Ilustrasi gambar: Cerita Rakyat Riau |
Kami akan menyajikan dua versi Hikayat Malin Deman
1. Versi Pertama
Cerita Sato - Kisah Malim Deman merupakan cerita rakyat daerah di Minangkabau yang memiliki kemiripan cerita dengan kisah Jaka Tarub dari Jawa Tengah maupun Aryo Menak dari Jawa Timur.
Alkisah, Malim Deman adalah seorang pemuda yatim yang tinggal bersama ibu & mamaknya. Setiap hari Malim Deman berkerja membantu mamaknya, mengerjakan sawah ladang milik ibunya di pinggir hutan.
Mandeh Rubiah biasa membawakan Malim Deman makanan saat Malim Deman menjaga tanaman padinya di malam hari.
Malim Deman Mencuri Selendang Bidadari
Alangkah terkejutnya Malim Deman ketika melihat ada tujuh orang perempuan sedang mandi di kolam. Wajah mereka sangat cantik. Tidak jauh dari tempatnya mengintip, Malim melihat ada tujuh buah selendang tergeletak begitu saja. Malim menduga bahwa itu adalah selendang milik tujuh perempuan tersebut. Ia kemudian mengambil sehelai selendang kemudian menyembunyikan di balik bajunya.
Namun, hingga menjelang pagi, selendang Puti Bungsu tidak juga ditemukan. Akhirnya keenam saudari Puti Bungsu terpaksa pergi terbang ke kahyangan meninggalkan Puti Bungsu seorang diri. Ternyata mereka bertujuh adalah bidadari kahyangan. Tinggallah Puti Bungsu seorang diri menangis di pinggir kolam karena merasa takut.
Malim Deman tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan mendekati Puti Bungsu. Malim berpura-pura menanyakan kenapa ia menangis. Setelah bercakap-cakap sebentar, Malim Deman kemudian menawarkan Puti Bungsu agar tinggal di rumah Mandeh Rubiah yang tidak jauh dari kolam tersebut.
Puti Bungsu menerima ajakan Malim karena merasa tidak memiliki pilihan lain. Malim Deman kemudian mengajak si bidadari ke rumah Mandeh Rubiah. Dengan hati gembira, Mandeh Rubiah menerima Puti Bungsu dan mengakuinya sebagai anak.
Malim Deman kemudian pulang ke rumahnya untuk menceritakan kejadian tersebut pada ibunya. Ia kemudian menyerahkan selendang Puti Bungsu pada ibunya dan meminta ibunya untuk menjaganya.
Malim Deman Menikahi Bidadari
Puti Bungsu kemudian berpura-pura pada mertuanya bahwa ia akan mencucikan pakaian milik mertuanya. Saat mertuanya lengah, Puti Bungsu segera mengambil selendang miliknya kemudian cepat-cepat pulang ke rumah.
Puti Bungsu Kembali Ke Kahyangan
Setelah berpamitan pada Mandeh Rubiah, Puti Bungsu kemudian terbang ke kahyangan membawa serta Sutan Duano. Bujang Selamat segera bergegas mencari Malim Deman ke tempat sabung ayam. Setelah bertemu, ia segera menyampaikan perihal Puti Bungsu & anaknya Sutan Duano.
2. Versi Kedua
Dongeng Cerita Rakyat - Syahdan hiduplah seorang pemuda yatim piatu pada zaman dahulu kala. Malim Deman namanya. Dia pemuda yang rajin giat bekerja dan baik budinya. Setiap hari dia mengerjakan sawah dan ladang milik ibunya yang berada dipinggir hutan. Dia bekerja membantu mamaknya.
Di sekitar sawah milik ibu Malim Deman itu tinggal seorang janda tua. Mandeh Rubiah namanya. Malim Deman sangat akrab dengan janda tua itu. Bahkan, Mandeh Rubiah telah mengaggap Malim Deman sebagai anaknya sendiri. Mandeh Rubiah kerap mengirimkan makanan kepada Malim Deman ketika Malim Deman tengah menjaga tanaman padinya pada malam hari.
Pada suatu malam Malim Deman kembali menjaga tanaman padinya. Dia hanya seorang diri ditengah sawah. Dia merasa sangat haus. Malim Deman segera ke pondok Mandeh Rubiah untuk meminta air minum. Belum juga Malim Deman tiba di pondok Madeh Rubiah, Malim Deman mendengar suara beberapa perempuan di belakang pondok Mandeh Rubiah. Dengan berjalan berjingkat-jingkat, Malim Deman segera menuju sumber suara yang sangat mencurigakan tersebut.
Terperanjatlah Malim Deman ketika melihat tujuh bidadari tengah mandi di kolam yang terletak di belakang pondok Mandeh Rubiah. Malim Deman sangat terpesona melihat kecantikan tujuh bidadari itu ketika wajah mereka terkena sinar rembulan yang tengah purnama. Malim Deman juga melihat tujuh selendang tergeletak di dekat kolam itu. Malim Deman menerka, tujuh selendang itu digunakan para bidadari untuk terbang dari khayangan ke kolam itu. Maka, dengan berjalan mengendap-endap dia mendekati tujuh selendang itu dan mengambil salah satu selendang. Segera disembunyikan selendang itu dan dia kembali mengintip tujuh bidadari yang tetap mandi tersebut.
Menjelang waktu pagi datang, tujuh bidadari itu berniat kembali ke khayangan. Salah satu bidadari, yakni bidadari bungsu, tidak dapat menemukan selendangnya. Enam kakaknya telah berusaha turut membantu mencari selendang itu, namun hingga menjelang fajar selendang milik bidadari bungsu tetap tidak ditemukan. Karena matahari sebentar lagi terbit, enam bidadari yang telah mendapatkan selendang dengan terpaksa meninggalkan adik bungsu mereka. Keenamnya menggunakan selendang mereka masing-masing untuk terbang kembali ke Khayangan.
Sepeninggalan kakak-kakaknya, si bungsu menangis. Dia ketakutan untuk tinggal dibumi Malim Deman lantas mendekati dan menghibur si bidadari bungsu. Malim Deman kemudian mengajak bidadari itu kerumah Mandeh Rabiah. Dengan hati gembira Mandeh Rabiah menerima bidadari bernama Putri Bungsu itu dan mengakuinya sebagai anak.
Malim Deman kembali ke rumahnya setelah mengantarkan bidadari bernama Putri Bungsu ke rumah Mandeh Rabiah. Sesampainya di rumah, Malim Deman menceritakan kejadian yang dialaminya kepada ibundanya. Dijelaskannya pula adanya bidadari yang tinggal bersama Mandeh Rabiah. Malim Deman lalu memberikan selendang bidadari itu kepada ibunya untuk disimpan. Malim Deman meminta ibunya untuk menyembunyikan selendang itu selamanya.
Sejak saat itu Malim Deman kian rajin berkunjung ke rumah Mandeh Rabiah untuk menemui Putri Bungsu. Malim Deman dan Putri Bungsu tampaknya saling jatuh cinta. Keduanya lantas menikah. Tidak beberapa lama mereka dikarunia seorang anak laki-laki. Malim Deman memberi nama Sutan Duano untuk nama anak lelakinya itu.
Putri Bungsu semula sangat berbahagia bersuamikan Malim Deman. Namun sejak Sutan Duano lahir, perangai Malim Deman menjadi berubah. Malim Deman malah lebih banyak menghabiskan waktunya di arena perjudian. Dia sangat senang menyabung ayam dengan menggunakan taruhan. Begitu senangnya dia dengan perjudian hingga seringkali dia tidak pulang berhari-hari lamanya.
Putri Bungsu menjadi sangat bersedih melihat perangai buruk suaminya. Dia kadang menangis sendiri meratapi nasibnya. Kerinduannya untuk pulang kembali ke kahyangan kembali muncul. Semakin lama rasa itu semakin besar. Hingga pada suatu saat dia menemukan selendang miliknya di rumah ibu Malim Deman. Dia berpura-pura hendak menjemur selendang itu. Seketika dia membawa selendang itu kerumahnya. Putri Bungsu kemudian menemui Bujang Karim pegawai Malim Deman. “Tolong kau sampaikan kepada Malim Deman, aku akan kembali ke Kahyangan dengan membawa Sutan Duano.”
Bujang Karim segera cepat mencari Malim Deman ke arena perjudian. setelah bertemu diceritakannya pesan dari Putri bungsu kepada Malim Deman.
Malim Deman panik dengan terburu-buru dia segera kembali ke rumah untuk menemui istri dan anaknya. Namun terlambat. Sesampainya dirumah, istri dan anaknya sudah tidak ada. Istrinya telah membawa anak kesayangannya kembali ke Kahyangan. Malim Deman hanya dapat menyesali kepergian anak dan istrinya. Benar-benar dia sangat menyesal. Namun penyesalan hanya penyesalan, apa yang telah terjadi tidak dapat diulang lagi. Akibat sikap buruknya dia harus kehilangan keluarga yang dicintainya.
3. Teater Musical Malin Deman versi Malaysia
4. Malin Deman versi Riau
============
Baca juga: