أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيم
Untuak bahan referensi pengetahuan kita untuk SEJARAH MINANGKABAU !
Di copy paste kembali oleh: Rokie Piliang Sani
Sumber : PDF (DOKUMENT SEJARAH TAMBO MINANGKABAU)!!!
Di copy paste kembali oleh: Rokie Piliang Sani
Sumber : PDF (DOKUMENT SEJARAH TAMBO MINANGKABAU)!!!
SEJARAH DAN TAMBO SEJARAH DAN TAMBO
MINANGKABAU MINANGKABAU
Oleh
Dr.ALIS MARAJO DT.SORI MARAJO
NA. DT. SAMPONO MARAJO
YY. DT. RAJO BAGINDO
MINANGKABAU MINANGKABAU
Oleh
Dr.ALIS MARAJO DT.SORI MARAJO
NA. DT. SAMPONO MARAJO
YY. DT. RAJO BAGINDO
Pengertian Sejarah.
Sejarah berasal dari kata arab “Syajarah” dalam kamus al Munjid, Kamus Bahasa Arab keluaran Barat tahun 1931 tertera “syajarah” artinya sebatang pohon, atau asalnya “alsyajar” dengan makna ma qama
a’la saqim min nabati larahi . Maksudnya pohon-pohon yang tumbuh kokoh di bumi.
Sejarah berasal dari kata arab “Syajarah” dalam kamus al Munjid, Kamus Bahasa Arab keluaran Barat tahun 1931 tertera “syajarah” artinya sebatang pohon, atau asalnya “alsyajar” dengan makna ma qama
a’la saqim min nabati larahi . Maksudnya pohon-pohon yang tumbuh kokoh di bumi.
Dalam Malay English dictionary oleh R.J Wilkinson tertera “sejarah” berasal dari kata Arab “Syajarah”.
Hindustani “Syijarah” maksudnya geneologis, family tree maknanya daftar keturunan.
Hindustani “Syijarah” maksudnya geneologis, family tree maknanya daftar keturunan.
Kamus umum bahasa indonesia, sejarah mengandung pengertian:
- Kesusastraan lama, silsilah dan asal usul.
- Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
- Ilmu pengetahuan, cerita,pelajaran tentang kejadian dan
- peristiwa yang benar-benar telah terjadi.
Diceritakan dengan bahasa-bahasa yang halus dalam sebuah pantun atau prosa, misalnya ;
Pisau sirauik bari hulunyo
Diasah mako bamato
Lautan sajo dahulunyo
Mangko banamo pulau paco...
Pengertiannya adalah dahulunya adalah lautan yang luas, lama kelamaan air menyurut maka muncullah pulau-pulau diantaranya Pulau Paco (Sumatera), maka tambo itu terdiri atas Tambo Alam dan Tambo Adat.[1] Tambo Alam menceritakan asal usul wilayah Minangkabau, luak dan rantau. Tambo Adat menceritakan tentang falsafah (adagium), institusi dan perilaku adat itu sendiri.
Cerita, Isi dan Tema Tambo Minangkabau.
Tambo Alam Minangkabau menceritakan riwayat kedatangan/tentang asal usul suku.
Tatkalo maso dahulu rajo batigo naiak nobat
nan surang maharajo alih nan pai ka bamian rum
nan surang maharajo dipang nan pai ka banur cino
nan surang maharajo dirajo manapek ka pulau ameh nangko.
Artinya masa dahulu kala keturunan Sultan Iskandar Muda Zulkarnain[2] berangkat dari Tanah Basa[3] memimpin rombongan diantaranya Suri Dirajo, Indo Jati, Cati Bilang Pandai, Harimau Campo, Kuciang Siam, Kambiang Hutan, Anjiang Mualim dan para anggota lain menyusur Pulau Lakadewa, melalui Pulau Seruidit (Langgo Ouri = sailan), Lauik Lapeh (lautan hindia), Selat Malaka, memasuki Muaro Sungai (Siak, Kampar dan Indragiri) terus kehulu dan sampai ke Gunung Merapi.[4]
Pada zaman purba berkembang budaya pemujaan terhadap hewan (totenisme), misalnya dahulu kala Bangsa Mesir menaruh kepercayaan pada Sphink sebagai lambang, bangsa India pada Lembu Nandi, Cina pada barongsai, Indonesia pada Garuda sedangkan suku bangsa Minangkabau menaruh kepercayaan pada Kuda (sembrani), Ayam (kinantan), Kerbau (sibinuang) dan Kuda (gumarang).[5]
Apalagi kalau kita lihat Iskandar Zulkarnain yang hidup pada abad ke IV sebelum masehi (anak Raja Philip) dari Macedonia. Raja ini berhasrat untuk menyatukan timur dan barat. Akibat budaya dan peradaban yang ditinggalkannya pada saat dia berkuasa di India terjadi migrasi ke Pulau Sumatera atau Pulau Paco. Implikasi kemuliaan raja ini selalu dikenang oleh masyarakat pada waktu itu sehingga secara tersirat dikatakan Bangsa Minangkabau keturunan Iskandar Zulkarnain.[6]
Menurut penyelidikan ahli sejarah dapatlah kita menentukan bahwa yang dimaksud dengan nama hewan yang dibawa dalam rombongan Maharajo Dirajo adalah manusia juga, Harimau (campo) adalah anggota rombongan Kerajaan Campa, Kuciang (Siam) dari daerah Kocin (India Belakang),[7] kambiang (hutan) dari Lambay sebelah utara Malabar. Sedang Anjiang Mualim daerah India Selatan dengan Parsia.[8]
Bahwa ninik moyang orang Minangkabau adalah orang yang percaya dengan kegaiban yang ada pada gunung, sehingga dalam perjalanannya melalui laut selalu mencari gunung-gunung sebagai tujuan utama dan dari gunung inilah dikembangkan budaya dan peradaban, hal ini dikisahkan dalam tambo:[9]
Dari mano titiak palito
Dibaliak tilang nan batali
Dari mano asa niniak kito
Dari ateh gunuang marapi
Dibaliak tilang nan batali
Dari mano asa niniak kito
Dari ateh gunuang marapi
Tersirat dalam setiap tambo, bahwa ameh jo perak merupakan lambang kehidupan masyarakat minangkabau pada masa dahulu kala.
bersambung...!!!
Sumber : PDF SEJARAH TAMBO MINANGKABAU
Ampun jo Gawa sabolumnyo kapado Pamangku Adat bilo Maulana jo Tuanku
nan Gadang Basa Batuah di tangah Koto Alam Minangkabau juo kapado
Niniak Mamak jo Tigo Paseloan sarato Bundo Kanduang limpapeh Rumah
Gadang.
Di paparkannyo nan di dalam ko hanyo untuak bahan
referensi Pengetahuan untuak masyarakat nan sa-Alam Minangkabau nan dari
samulo alun tau bagaimano sejarah kito nan iyo kalau ba uraikan tiado
pernah habihnyo.
Juo harapan kami nan mudo-mudo ko kini uraikan
juolah dek Pamangku Adat jo Niniak Mamak nan jo Alim Ulama Katik jo
Pakiah, Monti jo Dubalang, Anaka Nagari Bujang jo Gadih sarato Bundo
Kanduang di dalam. bilo kami salah iyo bori unjuak lah kami..jikok
kurang jo talobiah iyo samo-samo lah untuak manukuak jo mambilai kami. bia
nak nyo kami taruihkan juo perjuangan Niniak-niniak kito daolu untuak Alam
Minangkabau.
Salam sombah salalu dari kami Anak Nagari sa-Alam
Minangkabau (Sumbar, Riau Daratan, Sumut bahagian selatan, Aceh Barat
& Selatan, Jambi bahagian barat & Tanah Kurinci, Bengkulu sarato
Nogoghi Sambilan di Semenanjung)
___________________________
Disalin dari kiriman facebook Rokie Piliang Sani di Grup Pembela Adat Syarak Alam Minangkabau
Diterbitkan pada 2 Mei 2020
Foto: islamindonesia.id
Catatan kaki oleh admin:
[1] Belakangan diketemukan selain Tambo Alam dan Tambo Adat, juga ada Tambo Luhak, Tambo Silek, Tambo Nan Salapan, dan beberapa lainnya.
[2] Belum pernah kami temui naskah yang menggunakan kata "MUDA" sebagai nama tengah pada Iskandar Zulkarnain.
[3]Tanah Basa ialah Negeri Asal orang Melayu (Minangkabau). Belum ada yang dapat mengindentifikasikan dimana letak negeri tersebut. Yang ada hanyalah penafsiran yang didasarkan padang anggapan yang sebenarnya masih diragukan keabsahannya. Salah satu anggapan (asumsi) yang dipakai selama ini ialah dengan mendasarkan agama Orang Minangkabau pada masa dahulu ialah Budha maka Tanah Basa dianggap ialah India. Namun anggapan ini terbantahkan karena tidak adanya bukti kalau orang Minangkabau menganut Budha kecuali bagi kelompok keluarga Kerajaan dan Kaum Bangsawan. Bahkan menurut ahli adat di Minangkabau, agama orang Minang sebelum kedatangan Islam ialah Ajaran Tauhid.
[4] Kata dalam kurung () sepertinya tafsiran dari Si Penulis atas Tambo yang dibacanya. Hal ini lazim ditemui pada orang-orang yang menulis atau menceritakan isi Tambo dengan menambahkan tafsiran subjektif dirinya. Contoh lain ialah beberapa orang disaat menceritakan Tambo, memperkirakan kedatangan rombongan ini dengan Abad ke-12 atau 13. Yang tidak menyertakan argumentasi sebagai dasar dari perkiraan mereka tersebut. Sebagian orang/intelektual Minangkabau terkesan takut dalam memperkirakan permulaan Peradaban Minangkabau jauh ke belakang, seperti menyentuh angka Awal Abad Masehi atau Sebelum Masehi.
[5]Argumentasi ini masih perlu diselidiki lebih lanjut karena kepercayaan kepada hewan atau mensucikan hewan-hewan tersebut merupakan bagian dari ritual agama mereka. Seperti Hindu yang mensucikan sapi yang dianggap sebagai kendaraan (atau ada yang menyebutkan perwujudan/reinkarnasi) Dewa Krisna. Demikian juga Bangsa Indonesia yang disebut menyembah /percaya pada Garuda. Nama Indonesia sendiri pemberian dua ahli Hukum Inggris. Orang Minang juga tidak menyembah hewan-hewan tersebut.
[6] Ini hanya sekadar argumentasi yang belum ditemukan bukti. Dan sosok Iskandar Zulkarnai dan Alexander The Great masih diperdebatkan, apakah mereka orang yang sama atau berbeda.
[7] Kekuasaan Iskandar Zulkarnain versi Barat ialah hanya sampai India, daerah Campa dan Siam terletak di luar batas kekuasaan Iskandar Zulkarnain. Kita perlu menyelidiki lagi arti Siam karena juga mengacu kepada Kerajaan Thailand moderen.
[8] Paragraf ini merupakan tafsiran penulis terhadap beberapa bacaan yang dijadikannya rujukan dalam menulis tulisan ini. Perlu kita selidiki lebih lanjut.