CATATAN SEJARAH #5
RUNUTAN PERISTIWA PEMBERONTAKAN PKI PASKA KUDETA MADIUN SEPTEMBER 1948

MUSO di Eksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo.
Sedang MH LUKMAN dan NYOTO pergi ke Pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).

Seluruh Pimpinan PKI Muso berhasil di Bunuh atau di Tangkap,
Dan Seluruh Daerah yang semula di Kuasai PKI berhasil direbut,
Antara lain :

Agresi Militer Belanda kedua ke Yogyakarta.

PKI tetap Tidak Dilarang,
Sehingga tahun 1949 dilakukan Rekontruksi PKI dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun 1965.

Pemerintah RI dengan disaksikan puluhan ribu masyarakat yang datang dari berbagai daerah seperti Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek,
Melakukan PEMBONGKARAN 7 (TUJUH) SUMUR NERAKA PKI dan mengidentifikasi Para Korban.
Di SUMUR NERAKA SOCO I ditemukan 108 Kerangka Mayat yang 68 dikenali dan 40 tidak dikenali.
Sedang di SUMUR NERAKA SOCO II ditemukan 21 Kerangka Mayat yang semuanya berhasil diidentifikasi. Para Korban berasal dari berbagai KALANGAN ULAMA dan UMARA serta TOKOH MASYARAKAT.

PKI memulai kembali kegiatan penerbitan Harian Rakyat dan BINTANG MERAH.

GEROMBOLAN ETEH dari PKI menyerbu Asrama Brimob di Tanjung Priok dan merampas semua Senjata Api yang ada.

DIPA NUSANTARA AIDIT memimpin PKI sebagai PARTAI NASIONALIS yang sepenuhnya mendukung Presiden Soekarno sehingga disukai Soekarno,
Lalu LUKMAN dan NYOTO pun kembali dari pengasingan untuk membantu DN Aidit membangun kembali PKI.

PKI ikut Pemilu Pertama di Indonesia dan berhasil masuk empat Besar setelah MASYUMI, PNI dan NU.

KONGRES ALIM ULAMA Seluruh Indonesia di Palembang–Sumatera Selatan MENGHARAMKAN IDEOLOGI KOMUNIS dan mendesak Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Pelarangan PKI dan semua Mantel organisasinya tapi DITOLAK OLEH SOEKARNO.

Kedekatan Soekarno dengan PKI mendorong Kelompok Anti PKI di Sumatera dan Sulawesi melakukan koreksi hingga melakukan Pemberontakan terhadap Soekarno. Saat itu MASYUMI dituduh terlibat, karena Masyumi merupakan MUSUH BESAR PKI.

Para pemberontak di Sumatera dan Sulawesi Mendeklarasikan PEMERINTAH REVOLUSIONER REPUBLIK INDONESIA (PRRI), namun Pemberontak kan ini berhasil dikalahkan dan dipadamkan.

DN Aidit dan REWANG mewakili PKI ikut KONGRES PARTAI PERSATUAN SOSIALIS Jerman di Berlin.

TNI berusaha menggagalkan Kongres PKI,
Namun Kongres tersebut tetap berjalan karena ditangani sendiri oleh Presiden Soekarno.

SOEKARNO meluncurkan SLOGAN NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yang didukung penuh oleh PNI, NU dan PKI.
Dengan demikian PKI kembali terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan RI.

Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.200 Th.1960 tertanggal 17 Agustus 1960 tentang "PEMBUBARAN MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia)" dengan dalih tuduhan keterlibatan Masyumi dalam Pemberotakan PRRI,
Padahal hanya karena ANTI NASAKOM.

Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa PKI semakin kuat dengan keanggotaan mencapai 2 Juta orang.

PKI resmi masuk dalam Pemerintahan Soekarno,
DN AIDIT dan NYOTO diangkat oleh Soekarno sebagai MENTERI PENASEHAT.

Kongres PKI.

PKI Memprovokasi Presiden Soekarno untuk Konfrontasi dengan MALAYSIA,
Dan mengusulkan dibentuknya Angkatan Kelima yang terdiri dari BURUH dan TANI untuk dipersenjatai dengan dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara” melawan Malaysia.

Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal 10 JULI 1963 tentang PEMBUBARAN GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), lagi-lagi hanya karena ANTI NASAKOM.

Atas Desakan dan Tekanan PKI terjadi PENANGKAPAN Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta ULAMA Anti PKI, antara lain :
KH.Buya Hamka,
KH.Yunan Helmi Nasution,
KH.Isa Anshari,
KH.Mukhtar Ghazali, KH.EZ.Muttaqien,
KH.Soleh Iskandar,
KH.Ghazali Sahlan dan
KH.Dalari Umar.

CHAERUL SALEH Pimpinan Partai MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak) yang didirikan oleh mantan Pimpinan PKI, TAN MALAKA, menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan KUDETA.

Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Surat Keputusan Presiden RI No.1/KOTI/1965 tertanggal 6 Januari 1965 tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA,
Dengan dalih telah Memfitnah PKI.

Dua Sayap PKI yaitu
PR (PEMUDA RAKYAT) dan
BTI (BARISAN TANI INDONESIA) Menyerang dan Menyiksa Peserta Training PII
(PELAJAR ISLAM INDONESIA) di Desa KANIGORO Kecamatan Kras KABUPATEN KEDIRI,
Sekaligus melecehkan Pelajar Wanitanya,
Dan juga merampas sejumlah Mushaf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injaknya.

PKI dengan 3 Juta Anggota menjadi Partai Komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT.
PKI memiliki banyak Ormas,
antara lain :
SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia),
PEMUDA RAKJAT,
GERWANI,
BTI (Barisan Tani Indonesia),
LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakjat) dan
HSI (Himpunan Sardjana Indonesia).

Tiga Sayap Organisasi PKI yaitu
PR, BTI dan GERWANI merebut Perkebunan Negara di Bandar Betsi, Pematang Siantar, Sumatera Utara, dengan Menangkap dan Menyiksa serta Membunuh PELDA SOEDJONO penjaga PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Karet IX BANDAR BETSI.

PKI menggelar Pelatihan Militer untuk 2000 anggotanya di Pangkalan Udara Halim dengan dalih ”MEMPERSENJATAI RAKYAT UNTUK BELA NEGARA”.

Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.291
th.1965 tertanggal 21 September 1965 tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA,
Karena sangat memusuhi PKI.

Ormas PKI Pemuda Rakjat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.

Terjadi Gerakan G30S/PKI atau disebut juga GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh) :
PKI Menculik dan Membunuh 6 (enam) Jenderal Senior TNI AD di Jakarta dan membuang mayatnya ke dalam sumur di LUBANG BUAYA Halim, mereka adalah :
JENDERAL AHMAD YANI,
LETJEN R. SUPRAPTO,
LETJEN MT HARYONO,
LETJEN S. PARMAN,
MAYJEN PANJAITAN dan
MAYJEN SUTOYO SISWOMIHARJO.
PKI juga menculik dan membunuh KAPTEN PIERRE TENDEAN karena dikira Jenderal ABDUL HARIS NASUTION.
PKI pun membunuh AIP KS TUBUN seorang Ajun Inspektur Polisi yang sedang bertugas menjaga Rumah Kediaman Wakil PM Dr.J. LEIMENA yang bersebelahan dengan Rumah Jenderal AH Nasution.
PKI juga menembak Putri Bungsu Jenderal AH.Nasution yang baru berusia 5 (lima) tahun,
Ade Irma Suryani Nasution,
Yang berusaha menjadi Perisai Ayahandanya dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak dan akhirnya wafat pada tanggal 6 Oktober 1965.
G30S/PKI dipimpin oleh LETNAN KOLONEL UNTUNG yang membentuk tiga kelompok gugus tugas PENCULIKAN, yaitu :
- PASUKAN PASOPATI dipimpin LETTU DUL ARIEF,
Dan PASUKAN PRINGGODANI dipimpin MAYOR UDARA SUJONO, serta PASUKAN BIMA SAKTI dipimpin KAPTEN SURADI.
Selain Letkol Untung dan kawan-kawan,
PKI didukung oleh sejumlah Perwira ABRI (TNI/Polri) dari berbagai Angkatan, antara lain :
ANGKATAN DARAT :
Mayjen TNI Pranoto Reksosamudro, Brigjen TNI Soepardjo dan Kolonel Infantri A. Latief.
ANGKATAN LAUT :
Mayor KKO Pramuko Sudarno, Letkol Laut Ranu Sunardi dan Komodor Laut Soenardi.
ANGKATAN UDARA :
Men/Pangau Laksda Udara Omar Dhani,
Letkol Udara Heru Atmodjo dan Mayor Udara Sujono.
KEPOLISIAN :
Brigjen Pol. Soetarto,
Kombes Pol. Imam Supoyo dan AKBP Anwas Tanuamidjaja.

PKI di Yogyakarta juga Membunuh BRIGJEN KATAMSO DARMO KUSUMO dan KOLONEL SUGIONO. Lalu di Jakarta PKI mengumumkan terbentuknya DEWAN REVOLUSI baru yang telah mengambil Alih Kekuasaan.

LETJEN TNI SOEHARTO mengambil alih Kepemimpinan TNI dan menyatakan Kudeta PKI gagal dan mengirim TNI AD menyerbu dan merebut Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dari PKI.

SOEKARNO menggelar Pertemuan Kabinet dan Menteri PKI ikut hadir serta berusaha Melegalkan G30S, tapi ditolak,
Bahkan Terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S,
Lalu usai rapat Nyoto pun langsung ditangkap.

Ormas Anshar NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di Seluruh Jawa.

PKI menyamar sebagai Anshar Desa Karangasem (kini Desa Yosomulyo) Kecamatan Gambiran,
Lalu mengundang Anshar Kecamatan Muncar untuk Pengajian.
Saat Pemuda Anshar Muncar datang,
Mereka disambut oleh Gerwani yang menyamar sebagai Fatayat NU,
Lalu mereka diracuni,
Setelah Keracunan mereka di Bantai oleh PKI dan Jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa/Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi.
Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshar yang dibantai, dan ada beberapa pemuda yang selamat dan melarikan diri,
Sehingga menjadi Saksi Mata peristiwa.
Peristiwa Tragis itu disebut TRAGEDI CEMETUK,
Dan kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.

ANSHAR NU dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.

PNI dan PKI bentrok di Bali.

DN Aidit ditangkap dan diadili serta di Hukum Mati.

ACEH dinyatakan telah bersih dari PKI.

Terbit Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yang memberi wewenang penuh kepada Letjen TNI Soeharto untuk mengambil langkah Pengamanan Negara RI.

SOEHARTO melarang secara resmi PKI.

SOEHARTO melarang Serikat Buruh Pro PKI yaitu SOBSI.

BUNG KARNO masih tetap membela PKI, bahkan secara terbuka di dalam pidatonya di muka Front Nasional di Senayan mengatakan :
”Di Indonesia ini tidak ada partai yang Pengorbanannya terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI”

Terbit TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 yang ditanda-tangani Ketua MPRS–RI Jenderal TNI AH. Nasution tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran Paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme.

SUDISMAN mencoba menggantikan AIDIT dan NYOTO untuk membangun kembali PKI,
Tapi ditangkap dan dijatuhi Hukuman Mati pada tahun 1967.

Sejumlah kader PKI seperti REWANG, OLOAN HUTAPEA dan RUSLAN WIDJAJASASTRA,
Bersembunyi di wilayah terpencil di Blitar Selatan bersama Kaum Tani PKI.

Kaum Tani PKI di Blitar Selatan menyerang para Pemimpin dan Kader NU, sehingga 60 (enam puluh) Orang NU tewas dibunuh.

TNI menyerang Blitar Selatan dan menghancurkan persembunyian terakhir PKI.
Dari tahun 1968 s/d 1998 Sepanjang Orde Baru secara resmi PKI dan seluruh mantel organisasinya dilarang di Seluruh Indonesia dengan dasar TAP MPRS No.XXV Tahun 1966.
Dari tahun 1998 s/d 2015
Pasca Reformasi 1998 Pimpinan dan Anggota PKI yang dibebaskan dari Penjara,
Beserta keluarga dan simpatisannya yg masih mengusung IDEOLOGI KOMUNIS justru menjadi pihak paling diuntungkan,
Sehingga kini mereka meraja-lela melakukan aneka gerakan pemutar balikkan Fakta Sejarah dan memposisikan PKI sebagai PAHLAWAN PEJUANG KEMERDEKAAN RI.
Sejarah Kekejaman PKI yang sangat panjang,
Dan jangan biarkan mereka menambah lagi daftar kekejamannya di negeri tercinta ini..
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua.