Disalin dari kiriman FB Ichwan Azhari
BAHASA MELAYU SEBAGAI BAHASA KITAB DAKWAH DUNIA SEJAK 500 TAHUN LALU (Pelajaran Bible Bahasa Melayu sejak 1514, Tafsir Qur'an Bahasa Melayu Pertama Lengkap Sejak 1675)
Tentulah Indonesia sebagai negara belum ada saat bahasa Melayu menjadi bahasa dalam literasi dunia. Kitab-kitab terjemahan dan pelajaran Islam dari bahasa Arab ke bahasa Melayu sudah ada sejak abad 13. Untuk orang Eropa, literasi Injil pertama dalam bahasa Melayu ditulis orang Portugis tahun 1514 dalam huruf Jawi/Arab Melayu. Bible pertama yang diterjemahkan di luar bahasa Eropa dilakukan ke dalam bahasa Melayu, 1618 dengan aksara latin. Cover dalam Bibel 1618 ini terang terangan menyebut Bibel terjemahan Melayu. Bahkan hanya bertaut beberapa tahun saja dari terjemahan Bible pertama dalam bahasa Inggris.
Penerjemahan lengkap Bible dalam bahasa Melayu ini mendahului tafsir Al Qur'an lengkap 30 Juz pertama dalam bahasa Melayu Karya Abdurrauf Singkil tahun 1675, sepanjang manuskripnya dengan aksara Jawi sampai saat ini ditemukan. Abdurauf sendiri ulama besar di kesultanan Aceh, berasal dari Arab, tapi justru tidak menggunakan bahasa Aceh untuk menerjemahkan tafsir Al Qur'an. Pilihan Abdurrauf kepada bahasa Melayu dan bukan bahasa Aceh, mengisyaratkan betapa pentingnya bahasa Melayu sebagai bahasa dakwah yang luas di Asia Tenggara.
Tafsir Al Qur'an Pertama di dunia dalam bahasa Melayu ini selama 300 tahun menjadi satu-satunya kitab tafsir al Qur'an lengkap berbahasa Melayu dan beredar luas di Timur Tengah. Dicetak di Mekkah, Kairo, Bombay, Turki, Singapura, Malaysia dan Indonesia.
Penggunaan dan penyebutan bahasa Melayu sebagai penerjemahan Al Qur'an terus berlangsung. Bahkan 10 tahun sejak anak anak sekolahan itu berkongres di Jakarta (1928) dan mengganti sebutan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, sebutan itu tidak begitu dipedulikan, tetap yang disebut bahasa Melayu.
Salah satu bukti, kitab terjemahan Al Qur'an yang diterbitkan di Jogyakarta tahun 1938 terlampir ini jelas menyebut judulnya "Qoer'an Tardjamah Melajoe".
Bahkan dibagian belakang kitab ini ada iklan buku buku "Tardjamah Melajoe" termasuk kitab Hadist Boechari. Iklan ini memperlihatkan buku-buku dengan brand Bahasa Melayu itu beredar mulai dari Bandung, Gorontalo, Semarang, Pladoe, Pontianak, Takengon Atjeh, Palembang, Pematang Siantar, Mataram, Palembang. Bahasa Melayu dipakai dalam iklan buku tahun 1938. Banyak contoh lain bisa ditunjukkan. Tidak benar seluruh bangsa sepakat sejak kongres 1928 mengganti bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia.
Saat kongres pemuda 1928 banyak tokoh Jawa yang tidak bisa berbahasa Melayu, mereka pidato menggunakan bahasa Belanda. Lalu menggema suara peserta minta pada pimpinan sidang agar pidato mereka itu dimelayukan,
"Tuan pimpinan sidang, harap dimelayukan pidatonya" . Yamin lah yang memelayukannya.
Artinya, pidato bahasa Belanda itu diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu. Dimelayukan. Lalu kini ada suara riuh : bukan bahasa Melayu namanya, tapi bahasa Indonesia. Tapi ah ini kan memang menambah uniknya Indonesia itu. Unik dan juga jenaka. (Ichwan Azhari)
=======================
Baca juga:
- Kenapa Malaysia Menggunakan Dialek Johor Riau sebagai Dialek Standard
- Kecintaan Minang atas Bahasa Melayu
- Pertumbuhan Menjadi Bahasa Resmi
- Bahasa Melayu di Aceh
- Nasionalisme Bahasa
- Sejarah Bahasa Melayu
- Asal Mula Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia
- Bahasa Melayu Kuno
- Bahasa Menentukan Bangsa
- Alam Malayu (Jazirah Malayu)
- Bahasa Melayu Banyak Dialeknya
- Bahasa Indonesia Ialah Bahasa Melayu