Ilustrasi Gambar: Sari Bundo |
MAK LAMPIR DALAM BUDAYA JAWA
Legenda Rakyat Sumatera Barat yang diadaptasi di tanah Jawa. Buat Dun Sanak, rerencangan, sedulur-sedulur bantu kupas yee..
Saya sampai sekarang masih belum menemukan sumber tentang legenda Mak Lampir di Jawa. Bahkan dari naskah-naskah kuno dan Babad Tanah Jawa. Yang menjadi pertanyaan, sejak kapan legenda itu berlokasi di Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah. Bahkan orang di lereng Merapi sekarang ada yang percaya Mak Lampir disana. Apa gara-gara sinetron Misteri Gunung Merapi?
Setahuku dalam kosmologi Jawa Kraton Surakarta, Posisi kraton di tengah dan di apit 4 penjuru mata angin yang masing-masing wilayah dijaga oleh beberapa penguasa:
Barat : Gusti Kanjeng Ratu Sekar Kedaton di gunung Merapi
Utara : Bethari Kalayuwati di hutan Krendawahana
Timur : Sunan Lawu di gunung Mahendra
Dimana jal mak lampir?
Kisah aslinya sebagai berikut:
Mak Lampir merupakan legenda atau cerita yang berasal dari gunung Marapi [Minangkabau] Sumatera, kemudian diadaptasi di Jawa karena ada Gunung Merapi. Mak Lampir sering dikisahkan sebagai kisah seram dan dipakai sebagai tokoh untuk menakutkan.
Padahal, sebenarnya kisah Mak Lampir menyimpan kisah moral. Legenda Nenek Lampir atau lebih dikenal dengan sebutan Mak Lampir di Sumatera, merupakan legenda masyarakat dari kaki Gunung Marapi atau Berapi yang terletak di Provinsi Sumatera Barat, tepatnya di Kabupaten Agam.
Legenda Mak Lampir ini juga sangat berkaitan dengan Legenda 7 Manusia Harimau yang juga berasal dari Sumatera Barat, sebagian di Provinsi Bengkulu dan Lampung.
Sebenarnya Mak Lampir merupakan seorang putri dari kerajaan kuno Champa. Kerajaan Champa (bahasa Vietnam: Chiêm Thành) adalah kerajaan yang pernah menguasai daerah yang sekarang termasuk Vietnam tengah dan selatan, diperkirakan antara abad ke-7 sampai dengan 1832.
Sebelum Champa, terdapat kerajaan yang dinamakan Lin-yi (Lam Ap), yang didirikan sejak 192, namun hubungan antara Lin-yi dan Champa masih belum jelas. Komunitas masyarakat Champa, saat ini masih terdapat di Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Pulau Hainan (Tiongkok).
Pada satu cerita, Mak Lampir jatuh cinta dengan pimpinan dari Pasukan Harimau. Pimpinan dari Pasukan Harimau adalah Datuk Panglima Kumbang. Karena cintanya tidak direstui oleh orang tuanya, kemudian dia dibuang, dan Mak Lampir memutuskan untuk melakukan pertapaan di Gunung Marapi.
Dia bertemu dengan seorang petapa dan bergurulah padanya. Akhirnya Mak Lampir memiliki kekuatan yang dahsyat tak tertandingi.
Sebenarnya Datuk Panglima Kumbang juga mencintai Mak Lampir, tapi Mak Lampir tidak mengetahuinya. Selama Mak Lampir dibuang, dia terus mencari, tetapi tak pernah ketemu. Sampai akhirnya Mak Lampir dan Datuk dipertemukan dalam sebuah pertempuran, yang berakhir dengan tewasnya si Datuk.
Di saat itu, Mak Lampir baru mengetahui tentang cinta Datuk untuknya. Dia pun sangat menyesal. Dengan kesaktian yang dimilikinya, ia mengikat jiwa Datuk ke bumi dengan konsekuensi tubuh dan wajah cantiknya berubah menjadi buruk dan menyeramkan.
Dengan harapan, suatu saat sang Datuk yang mengira berhadapan dengan makhluk jahat dan buruk rupa, dapat menyadari bahwa dia lah sang putri dan menerima kembali cintanya dengan tulus. Tetapi Tuhan berkehendak lain, setelah Datuk hidup kembali, bukan cinta yang didapati Mak Lampir.
Justru, Datuk berpendapat bahwa Mak Lampir adalah Setan dan penebar teror kepada masyarakat. Itulah awal peperangan gaib terjadi antara hitam dan putih.
Dalam versi lain disebutkan, Mak Lampir merupakan manusia yang mencari jalan untuk dapat hidup kekal abadi dan akhirnya bersekutu dengan jin dan setan untuk mewujudkan semuanya.
Lampir hidup hingga ribuan tahun sehingga dijuluki Mak Lampir, berkelana dari Swarna Dwipa hingga Jawa Dwipa dan akhirnya konon juga mendirikan kerajaan iblisnya di Puncak Gunung Merapi, Pulau Jawa.
Sumber berita: mufieandherstuff.wordpress.com,