Asia Tenggara sebagai global hub
Dalam sejarah, sebagaimana diketahui bahwa jalur perdagangan telah membentuk Asia Tenggara selama ribuan tahun. Pada 2000 tahun yang lalu, melalui kawasan tersebut terhubung rute perdagangan dari kekaisaran Romawi melalui India ke Cina, dengan ratusan kapal yang membawa produk ke kedua arah setiap tahunya.
Berbagai prasasti tertua di kawasan ini ditulis dalam aksara brahmin kuno yang berasal dari bahasa India. Rempah-rempah, sutra, dan keramik diperdagangkan, bahkan di zaman kuno ada perdagangan bahan makanan pokok antar pulau yang ramai di mana banyak kota perdagangan bergantung untuk kelangsungan hidup mereka.
Hal ini terjadi tidak selalu melalui proses yang damai. Kerajaan-kerajaan yang berbeda mencoba mengendalikan rute perdagangan penting ini, untuk diri mereka sendiri. Akan tetap, pertahanan kolektif kawasan tersebut pada akhirnya selalu menggalkan upaya itu.
Ketika kita bertanya tentang keberhasilan ekonomi yang luar biasa dari negara-negara Asia selama beberapa dekade terakhir, kita harus melihat pada sejarah perdagangan kompetitif yang sangat panjang ini. Dinamika Kerajaan/ Kesultanan dalam perdagangannya merupakan sumber pendapatan penting. Dinasti yang terlibat dalam perdagangan jarak jauh selama beberapa generasi kemudiam membangun jaringan di seluruh kawasan.
Karenanya globalisasi bukanlah sesuatu yang baru bagi Asia Tenggara - kawasan ini telah melihat ke luar untuk sebagian besar sejarahnya, dan merebut kembali tempatnya sebagai salah satu hub pertukaran global yang utama.
Disalin dari kiriman FB Riff ben Dahl
Foto: wikipedia