Kesabaran dan Ketabahan Imam Ahmad ibn Hanbal ketika disiksa dan dipenjara.
Mendengar nama Ahmad ibn Hanbal mungkin sudah tak terasa asing ditelinga kita. Yap, Dia lah Imam Ahmad ibn Hanbal seorang Ulama yang menjadi peletak dasar satu diantara empat mazhab utama fikih sunni.
Tak hanya itu, beliau juga dikenal ahli dalam bidang teologi, fikih, tafsir dan utamanya hadits.
Nama Imam Ahmad tidak ternisbatkan pada ayahnya (Muhammad) sebagaimana yang dilakukan bangsa Arab pada umumnya. Melainkan, nama kakeknya (Hanbal ibn Hilal) seorang gubernur Umayyah di Persia lah yang dinisbatkan pada nama Imam Ahmad dengan alasan tentunya karena kakek beliau amat terkenal di Baghdad pada masanya.
Ayahnya (Muhammad ibn Hanbal) adalah seorang pemimpin militer Khurasan yang syahid di medan pertempuran melawan Byzantium dan meninggalkan Ahmad sedari kecil sehingga tanggung jawab atas beliau ada pada pundak sang ibu.
Imam Ahmad mendapat pendidikan pertamanya di Kota Baghdad yang saat itu menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan Timur Tengah, di samping menjadi pusat pemerintahan Daulah Abbasiyah dibawah pimpinan Khalifah Harun Ar-Rasyid.
Pada Usia 19 tahun, Imam Ahmad melakukan rihlah (perjalanan) untuk mencari guru ke berbagai daerah di Syam dan Jazirah Arab. Guru-guru yang didatanginya antara lain Imam Syafi’i, Syekh Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah, syeikh Abdur Razzaq seorang Ulama penyusun Kitab Hadits.
Di akhir hayatnya Imam Hambal menderita sakit selama kurang lebih 9/10 hari kemudian wafat pada tanggal 22 Rabiul Awal tahun 241H/855 M dalam usia 75 tahun.
Namun, tahukah kamu bahwa ada salah satu pengorbanan terbesar yang pernah Imam Ahmad lakukan dalam perjalanan hidupnya seperti yang telah osmanli paparkan diatas.
Edit & Translated by @osmanlimedia | Media Informasi Dakwah dan Sejarah Islam.
Disalin dari Osmanli Media