Tahun 1377 - Majapahit memadamkan Pemberontakan wilayah yg di kenal sebagai Sumatra Selatan modern saat ini. Palembang dan Dharmasrayapun berhasil takluk kembali, dan para utusan Ming dibunuh. Kemudian, Majapahit menganeksasi keduanya dan mendirikan pemerintahan langsung di sana. Mengetahui hal itu, Kaisar Cina memutuskan untuk diam dan membiarkannya, melegitimasi kekuasaan Majapahit atas wilayah Sumatra Selatan modern.
Nagarakretagama yang ditulis tahun1365 juga tidak pernah menyebutkan adanya negeri bernama Sriwijaya lagi, tetapi melainkan bernama Palembang. Itu artinya pada zaman tersebut, nama Sriwijaya sudah tidak dikenal lagi.
Meskipun demikian, istilah San-fo-tsi tidak harus bermakna Sriwijaya. Dalam catatanDinasti Song istilah San-fo-tsi memang identik dengan Sriwijaya, tetapi dalam naskah Chu-fan-chi yang ditulis tahun1225, istilah San-fo-tsi identik dengan Dharmasraya. Dengan kata lain, San-fo-tsi adalah sebutan bangsa Cina untuk pulau Sumatra, sebagaimana mereka menyebut Jawa dengan istilah Cho-po.
wilayah sisa Sriwijaya yg kemudian nagarakertagama menyebutnya palembang(di tulis 1365) pamornya sudah merosot pada saat itu, karena sudah tergeser peranannya oleh Jambi yang lokasinya lebih dekat ke Selat Malaka melalui sungai Batanghari-nya. Jambi pada abad ke 12 sudah mulai ramai dikunjungi pedagang dari mancanegara sebagai pusat perdagangan baru serta sudah sering dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Tiongkok pada saat itu dan telah beberapa kali mengirim utusannya ke Tiongkok.
wilayah sisa kekuatan Sriwijaya/palembang runtuh untuk selamanya ketika diserbu dan dihancurkan oleh Majapahit pada tahun 1377. Ketika itu golongan aristokratnya seperti pangeran Parameswara melarikan diri dan tiba di Malaka sekitar tahun 1400 dan Majapahit sendiri tidak mengurus atau mengontrol Palembang lagi setelah dikuasainya, sehingga timbul
kekosongan (vakum) kekuasaan, dan pada kesempatan ini seorang Tionghoa berpengaruh yang berasal dari Guangzhou bernama Liang Tao Ming, mengangkat dirinya menjadi penguasa yang baru di Palembang dengan dukungan pengikutnya.
Liang tetap membayar upeti ke Majapahit dan juga mengirim utusan kaisar Ming . Pada tahun 1405, Liang Tao Ming diundang oleh kaisar Ming ke Tiongkok. Ketika Liang dalam perjalanan atau berada di Tiongkok, Chen Zhu Yi merebut dan menggeser posisi Liang Tao Ming sebagai penguasa yang baru di Palembang, Chen juga mengirim puteranya sebagai utusannya ke Tiongkok Karena kebodohannya menyerang armada Cheng Ho yang dianggap enteng dan kepercayaan dirinya yang berlebihan, maka dia dibekuk dan dihabisi oleh Cheng Ho berikut sarang-sarangnya.
Sumber :
Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and Malay Peninsula, Paul M. Munoz
http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/1980-antara-perompak-chen-zhu-yi-dan-sriwijaya?fbclid=IwAR0HUBvhVHVR060ow-IwVzOCbCefCF-yvFERvCW7FYkd97VlkE-Bys3BwPQ
Disalin dari kiriman FB: Kabut Senja
Foto: Riff ben Dahl
Di kolom komentar:
KITAB NEGARA KARTAGAMA ITU KITAB PROPAGANDA DALAM NEGERI MAJAPAHIT
Uli kozok menolak memakai kitab ini karena terlalu banyak kontradiksi nya
Kok Wie
Habib Yanta Al-xintongi
Kalau sejarah sebelum reformasi tidak bisa dipercayai apalagi menyangkut negeri Tiongkok , sejarah Nusantara saja sudah dikaburkan Belanda.Makanya harus hati2 mencermatinya
Habib Yanta Al-xintongi
Arya Damar
uli kozok menolak kitab negara kartagamaSlamet mulyana kita kartagama itu referensi utama nya
Yanta Umar Sanjaya
sdh bnyak bantahan nya. Unimed bersama uli kozok jga pernh bahas. Sejarah slamet mulyana bnyak janggal dan paling hebat itu hasan jakfar mngatakn majapahit tak pernh ada kuasai nusantara hnya seluas jatim. Gk ada itu penaklukn. Negarakertagama dibantai habis2an.Betul, memang bukan hal biasa
kalau bukan kerabat tidak adakan bisa, jabatan rakyan wredha manteri tidak mungkin diberikan ke sembarang orang
Riff Ben Dahl
tapi yang membuat bersitegangnya jawa dan malayu menurut saya soal penaklukan pamalayu yg di sini banyak terkait dengan adityawarman itu sendiri. kalau saya sendiri dgn baca teori pakar sejarah di bidangnya masih mencoba hipotesa bahwa dharmasraya dan singasari itu menjalin aliansi untuk memukul musuh bersama. ini pernah terjadi sebaliknya di jawa saat lwaram menjalun aliansi dengan kekuatan dari swarnabumi.Itu jelas, adalah konyol menyerang negara lain tanpa bantuan sekutu yg mengenal kawasan setempat Yg berperan seperti lwaram dalam pamalayu ii adalah siam (aytthaya)
meskipun belum bisa membuktikan sumber saya menganggap bahwa jatuhnya malayu ke dalam sriwijaya tidak mungkin dengan jalan damai, karna seperti kisah penaklukkan kerinci yang sribuza tidak mampu menakluk kerinci atas, pointnya ada faksi faksi di sriwijaya yang saling sikut. dan itu muncul ke permukaan setelah terpecah oleh serangan chola
Ada perbedaan budaya melayu pesisir dengan pedalaman yg sampai sekarang masih bisa ditelusuri jejaknya Bukan hanya itu saja, di semenanjung pun juga sama, borneo juga tidak jauh berbeda, jadi bisa disimoulkan pengaruh sriwijaya dan penerusnya tidak terlalu hauh dari garis pantai dan subgai sungai besar saja.
Palembang waktu itu di kuasai bajak laut cheng zuyi. 1375...adtyawarman telah wafat....pusat damasraya sudah di pagaruyung....jadi itu masa anggawarman...dan dua kali majapahit menyerang jamam wikrawardhana....tapi gagal....
Syathar Dhe
di padang sibusuk pasukan majapahit kalah saat hendak menakluk lagi wilayah tinggalan uparaja majapahit adityawarman.Kabut Senja
kenapa kalah majapahit waktu itu, saat datang pasukan majapahit di sambut dengan persahabatan, di ajak makan bersama dan minum arak bersama, saat lewat malam pasukan majapahit di persilahkan pulang, sebagai tamu pasukan majapahit ya balik, ditengah gulita saat balik prajurit majapahit di serang mendadak,Cipto Surono
pasukan malayupura itu hasil didikan adityawarman yang sudah belajar strategi perang di jawa dan juga ilmu tantra yg sezaman singhasari, jadi saat padang sibusuk majapahit menghadapi musuh yg berbeda dengan sebelumnya. strategi itu sama dengan yg di pakai dyah wijaya dari majapahit. saat adityawarman masih hidup majapahit gak pernah nyerang ke Dharmasraya. enggak di diamkan sikap mbalelo nya karena pusat majapahit paham setelah terbunuhnya jayanegara yg terhitung masih saudara adityawarman maka didiamkan adityawarman nak berbuat apa di malayupura.Kabut Senja
penyerangan ke Sumatra di jaman Prabu Hayam Wuruk berhasil dan mengembalikan status Sumatra dalam kendali Majaphit.Memang sejak Pagaruyung dibawah pimpinan Adityawarman mengirim utusan ke China sebagai negeri merdeka situasi tersebut menjadi perhatian Majapahit.
Namun hubungan Adityawarman dan Hayamwuruk masih sangat dekat membuat Hayam Wuruk tidak mengambil tindakan, namun setelah Raja Adityawarman wafat digantikan oleh anaknya maka Hayamwuruk mengirim pasukan untuk kembali menertibkan aturan negara. Dan Majapahit kembali menguasai Sumatra.
Tapi bukan Pagaruyung yg di serang, melainlan palembang..krn di kuasai cina... Ke Pagaruyung tahun 1405.. hayam wuruk sudah wafat dan digantikan wirakrama
Berarti pada masa itu peran Arya Damar sudah tidak adalagi di Palembang ??? Tapi kenapa dalam serat DharmoGandul Arya Damar dinyatakan sebagai ayah angkat/ayah tiri dari R. Fatah ???
Mungkin yang dimaksud adalah keturunan arya Damar yang menikahi istri prabu Brawijaya yang masih mengandung putranya R. Fatah.
Ngurah Mulyarta
ARYA DAMAR AHLI MESIU MAJAPAHITTokoh Arya Damar ini masih menjadi kontroversi dikalangan sejarawan, sebab catatan mengenai tokoh ini terbilang kembar, ada yang menyatakan tokoh ini hidup sejaman dengan Gajah Mada, ada juga yang menyatakan sejaman dengan Bre Kertabumi (Brawijaya V).
Seorang tokoh yang disebut sebagai Arya Damar yang hidup pada masa Bre Kertabumi ini rupanya tercatat dalam catatan Kronik Cina di Kuil Sam-Po-Kong. Dalam catatan itu dijelaskan bahwa;
"Swan Liong pada tahun 1433 menjadi kepala pabrik Mesiu (Bahan Peledak Meriam) Majapahit di Semarang, kemudian dipindahkan ke Palembang sebagai Kepala pemerintahan di sana dan juga sekaligus diangkat oleh Gang Eng Chu sebagai Kaptennya orang-orang Cina di Palembang".
Menurut analisis yang dilakukan Slamet Mulyana, bahwa sosok Swan Liong yang diceritakan dalam kronik Cina Kuil Sam-Po-Kong adalah tokoh yang disebut juga dengan nama Arya Damar. Sebab katanya dalam naskah itu juga disebutkan bahwa Swan Liong ketika di Palembang ia mengasuh dua orang anak laki-laki bernama Jin Bun (Raden Patah) dan Kin San (Raden Husain/Adipati Terung).
Analisis Slamet Mulyana menyatakan bahwa tokoh Jin Bun itu identik dengan Raden Patah karena dalam serat Kanda, dinyatakan bahwa setelah Raden Patah berhasil menaklukan Majapahit, ia diwisuda sebagai Panembahan Jin-Bun. Ini artinya nama Jin-Bun untuk menamai Raden Patah tidak hanya disebutkan dalam Kronik Cina Kuil Sam-po-kong saja. Selain itu, dalam babad tanah Jawi juga disebutkan bahwa nama lain dari Raden Patah adalah Jin-Bun.
Selanjutnya, masih dalam catatan Kronik Cina Kuil Sam Pokong, disitu juga disebutkan bahwa “Swan Liong” adalah putra Raja Majapahit yang bernama Hyang Wisesa. Jika ditelusuri lebih lanjut, maka satu-satunya Raja Majapahit yang disebut Hyang Wisesa menurut Slamet Mulyana adalah Wikramardhana, yaitu suami dari Kusumawardani, yang bertahta pada tahun 1389 hingga 1427 Masehi.
Dalam Naskah Kronik Cina Kuil Sam-Po-Kong juga disebutkan bahwa "Swan Liong terlahir dari seorang Ibu yang berdarah Cina, dengan demikian maka tokoh ini dipastikan sebagai tokoh peranakan".
Arya Damar atau Swan Liong dipindahkan ke Palembang sebagaimana yang telah disebutkan di atas terjadi pada tahun 1433, ini berarti Arya Damar dijadikan sebagai Adipati Palembang terjadi ketika Majapahit diperintah oleh Rani Suhita, Saudara tiri Arya Damar sendiri, sebab Rani tersebut adalah anak dari Wikramardhana dari lain ibu. Masa Pemerintahan Rani Suhita sendiri dimulai dari tahun 1427 hingga 1447, pada masa ini jelas Wikramardhana/ Hyang Wisesa telah wafat.
Memahami dari kisah di atas dapatlah kemudian dipahami bahwa Arya Damar itu lahir sebelum Bre Kertabumi (Brawijaya V) memerintah (1447-1478), dan ia sudah berkiprah dalam tatanan ketentaraan Majapahit sejak zaman Rani Suhita, kakak tirinya. Ia dipercaya mengurusi penyediaaan Mesiu sebagai bahan keperluan Meriam atau senjata-senjata lainnya semisal Centabang (Meriam Jinjing).
Ketika Bre Kertabumi naik tahta rupanya Arya Damar masih berkiprah dengan baik di Palembang, oleh sebab itu tidak mengherankan jika dalam naskah-naskah babad kemudian dapat dijumpai cerita mengenai Brawijaya (Maksudnya Bre Kertabumi) yang mengirimkan salah satu selir Cinanya untuk dihadiahkan ke Arya Damar.
Dalam catatan Babad Tanah Jawi selir itulah yang kemudian melahirkan Raden Patah dan Raden Husain. Pengiriman wanita ini jelas wajar mengingat orang-orang Peranakan Cina pada umumnya membutuhkan pasangan dari Cina juga.
Ada kesinambungan antara kisah Arya Damar yang diceritakan dalam Kronik Kuil Sampokong dengan naskah-naksah lainnya. Semuanya saling melengkapi meskipun tentunya didalamnya juga terdapat perbedaan.
Akan tetapi dari kisah yang diuraikan dapatlah dimengerti bahwa:
Arya Damar Pada Mulanya Adalah Kepala Pabrik Mesiu atau orang yang dipercaya mengurusi kebutuhan Mesiu untuk militer Majapahit terutamanya sebagai bahan peledak Meriam yang kala itu Pabriknya didirikan di Semarang”. Karena ahli dalam bidang Mesiu dan Persenjataan Modern di Zamannya, akhirnya Arya Damar dipindahkan oleh Ratu Kerajaan Majapahit ke Palembang, disana ia diangkat menjadi seorang Adipati”.
Dipilihnya Arya Damar sebagai Adipati Palembang tentu mempunyai alasan tersendiri, sebab waktu Itu Palembang merupakan salah satu pangkalan barat angkatan laut Majapahit di luar Jawa. Sehingga memerlukan Pimpinan yang paham betul soal senjata, terutamanya Meriam dan Mesiunya.
Selain itu diperairan Selat Malaka juga waktu itu banyak terdapat bajak laut Cina yang perlu penanganan persuasive, sehingga cocok bagi Majapahit apabila diwilayah itu diangkat seorang pimpinan berdarah Cina. Maka pas juga sebagaimana dalam Berita Kronik Cina itu bahwa selepas diangkatnya Arya Damar menjadi Adipati Palembang seorang tokoh Cina bernama Gang Eng Chu melantik Arya Damar sebagai kapten mereka, tokoh ini ada kemungkinan dahulunya Pimpinan Bajak Laut Cina yang beroprasi di Selat Malaka.
Kabut Senja
kalau Swan Liong itu putra dari Hyang Wisesa berarti bukan adityawarman atau arya Damar. Karena Adityawarman atau arya Damar itu putra dari Adwaya Brahma yang menjabat Mahamantri Hino di kerajaan Singosari (adik dari prabu Kertanegara), sedangkan ibunda-ny bernama Dara Jingga, putri kerajaan Sriwijaya. Arya Damar hidup sejaman dengan sepupunya Kalajemet, raja ke II kerajaan Majapahit. Dalam babad Dalem (Bali), disebutkan arya Damar ikut bersama Patih Gajah Mada menyerang kerajaan Bali. Beliau menyerang dari pertahanan pantai utara Bali (desa Ularan) dan berhasil menaklukan bali pada th. 1343. Diperkirakan pada waktu itu Arya Damar berusia 50-60 th, dan mengajak 3 putranya menyerang dari pertahanan bali selatan. Jadi ketika Kertabumi menjadi raja Majapahit dan bergelar prabu Brawijaya V, saya yakin Arya Damar sudah wafat. Tidak mungkinlah usia manusia sampai 200 th.Ada 2 arya damar, Yang pertama arya damar dalam babad arya tabanan, itu identik dengan adityawarman yg menyerbu bali dari utara pada 1343, sementara gajahmada menyerbu dari selatan.
Yg kedua, arya damar menurut hikayat palembang di tahun 1443, identik dengan Gan eng cu = swan liong, yg mengangkat jadi penguasa palembang adalah kertawijaya = arya tedja, atas nama kakaknya ratu stri suhita
Kabut Senja
Arya damar adalah nama lain adityaarman. Dimana setelah berhasil menaklukan Bali beliau dipanggil Rajaputri Tribhuana Tunggadewi untuk menjadi Adipati Palembang.Beliau kemudian melanjutkan masuk ke pedalaman dan mendirikan kerajaan Pagaruyung.
Saat kejadian penyerangan Palembang oleh Majaphit, Adityawarman telah menjadi Raja Pagaruyung
Wayan Wardana
apakah benar di bali banyak keturunan adityawarman?Kabut Senja
kalau dari lontar dari salah satu Purii Bali, Adityawarman bersaudara dengan Arya Kenceng,,Arya sentong, Arya belog dan adik dari Raden Cakradara (Suami Tribhuana Tunggadewi)Wayan Wardana
silahkan baca babad tanah jawa, R. Cakradara itu keturunan kediri. Sedangkan ayah Arya Damar : Adwaya Brahma adalah keturunan Singosari dari garis Ken Arok-Ken Dedes.Kabut Senja
putra tertua : Arya Kenceng sebagai Anglurah di Tabanan, Arya Dalancang di desa Kapal dan Arya Belog di desa Kaba-KabaNgurah Mulyarta
kalau berdasarkan lontar dari Puri Tabanan seperti itu rah. Sementara Puri Tabanan adalah dimana Arya Kenceg sebagai asal muasalnya. Apakah mungkin lontar menyangkut silsilah Puri Tabanan dibuat salah?Wayan Wardana
siapa penulis lontar itu ???Ngurah Mulyarta
memang ada banyak cerita tentang Adityawarman dan Arya Kenceng dll, ada kisah yang menyebut Arya kenceng anak Adityawarman (babad tanah Jawi) Ada yang menyebut bahwa Adwayabrahman mempunyai 6 putra yang sangat hebat yang sulung Cakradara, trus Adityawarman atau arya damar, trus Arya kenceng, Arya Sentong, dll. (Lontar Puri Tabanan).kalau itu milik Puri Tabanan
Arya kenceng saudara adityawarman..artinya raja bali keturunan minang...
Kabut Senja
...keturunan dara jingga...putri minang itu..Wayan Wardana
yang menulis babad itu kemungkinan mengambil satu rujukan dari jro ketut Soebandi tanpa melihat babad tanah jawa. Baca juga Ksatria Pamungkas yang disusun oleh Arswendo dan Dharmogandul. Sangat jelas sekali ada kekeliruan, karena disebutkan Arya Damar bersaudara sepupu dengan Tribuana Tungga Dewi, dan masa kecil Arya Damar diasuh oleh ibu suri Gayatri, karena orang tuanya (ayah Adwaya Brahma dan ibu Dara Jingga kembali ke Sriwijaya). Dyah Gayatri adalah anak bungsu dari prabu Kertanegara yang diperistri oleh R. Wijaya.Ngurah Mulyarta
malah cerita terbalik juga ada rah, Adityawarman dibawa ibunya balik ke Dharmasraya dan didik di Dharmasraya, setelah dewasa baru adityawarman di beritahukan bahwa dia punya saudara sepupu yang sedang menjadi raja Majaphit (Raja Jayanegara) dan Adityawarman berangkat ke Jawa menemui Orangtua dan juga sepupunyaJadi memang banyak kisah, jadi kita jangan langsung pastikan karena semua itu dasarnya adalah kisah/babad yang merupakan sumber sekunder dalam sejarah. Siapa tahu ke depannya ada bukti bukti yang lebih akurat lagi.
Wayan Wardana
hehehe....Adityawarman dari kecil di keraton Majapahit Yan...beliau adalah "mentri Luar Negeri" Majapahit. Setelah berhasil menaklukan kerajaan Bali, kemudian Arya Damar diangkat menjadi adipati PalembangNgurah Mulyarta
sejarah itu dasarnya sumber primer dan sekunder. Sekarang yang kita bahas Adityawarman berdasarkan babad tanah Jawa, dan babad Tabanan. Dimana bedanya ? Sama sama sekunder. Yang benar yang mana? Saya malah lebih cendrung babad Tabanan karena menyangkut silsilah keluarga mereka.Wayan Wardana
sumber yang didapat dari puri Tabanan itu dari mana ??? Kalau kesimpulan sejarah tidak berkesesuain dengan serat/babad yang lain belumlah mendekati suatu kebenaran. Contoh Arya Damar dikatakan adik dari R. Cakradara keturunan kediri, sedangkan ayah dari Arya Damar itu adalah Adwaya Brahma, adik dari prabu Keryanegara dari kerajaaan Singasari. Disini jelas tidak berkesesuaian, makanya anda tidak bisa menggunakan 1 rujukan sejarah untuk mengambil kesimpulan.