Ilustrasi Gambar: Twitter |
*Transmigrasi*
Niccolò Machiavelli menuliskan dalam bukunya yang termasyur, The Prince, bahwa 'pemindahan penduduk adalah salah satu cara yang paling berhasil untuk menjajah negara lain'. Cara ini kurang dibenci daripada kita mengirim pasukan untuk menaklukkan dan menjaga daerah koloni dan mengeluarkan biaya yang lebih banyak..
Pemerintah kolonial Belanda merintis kebijakan pemindahan penduduk secara massal dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera pada pertengahan abad ke-19. Program ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan pulau Jawa dan memasok tenaga kerja yang diperlukan untuk pembukaan lahan perkebunan di pulau Sumatra. Program ini mencapai puncaknya di awal abad ke 20 dan perlahan memudar pada tahun-tahun terakhir masa penjajahan Belanda pada 1940-an.
Presiden Soekarno memperkenalkan istilah Transmigrasi lewat tulisannya pada Harian Soeloeh Indonesia. Menurutnya hal ini diperlukan Indonesia untuk menangkal kelangkaan pangan dan bobroknya ekonomi setelah Perang Dunia II. Setelah kemerdekaan Indonesia diakui oleh Belanda pada 1949 dibawah pemerintahan Soekarno, program transmigrasi dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia untuk cakupan yang lebih luas.
Program Transmigarsi dijalankan oleh Pemerintah Indonesia selama 44 tahun berikutnya. Dalam periode itu, penduduk Pulau Jawa, Madura, Bali dan Lombok yang padat penduduknya dipindahkan secara massal ke Pulau-Pulau lainnya di dalam wilayah Indonesia. Penduduk yang melakukan transmigrasi disebut Transmigran. Program ini dimulai pada 12 Desember 1950. Kala itu pemerintah memberangkatkan 23 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah keseluruhan sebanyak 98 orang dari Jawa Tengah ke Lampung Selatan. Sejak saat itu Tanggal 12 Desember selalu diperingati sebagai Hari Bhakti Transmigrasi (HBT).
Disalin dari kiriman FB: Riff ben Dahl