Ilustrasi Gambar: batak people
Jane drakard dalam bukunya "A Malay Frontier" menuliskan bahwa Sultan Ibrahim berasal dari Tarusan Kerajaan Inderapura putra dari Sultan Muhammad Syah pergi dari Tarusan ke Barus dan mendirikan Dinasti Kerajaan Hilir di Barus.
Sultan Ibrahim pergi bersama istrinya dan membawa seribu pengikut, dengan membawa sekepal tanah dan sekendi air dari Inderapura. Sebagai penanda tempat yang dituju adalah sampai menemukan tempat yang sama beratnya dengan air yang dibawa.
Sultan Ibrahim melalui rute Batu Mundam dan Batang Toru, menjelajahi Tanah Batak. Sesampai di Tobah, Sultan Ibrahim hendak ditahan oleh orang Tobah. Hendak dijadikan raja pada sekalian antara Tobah Silindung. "Janganlah menahan hamba disini karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala belum menakdirkan hamba tinggal disini karena maksud hamba belum sampai, air yang hamba bawa' belum sama beratnya' " kata Sultan Ibrahim.
Dan atas permohonan segala Raja-raja di Tobah akhirnya Sultan Ibrahim diangkat menjadi menjadi Raja dan seluruh aja-raja Luhu' Silindung beraja kepada Sultan Ibrahim. Dengan persumpahan yang berbunyi," Maka dilabuhkanlah perjanjian pada ketika itu melainkan sekalian Luhak Silindung melainkan berbapa kepada Sultan Ibrahim dan Sultan Ibrahim menjadikan panghulu empat disana."
Maka bersumpah saktilah kedua belah pihak Sultan Ibrahim dengan sekalian raja-raja Silindung Basa tiada boleh mungkir-memungkiri berbapa kepada Sultan Ibrahim sampai kepada anak cucunya. Adapun sumpahnya tatkala itu " jikalau kami mungkir berbapa tuan, padi kami jadi hilalang, gadung kami jadi akar kalimpanang hidup-hidupan kami habislah mati."
Selanjutnya Sultan Ibrahim diangkat menjadi Sri Maharaja. Dan adapun tanda luhu' Silindung beraja kepada Sultan Ibrahim melainkan sekali atau didalam 2 tahun panghulu yang empat menghadap dengan membawa pengiring pengiring dan kuda sebagai persembahan.
Dan atas kehendak Allah kemudian Sultan Ibrahim menikah dengan saudara perempuan dari Raja Batak. Sehingga sampailah saat istrinya mengandung, Sultan Ibrahim harus pergi menuju tempat tujuan yang sesuai dengan kadar berat air dan tanah yang dibawa dari Inderapura. Sebelum berangkat berwasiatlah Sultan Ibrahim bahwa nanti disaat kelahiran putranya akan hujan dan petir gemuruh mengelegar serta putranya akan berbulu lidahnya dan berilah nama SI SINGA MANGARAJA dan akan pengganti kedudukan Sultan Ibrahim disana.
Disalin dari kiriman FB: Sultan Indra Pura