“Haram melawan pendjajah Inggris?
Datoek Poetih, seorang jang berasal dari Sumatra Barat, doloenja pernah djadi Demang, dan sekarang soedah masoek partij Ahmadi[j]ah Qadian, baroe[2] ini soedah sampai di Makkah. Disitoe dia dikoendjoengi oleh beberapa pemoeda2 Indonesia jang bertanja kepadanja tentang pergerakan Ahmadijah. Waktoe satoe dari jang hadlir bertanja (lihat s[oerat] ch[abar] ‘Radio’28 Aug[ustus):
“Adakah engkoe tahoe gerakan Gandhi?”
(Djawabnja): Ada orang Hindoe sepakat bersama-sama memboycot barang-barang Inggris. Di Lahore ada djoega gerakan itoe, tetapi orang Ahmadijah tidak masoek karena, haram melawan pemerintah Inggris.
Comentar tidak ada!
***
Berita dalam majalah Pembela Islam (terbit di Bandung), No. 13, TAHOEN 1, October 1930 (hlm.54) tentang Datoek Poetih (Datuak Putiah), seorang pionir pembawa ajaran Ahmadiyah di Minangkabau. Beberapa nomor sebelum ini telah memberitakan orang ini, antara lain tentang diusirnya dia oleh otoritas Saudi Arabia karena keterlibatannya dalam ajaran Ahmadiyah Qadian di Pakistan (lihat laporan yang berjudul “Datoek Poetih “Te Mekka aangehouden” dalam De Tijd: godsdienstig-staatkundig dagblad edisi 31 Juli 1930).
Berita di atas mencatat pandangan Datuak Putiah tentang kolonialisme orang Eropa di Asia. Disebutkan bahwa dia diwawancarai oleh pemuda-pemuda Indonesia di Mekah ketika dia berada di Kota Suci Umat Islam itu. Menurut Datuak Putiah pengikut Ahmadiyah di India tidak ikut dalam gerakan rakyat India melawan kolonialisme bangsa Inggris. Artinya, Ahmadiyah setuju dengan penjajahan orang Eropa terhadap bangsa-bangsa Asia. Mungkin ada pembaca yang mengetahui mengapa Ahmadiyah memiliki pandangan yang berbeda dengan golongan Islam Sunni terhadap kolonialisme bangsa Barat
Dr. Suryadi – Leiden University, The Nerherlands / Padang Ekspres, Minggu 21 Januari 2018
__________________________
Disalin dari blog Engku Suryadi Sunuri: https://niadilova.wordpress.com