Catatan ringan dan ringkas tentang ILC malam ini:
Sayang, saya tak mengikuti semenjak awal.Saya baru mengikuti ketika kata "tabayyun" terus dijadikan alat. Ketahuilah bahwa "tabayyun" itu dituntut bila terjadi kekaburan pada ucapan atau keraguan pada sumber ucapan. Kedua itu tidak ada pada kasus puan.
Bila setiap ucapan mesti ditabayyun, tentu tak ada satupun kata yang bisa "dipacik". Jadi,ILC belum mengambarkan suasana bathin masyarakat Minangkabau karena tak menampilkan bagaimana karakteristik urang Minang memahami suatu narasi.
Kita terhibur dengan pernyataan penutup Efendi Ghazali. Namun Sihombing yang semakin mengiris rasa dan beropini seenak perutnya saja dan untung ditegur Fadli Zon.
Pak Gubernur cukup tampil memberikan penegasan tentang keistimewaan Minangkabau dan pengakuan negara terhadap kaum adat dan pesan tajam beliau agar adil dalam menyikapi kekhususan Minangkabau sebagaimana sikap banyak orang terhadap kondisi Bali.
Pak Anhar Gongong, melihat hanya dari aspek politik pilkada saja. Ini distorsi karena ketika yang disinggung adalah prinsip orang Minang maka politik pilkada hanyalah satu dimensi saja.Namun analisanya tentang peran tokoh2 Minang dalam membangun bangsa ini, cukup memberikan fakta sejarah.
Namun beliau tidak faham hakikat maaf. Tidak mengerti tentang nasehat agar Puan meminta maaf itu, sebenarnya nasehat agar Puan menyadari kesalahan. Kalau kesalahan tidak diakui maka maaf tak ada yang akan diberi.
Nasehat Pak Gamawan cukup jelas tentang Sumbar dan pandangan masyarakat Sumbar dari dahulu sampai sekarang. Semoga puan bisa memahami. Sujiwo berbicara tidak dalam konteks dan melebar kemana-mana dan tak punya latar belakang informasi yg cukup tentang Sumbar.
Disalin dari FB Buya Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa
Like & Follow: Bukit Tinggi Salingka Agam Heritage