'Imad Hasan Ibrahim 'Aqil adalah nama yang menggentarkan penjajahan Zionis hingga perempat pertama tahun 1990-an. Lahir pada 10 Juli 1971[1] di Kamp Pengungsi Jabaliya, Gaza. Menghafal Al Quran sejak belia, 'Imad selalu meraih peringkat terbaik dalam pendidikannya dari tingkat dasar hingga menengah.
Menurut kakak laki-lakinya Adel, Emad lebih tertarik pada geografi dibandingkan politik. Dia dilaporkan sebagai siswa paling akademis di kelas di sekolah dasarnya dan kemudian menjadi asisten gurunya di sekolah persiapan. Beberapa kerabatnya ditangkap, termasuk sepupunya Walid. Kerabat jauhnya dibunuh oleh pasukan Israel dalam baku tembak. Setelah itu, dia bergabung dengan Hamas.
Pada 22 September 1988[2] dia ditangkap tentara penjajahan saat mengajukan berkasnya untuk mendaftar di Jurusan Farmasi Institut Al 'Amal di Gaza. Dituduh sebagai anggota gerakan perlawanan dan terlibat intifadhah, 'Imad mendekam dan merasakan aneka siksaan di penjara Zionis selama 18 bulan. Pada 1991, dia diterima di Jurusan Syari'ah Universitas Hiththin di Jordania, tapi pemerintah Zionis menghalangi semua kemungkinannya untuk melanjutkan pendidikan.
Setelah bebas dari penjara, ia menjadi pejuang di Jalur Gaza. Ia dikenal sebagai "hantu" karena banyak penyamarannya, termasuk berdandan seperti pemukim Yahudi dengan kopiah. Pada awal tahun 1990-an, Aqil menduduki puncak daftar paling dicari Israel karena dugaan perannya dalam membunuh 11 tentara Israel, seorang warga sipil Israel dan empat informan Palestina dalam serangkaian serangan. Menurut saudaranya, Imad mencatat pada tahun 1991, "Orang-orang Israel mengejar saya dan mereka akan terus mengikuti saya sampai saya melawan dan kemudian saya akan mati di tangan mereka dan, karena alasan ini, saya akan masuk surga."
'Imad terpilih sebagai komandan satuan dalam Brigade Syahid 'Izzuddin Al Qassam, sayap militer Hamas. Pada Desember 1991, namanya telah berada di daftar teratas buronan Israel. Antara Mei-November 1992, sang mujahid beroperasi di Tepi Barat dan membuat kalang kabut pasukan pendudukan, lalu diapun kembali ke Gaza.
Didesak untuk pergi keluar negeri demi keselamatannya, sang pejuang belia menjawab bahwa justru dia ingin menjemput syahadahnya di Gaza. Hingga Allah pun memenuhi cita-citanya pada Rabu, 24 November 1993. Seusai berbuka puasa dan bersiap mengimami tarawih, kediamannya di Syuja'iyyah dikepung oleh ratusan tentara zionis yang dilengkapi beberapa tank dan senjata berat. Dengan keberanian dan kegagahan yang akan dikenang selamanya, 'Imad 'Aqil menjemput kesyahidannya dengan jasad yang nyaris tak menyisakan ruang tanpa luka. Rahimahullaah.[3]
Keberadaanya diketahui karena seorang informan Palestina melaporkan lokasi Aqil kepada Pasukan Penjajahan Israel. Tentara Penjajah Israel menguburkan Aqill di pemakaman malam hari di Kamp Jabalia untuk menghindari demonstrasi pendukung Palestina.
Pada tahun 1995, Hamas menangkap anggota senior Walid Hamdiya karena memberikan informasi kepada Israel yang menyebabkan kematian Akel dan empat pemimpin senior militer Hamas lainnya. Pada tahun 2002, Hamdiya dijatuhi hukuman mati oleh regu tembak.
--------
Dia adalah Komandan Brigade Izzuddin Al-Qassam pertama, yang menyusun barisan pasukan besar di masa Intifada Pertama bersama Gerakan Fatah. Perlawanannya kepada Israel begitu melegenda karena dianggap sebagai perlawanan pertama yang monumental.
Beliau hidup dalam kerahasiaan selama 4 tahun, sampai akhirnya bersembunyi dan memimpin gerakan selama 4 tahun dari rumah seorang warga Gaza tanpa dikenali oleh si tuan rumah bahwa dia adalah komandan. Dialah yang pertama mencetuskan ide menutup wajah dengan kafiyeh.
Tahun 1993, karena dibocorkan oleh pengkhianat, lokasinya ketahuan. Setelah mengimami tarawih di Rabu malam itu, ia merasakan ada yang tak beres dan melihat banyak pasukan mengerumuni rumah persembunyiannya. Dan ia syahid setelah "bertempur sendirian melawan beberapa tank dan ratusan tentara sekaligus" hanya dengan senapan, di Shijaiyah pada 24 November. Allahu Akbar!
Kesyahidan dan keteguhannya bertahan sampai akhir menggugah dunia, sampai banyak anak yang lahir di seluruh dunia termasuk Indonesia menggunakan namanya: Imad Aqil.
Ia syahid dengan 70 luka tembak di seluruh tubuhnya.
------------
Baca Juga: Palestina
Sumber: FB Salim A Fillah | WAG GAZA | melayu.palinfo.com | wikipedia |
Klik tautan ini untuk bergabung ke komunitas WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/FilOQtKpaqu0Ki3dbVjpFs
----------
Catatan kaki oleh Admin:
[1] Menurut wikipedia ia lahir pada tanggal 19 Juni 1971
[2] Menurut wikiepdia ia ditangkap tangal 23 September 1988 karena menjadi anggota Hamas
[3] Versi wikipedia; Pada tanggal 24 November 1993, seorang informan Palestina melaporkan lokasi Aqil kepada Pasukan Pertahanan Israel. Akel bersembunyi bersama pejuang lainnya di sebuah rumah di Shuja'iyya di Jalur Gaza. Setelah beberapa jam mengepung lingkungan tersebut, Aqil mencoba melarikan diri dan langsung ditembak oleh tentara Israel. Pada saat kematiannya, jurnalis Robert Fisk menyebut Aqil sebagai "aktivis Hamas paling penting yang pernah ditembak mati oleh tentara Israel."