Berdiskusi dengan banyak teman yang menjabat di kementrian dan pejabat eselon satu di Kabinet Kerja [Jilid II] saya mendapat kesimpulan bahwa pemerintah secara sadar memang memilih Negara Cina sebagai mitranya.
OBOR, One Belt-One Road yang “menjanjikan” dana investasi dianggap sebagai peluang. Dimana seakan semua lini “kebutuhan” akan memanfaatkan Cina punya fasilitas OBOR ini. Cina dianggap Sunrise Country. Hutang ke Cina, investasi berharap dari Cina.
Bagi saya hal ini mengherankan. Asli saya heran. Saya merasa ada yang “tidak bener” hal ini di lakukan oleh Kabinet Kerja. Ada yang berbahaya di kemudian hari. Dan radar itu nyala sejak 1 tahun pemerintahan Pak Jokowi berjalan.
Ini awalnya adalah insting, sangat intuitif. Namun 2 tahun lalu insting tadi jadi kenyataan. Usaha saya kena imbas kebijakan Cinanisasi dan BUMNisasi.
Mulanya dari Maret 2015. Ini moment saya kenang terus dalam ingatan saya. Sangat dalam dan menyesakan dada saya.
Belum pernah saya menutup 6 perusahaan dan mem-PHK 250 karyawan. Belum pernah!. Bahkan mereka sudah bekerja di perusahaan tersebut lebih dari 10 tahun. 70%nya sudah bekerja lebih dari 7 tahun. Seperti keluarga besar hubungan kami namun harus saya tutup perusahaannya dan PHK.
Sedih saya sangat dalam hingga bulanan saya merasakanya. Tidak mudah mem PHK 250 orang dan menutup 6 unit usaha dalam kurun waktu 6 bulan.
INI AWALNYA ADALAH INSTING, SANGAT INTUITIF. NAMUN 2 TAHUN LALU INSTING TADI JADI KENYATAAN . USAHA SAYA KENA IMBAS KEBIJAKAN CHINANISASI DAN BUMNISASI.
Ada hal baru dalam kehidupan saya, tensi darah saya naik 140/90. Dan saya pun ke dokter jantung untuk cek up, juga general cek up lengkap. Hasil test darah, EKG, treadmill hingga ct scan alhamdulilah normal namun tensi tinggi.
Lalu saya di pakaikan alat test tensi 24 jam di mana setiap 1 jam alat tersebut mencatat. Dimana 24 jam kemudian dokter menganalisa hasilnya. Dia berkata, pak.. ketika tidur tensi bapak stabil di 80/60. Begitu bangun bapak 140/90an turun naik. Saya dapat simpulkan pak, bapak perlu pergi ke psikolog bukan ke saya!!!
Duaaar saya terkaget-kaget analisanya!!
Saya faham ilmu psikologi jadi kalau saya diterapi pasti logika saya melawan. “Gw tahu nih mau di apain”. Dan itulah salah satu Nggak enaknya “punya ilmu” jadi ada “ego ilmu”.
Singkat cerita saya cari apa ilmu yang saya Nggak punya, yang saya Nggak faham, dan bisa menerapi saya. Akhirnya sampai juga ke junior saya yang punya ilmu yang saya tidak kenal, drawing terapi. Intake interviewnya pake drawing, deep state terapinya pakai drawing, bahkan semuanya pakai mengambar.
Saya follow saja deh apa kata dia. 5 kali sesi terapi dengannya tensi saya turun, stress saya hilang. semua balik normal. Saya acungin jempol buat sang therapist ini. Nggak kerasa kalau sedang di terapi. Dia seorang wanita
37 tahunan, pintar, cantik, baik dan terbukti saya sembuh dan banyak sudah merasakan manfaat sesinya.
Itu beberapa tahun yang lalu sesi itu sangat saya perlukan karena sejak saat itu respond saya terhadap stress atau presure jadi ada penyaluran.
Kepada sahabat semua, _kita tahu bisnis itu gampang, tetapi manusia itu ngak ada yang simple,_
termasuk diri kita
Strategi sukses? Sederhanakan yang rumit .
Mau bisa menyederhanakan yang rumit?
***
MMBC Versi Online
Kamis - Jum'at
23-24 April 2020
Live di Zoom Aps
Daftar:
http://millionairecamp.co.id/webinar
________________________________
Disalin dari kiriman facebook Mardigu WP
Diterbitkan pada 15 April 2020