Sumber: hhttps://assajidin.com |
Hijab, akhir-akhir ini beberapa orang mulai mengemukakan isu ini. Golongan Liberal yang anggotanya mengaku beragama Islam memulai serangan baru setelah lama diam. Cukup mengherankan dan memancing kecurigaan karena isu ini diangkat disaat banyaknya isu dipemerintahan dan politik yang sedang berkecamuk.
Golongan yang meangkat isu 'Hijab' hampir semuanya berada di 'Pulau Seberang'. Tidak mengherankan karena disanalah sarang mereka dan pulau yang satu ini memang merupakan pusat dari segalanya di republik ini. Sedikit sahaja mereka berbicara maka akan sampai ke sudut terpencil di republik ini.
Lagu lama dengan dendang baru, "Kearab-araban" kata mereka namun tatkala sebulan nan silam Umat Islam berusaha menjaga akidah mereka dengan menyatakan tidak mengucapkan selamat hari raya kepada umat Nasrani dan tidak merayakan pergantian tahun Gregorian mereka dengan tanpa malu menyombongkan "Pangeran Arab dan Syech Al Azhar sahaja mengucapkan Selamat"
Setidaknya dari sini tampak siapa mereka ini, sudah nyata dikabarkan dalam Al Qur'an perihal keberadaan mereka dengan ciri-ciri:
- Selalu berprasangka buruk kepada orang beriman dan menginginkan kehancuran mereka. (Al Qur'an Surah Al Fath [48], Ayat.12)
- Suka mengejek (membully) orang beriman dan agama Islam. (Al Qur'a Surah Al Baqarah [2]. Ayat.13)
- Berusaha menutupi kemunafikannya dengan berbagai cara. (Al Qur'an Surah At Taubah [9]. Ayat.49)
- Menyuruh berbuat yang Munkar
- Menyuruh meninggalkan yang Makruf
- Berat dalam bersedakah dan melupakan Allah (Point 4 s/d 6 dapat dilihat dalam Al Quran Surah At Taubah [9]. Ayat. 67)
- Mencitrakan diri sebagai pelopor perbaikan padahal sejatinya adalah pelaku kerusakan. (Al Quran Surah Al Baqarah [2]. Ayat.11)
- Berupaya menipu (mengelabui) Allah padahal mereka sedang menipu diri sendiri
- Malas dalam menegakkan shalat
- Suka berbuat riya (pamer) (point 8 s/d 10 dapat dilihat dalam Al Qur'an Surah An Nisa [4]. Ayat: 142)
Salah seorang diantara mereka berujar "Menjadi moderen itu tidak harus ke Barat-baratan dan menjadi sholeh itu tak harus ke Arab-araban.."
Mereka membangun opini bahwa hijab bukanlah Budaya Nusantara karena perempuan-perempuan Indonesia masa lalu tidak berhijab. Mereka menganjurkan agar orang-orang menyelamatkan budaya asli mereka dari pengaruh Budaya Arab. Intinya mereka hendak berkata ialah bahwa 'hijab' bukan Budaya Indonesia.
Hal ini sudah lama mengesalkan terasa bagi orang-orang di luar Pulau Utama. Dimana Nusantara hanya dipandang pada satu pulau, satu kebudayaan. Tidak semua orang Nusantara memakai kebaya, batik, bermain wayang atau gamelan. Dan ini merupakan salah satu bentuk arogansi yang terus berjalan hingga kini.
Perempuan Batak 1910 Sumber: https://satujam.com |
Sebagai contoh, perempuan-perempuan di Minangkabau pada masa dahulunya memakai 'hijab' yang mereka namai 'TINGKULUAK'. Tidak ada perempuan Minang yang memperlihatkan rambutnya. Mereka juga tidak memakai 'kebaya' melainkan 'Baju Kuruang' yang lapang tidak melilit tubuh. Tidak hanya di Minangkabau namun seluruh perempuan di Alam Melayu memakai pakaian yang sama.
Lalu apakah dengan demikian perempuan Minangkabau bukan perempuan Nusantara? Budaya Minangkabau bukan budaya Indonesia?
Jadi, apa gunanya kata "BHINEKA TUNGGAL IKA" di kaki Burung Garuda yang menjadi dasar negara itu?
Tidak hanya di Minangkabau, perempuan-perempuan di daerah lain di luar Pulau Utama juga menggunakan peutup kepala yang mereka, sebut sahaja Perempuan Batak. Apabila ditengok gambar lama nampak bagaimana adat perempuan berpakaian masa dahulu.
Sekarang semuanya hendak diseragamkan, kebaya dan batik dijadikan Budaya Nasional. Sehingga beberapa orang pembuat kebijakan di daerah yang tidak mengenal Adat-Budaya Tanah Ibunya terlanjur membuat kebijakan mengharuskan memakai "batik" bagi para pegawainya. Bahkan muncul sebuah kebijakan yang terkesan dipaksakan tentang keberadaan 'batik' di Negeri Mereka yang konon kabarnya mendapat pengaruh dari Majapahit. Singkat kata orang-orang yang tak memiliki kepercayaan diri daerah hendak berkata "Di negeri kami juga ada batik lho.."
Lalu, ada apa ini? kenapa isu ini kembali dinaikkan?
Ahad, 24 Jumadil Awal 1441
Menjelang Zuhur