuka kedai atau perniagaan.
Kami yakin beberapa dari engku, rangkayo dan encik telah balik ke rantau nan bertuah. Sebab semenjak Arba'a yang lalu telah mulai bekerja, kalau tak masuk bekerja dapat marah dari induk semang. “Bisa-bisa diberhentikan awak dari bekerja nanti..”
Jum'at, tepat sepekan yang lalu kita sama-sama bergegas-gegas pada pagi hari menuju masjid untuk menunaikan Shalat Ied berjama’ah. Bersua dengan kawan, karib-kerabat, bertakbir menganggungkan Asma Allah. Memuji Keagungannya atas Limpahan Rahmat Yang Tak Terkira.
Sepakan selepas Hari Raya Besar, di kampung kita masih dirayakan orang Hari Raya yang disebut dengan Hari Rayo Anam. Pada hari ini, kembali ramai para kaum perempuan di kampung kita terlihat menenteng pinggan atau bungkusan di jalan atau sekarang dibonceng di atas onda. Menjalang rumah karib-kerabat yang tak talakik dijalangi pada Hari Raya Besar nan lalu.
"Tak sempat awak ke rumah akak pada Hari Rayo Gadang ini, Hari Rayo Anamlah kami bertandang ke rumah ya kak.." Demikianlah salah satu janji yang diucapkan kerabat yang tiada sempat menziarahi rumah kerabatnya tersebut.
Masih cukup meriah Hari Rayo Anam ini walau tak semeriah Hari Raya Gadang. Begitulah adat di kampung kita. Bagaimana dengan engku dan encik sekalian, masihkah merayakannya..?
======================
Baca Juga:
- Hari Rayo Anam - Bukittinggi van Agam
- Hari Rayo Anam - Jazirah Malayu
- Hari Rayo Anam - Nagari Kamang
- Hari Rayo Anam - Catatan St. Nagari
- Hari Rayo Anam 2023 - Bukittinggi van Agam