Alkisah Asal Nama "Indonesia" dari Wartawan Skotlandia
Nusantara (kini Republik Indonesia) yang dulunya orang Belanda menyebutnya Kepulauan Hindia Timur
Memang dalam catatan sejarah dari berbagai sumber, pernah ada seorang Belanda, Eduard Douwes Dekker yang punya nama samaran ‘Multatuli’, sempat menggunakan nama Insulinde untuk negeri yang sebelumnya bernama Hindia Belanda ini. Sayang, penyebutan kata itu di surat kabar pada awal abad 20 kurang populer.
Dalam data historis lainnya juga negeri kita pernah disebutkan sebagai “Nan-Hai” oleh para penjelajah Negeri China yang artinya Kepulauan Selatan. Adapula bangsa India yang menamai nusantara sebagai “Dwipantara” atau Kepulauan Tanah Seberang.
Tak ketinggalan bangsa Arab pernah pula menyebutkan negeri kita sebagai “Jaza’ir al-Jawi" atau Kepulauan Jawa. Terakhir, bangsa Belanda menyebut negeri kita sebagai Oost-Indische atau Hindia Timur di masa VOC (Kongsi Dagang Hindia Timur) masih bercokol.
Berangsur, nusantara kemudian disebutkan sebagai Nederlandsch-Indië atau Hindia Belanda. Namun flashback dan penelusuran lebih jauh, kata “Indonesia” pertama kali tercetak di sebuah majalah ilmiah Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA) pada 1850.
Dalam JIAEA volume IV halaman 252-347 dengan artikel bertajuk ‘The Ethnology of the Indian Archipelago’, pengacara sekaligus editor/wartawan asal Skotlandia, James Richardson Logan, menuliskan kali pertama kata ‘Indonesia’.
Kata yang awalnya dicetuskan koleganya, George Samuel Windsor Earl yang menuliskan kata ‘Indunesia’. “Mr Earl menyarankan istilah etnografi ‘Indunesian’, tapi saya lebih suka istilah geografis murni ‘Indonesia’ yang hanya sinonim untuk Pulau-Pulau Hindia atau Kepulauan Hindia,”.
Singkat cerita, nama ‘Indonesia’ kemudian baru populer di kalangan orang-orang Eropa, terutama Belanda, semenjak terbitnya buku ‘Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel’ karya Adolf Bastian, antropolog Universitas Berlin, Jerman pada 1884.
Sedangkan di nusantara sendiri, pribumi yang pertama kali menggunakan sebutan ‘Indonesia’ adalah Suwardi Suryaningrat atau yang biasa kita kenal sebagai Ki Hadjar Dewantara. Beliau mengenalkan penyebutan itu pada 1913 via pendirian biro pers ‘Indonesische Persbureau’, sekaligus menggantikan penyebutan ‘Indisch’.
Dibawah ini adalah gambar peta sekitar tahun 1840, Peta daerah kolonial Belanda di Masa Hindia Belanda
Randy Wirayudha, Okezone