Tampilkan postingan dengan label medan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label medan. Tampilkan semua postingan

Tentang Adat Bangsa Karo - 1938

 


FB Aditia Barus | Info A1 tentang Budaya Bangsa Karo di Kota Medan; Soematra Timoer dari Tengku Mansoer Adil Mansoer | Sumber : dari Deli Gids tahun 1938.

----

Sedikit Tentang Penghidupannya

Setelah kita terangkan di atas penghasilan Tanah Karo, sekarang kita hendak bicarakan sedikit tentang penghidupan bangsa itu. Bangsa ini sangat menghormati saudara ibunya atau mertuanya (ayah isterinya), yang dinamai mereka Kalimbubu. Betul di tempat-tempat lain juga saudara ibu dan mertua itu dihormati tetapi tidak sekeras di Karo, dimana Kalimbubu itu selain dari disayangi juga ditakuti. Tidak heran kalau Kalimbubu itu digelar orang Karo, Debata Idah (Tuhan yang Kelihatan).

Pihak Kalimbubu itu terhadap mertuanya selamanya bermuka masam, dan sebaliknya menantu itu seolah-olah "ketakutan" tidak berani menentang muka Kalimbubunya. Selain dari itu banyak pula pantang yang mesti diawasi terhadap Kalimbubu itu. Salah satu pantang yang terbesar ialah; (ma'af), melepaskan angin [kentut] dihadapan Kalimbubunya (dengan tidak sengaja).

KESULTANAN MELAYU DELI

Ilustrasi Gambar: tokoh kita

FB Sejarah Tanah Melayu
Kesultanan Deli adalah sebuah kesultanan yang didirikan pada tahun 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan di wilayah bernama Tanah Deli (kini Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Indonesia). Kesultanan Deli masih tetap eksis hingga kini meski tidak lagi mempunyai kekuatan politik setelah berakhirnya Perang Dunia II dan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia.

Pendirian
Menurut Hikayat Deli, seorang pemuka Aceh bernama Muhammad Dalik berhasil menjadi laksamana dalam Kesultanan Aceh. Muhammad Dalik, yang kemudian juga dikenal sebagai Gocah Pahlawan dan bergelar Laksamana Khuja Bintan (ada pula sumber yang mengeja Laksamana Kuda Bintan), adalah keturunan dari Amir Muhammad Badar ud-din Khan, seorang bangsawan dari Delhi, India yang menikahi Putri Chandra Dewi, putri Sultan Samudera Pasai. Dia dipercaya Sultan Aceh untuk menjadi wakil bekas wilayah Kerajaan Haru yang berpusat di daerah Sungai Lalang-Percut.

PAO AN TUI (TENTARA BENTUKAN CHINA DI WILAYAH SUMATERA UTARA.

Sumber Gambar: https://www.facebook.com

__________________________________________
Teror Pao An Tui di Medan.

Di zaman revolusi, kebencian rasial melanda rakyat Sumatra Utara ketika sebagian orang Cina memutuskan berpihak kepada Belanda:

Oleh: Martin Sitompul

Teror Pao An Tui di Medan 

Lim Seng (tengah bertopi pet) komandan Pao An Tui di Medan berbincang dengan Kapten V Been dari Tentara NICA Belanda. (Arsip Nasional Republik Indonesia).