Gambar: Klik Hijau |
Andalas, orang Sumatera tentulah kenal dengan nama ini karena merupakan nama lain dari pulau ini. Selain Sumatera dan Andalas, juga dikenal Perca dan konon dimasa Budha dahulu bernama Swanabhumi. Di Minangkabau nama ini juga menjadi nama kawasan, seperti terdapat beberapa nagari yang bernama Andalas serta salah satu kawasan yang terletak di Bandar Padang juga bernama Andalas.
Di Sumatera Barat, Andalas masyhur sebagai nama salah satu perguruan tinggi yakni Universitas Andalas yang terletak di Bukit Limau Manis, Nagari Pauh, Bandar Padang. Dengan kata lain Universitas Sumatera, demikianlah kira.
Namun banyak yang belum tahu, darimanakah asal nama Andalas ini?
Sudah menjadi kelaziman bagi orang dahulu (nenek moyang) dalam menamakan sebuah negeri, kawasan, atau tempat merujuk kepada keadaan alam. Apakah itu bentang alam maupun tumbuh-tumbuhan yang menjadi ciri khas di daerah tersebut. Sebu sahaja nama salah satu nagari di Luhak Agam, Kamang yang konon katanya berasal dari nama sebuah pohon yang bernama Kamang.
Demikian pula dengan nama Andalas, ianya merupakan nama pohon yang dikenal oleh masyarakat Sumatera dengan nama Andalas atau Andaleh (Bahasa Minang). Memiliki nama Latin Morus Macroura atau Murbei Raja Putih atau memiliki banyak nama lain seperti Murbei Shahtoot, Murbei Tibet, atau Murbei Panjang. Banyak ditemui di India,Tibet, Himalaya, Cina, daerah pegunungan Indonesia, dan hutan hujan dari Indocina. Merupakan pohon berukuran sedang dengan kanopi menyebar yang tumbuh dengan posisi merunduk, buahnya yang masak berwarna putih, merah muda, atau merah dan memiliki rasa seperti madu manis. [1] Karena pada masa dahulu pohon ini banyak terdapat di pulau ini maka dinamailah pulau ini dengan nama Andalas.
Untuk lebih jelasnya kami lampirkan gambaran tentang pohon ini yang kami ambil dari laman alamendah :
Pohon Andalas mempunyai tinggi sekitar 40 meter dengan diameter batang mencapai 1 meter. Bentuk daun mirip daun murbai (Morus alba), seperti jantung namun permukaan daunnya sedikit kasar karena berbulu. Bagian tepi daunnya bergerigi. Tangkai daun maupun cabang Andalas juga berbulu, bulu-bulu tersebut bisa menyebabkan gatal-gatal pada kulit yang peka.
Buah Andalas pun mirip dengan buah murbai. Buahnya berbentuk majemuk, menggerombol berwarna hijau jika masih muda dan menjadi ungu kemerahan bila telah masak. Buahnya berair dan dapat dimakan dengan rasa asam-asam manis. Perbanyakan pohon ini bisa dengan cara stek.
Pohon Andalas (Morus macroura) tumbuh tersebar mulai dari India, China bagian selatan, Kamboja, Thailand, dan Indonesia. Di Indonesia tanaman ini hanya bisa ditemukan di Sumatera dan Jawa bagian barat.Habitat pohon Andalas terdapat di hutan-hutan dataran tinggi dengan curah hujan yang cukup banyak pada ketinggian antara 900-2.500 meter dpl.
Pohon yang ditetapkan sebagai tanaman khas (flora identitas) provinsi Sumatera barat ini terkenal sebagai kyu yang kuat, tahan serangga dan tidak mudah lekang oleh panas maupun lapuk oleh hujan. Oleh karenanya kayu Andalas sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan untuk rumah baik sebagai tiang, balok landasan rumah, papan dinding, maupun lantai. Selain itu kayunya juga kerap kali dipergunakan untuk pembuatan perabot rumah tangga.
Meskipun tidak termasuk dalam ‘daftar merah’ (red list) IUCN, tetapi di Indonesia (baik di Jawa maupun di Sumatera), tanaman ini mulai langka dan sulit ditemukan. Tentunya kita tidak menginginkan sebuah maskot provinsi akan menjadi punah.
Klasifikasi ilmiah: Kingdom: Plantae; Subkingdom: Tracheobionta; Super Divisi: Spermatophyta; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Sub Kelas: Dilleniidae; Ordo: Urticales; Famili: Moraceae; Genus: Morus; Spesies: Morus macroura Miq.
------------------------------
Catatan Kaki:
[1] Selengkapnya lihat wikipedia dan alamendah