Gambar Ilustrasi: Tajdid |
Sabtu tanggal 24 Desember 2022 menjadi hari yang penuh kemalangan, setidaknya yang terekam oleh kami terjadi tiga kecelakaan di jalan yang menghubungkan Bukit Tinggi - Padang dan satu di Padang Pariaman. Kemalangan pertama terjadi di jalan yang menghubungkan Lubuk Alung dengan Bandar Pariaman, terjadi antara onda dengan oto, sang pengemudi onda meninggal di rumah sakit. Kejadian ini berlaku pada pukul lima pagi hari, sejauh pengetahuan kami keadaan lalu lintas pada pagi hari memiliki tingkat keganasan sendiri. Banyak oto yang melaju dengan sangat kencang karena merasa pada waktu pagi - apalagi sebelum subuh - labuh lengang.
Kemalangan berikutnya berlaku pada pukul 2.15 (ada juga yang menyebutkan 2.55) di pendakian yang dikenal dengan 'belokan Semen Padang'[1], dimana satu buah oto terjepit diantara dua truk. Menurut sumber sementara, hal ini berlaku karena truk yang sedang ditarik mengalami putus tali derek di pendakian yang mengarah ke Padang Panjang. Akibatnya truk tersebut berjalan mundur dan melanggar oto (agya) di belakangnya.
Berselang sekitar satu jam kemudian di pendakian Sialaiang Kariang, dimana satu truk tidak kuat menanjak dan berjalan mundur sehingga melanggar satu onda matik (vario), satu oto minibus (calya), serta dua vespa. Menurut beberapa sumber terdapat korban jiwa namun pada kanal berita daring yang kami baca, menunggu keterangan selanjutnya. Kejadian ini berlaku pada pukul 3.30 petang.
Sebelumnya telah terjadi beberapa kali kecelakaan dimasa-masa awal liburan sekolah ini. Seperti; pada Khamis tanggal 15 Desember 2022 sebuah bus yang membawa rombongan murid-murid MTsN dari Agam menuju Padang, bus ini menghantam sejumlah rumah di tepi jalan tak jauh dari MAN Koto Baru atau tepatnya di dekat kedai Bika Talago.
Berikutnya pada Ahad tanggal 18 Desember 2022 sebuah oto yang memuat ayah, ibu, dan kedua anaknya dihantam oleh mak itam (kereta api) di Nagari Sungai Buluah Kab. Padang Pariaman. Pengemudi oto tidak menyadari kalau kereta akan berlalu sementara di perlintasan tersebut tidak terdapat palang. Keempat orang dalam oto tersebut meninggal dunia.
Kemudian pada Itsnin tanggal 19 Desember 2022, sekitar pukul 8. 20 sebuah bus yang hendak ke Padang mengalami rem blong di pendakian Semen Padang. Akibat dari kemalangan ini ialah bus terbalik, beberapa kendaraan dilanggar, dan beberapa penumpang yang merupakan mahasiswa dari Riau mengalami luka-luka.
Setidaknya itulah yang kami rangkum dari pemberitaan yang kami dapati. Beragam tanggapan dari masyarakat terutama di ranah maya. Ada yang mengingatkan agar berhati-hati apabila berkendara terutama di musim liburan ini. Ada juga yang menyesalkan para pengguna jalan yang tak patuh, suka melaju kencang, dan bersikap sesuka hatinya di labuh besar itu, seolah-olah mamaknya yang punya labuh. Ada pula yang menyayangkan para pemilik ataupun pengendara yang tak memeriksa kendaraan sebelum berangkat serta fihak pemerintah yang memiliki seperangkat aturan mengenai keadaan kendaraan beserta batas maksimal beban boleh mereka bawa.
Namun dari sekian banyak kicauan di ranah maya, yang membuat kami gemas ialah salah seorang dari nagari antah barantah yang berharap agar pembangunan tol Padang - Bukit Tinggi cepat selesai. Memang sebagian besar orang Minangkabau di Sumatera Barat tak suka dengan pembangunan jalan berbayar ini (tol). Gemanya tak begitu terasa karena media dan fihak pemerintah telah menyuarakan dukungan, walaupun dapat memahami dan memaklumi sikap mereka tersebut, namun tetap jua gemas. Ditambah dengan sikap dan pandangan beberapa orang yang merasa dirinya tokoh di wilayah keamiran ini yang bersikap angkuh dalam mendukung pembangunan jalan berbayar ini sembari menerangkan dengan congkak keuntungan yang didapat oleh masyarakat. Kami sangsi, apakah benar mereka orang-orang cerdik pandai?
Keuntungan dimaksud ialah dari sisi pitih (uang/ekonomi) dan mereka sama sekali menutup mata dari dampak buruk dari tol tersebut. Mereka menganggap enteng tanah ulayat dan tanah pusaka yang diambil alih, memang terdapat ganti rugi namun kerugian kehilangan tanah pusaka tak dapat dihitung dengan emas. Korban pertama telah berjatuhan, beberapa orang telah ditangkap karena dituduh melakukan korupsi. Dan apabila jalan berbayar ini telah selesai dan dapat dilalui maka bahaya lain telah mengintai yakni kemalangan yang akan terjadi di atas tol tersebut. Telah banyak korban jiwa pada jalan tol, dimana setiap kendaraan mesti melacu kencang dan dampak yang diakibatkan apabila terjadi kecelakaanpun akan sangat mengerikan.
Layaknya penganut faham SEPILIS[2] yang mereka anggap dengan menerima faham tersebut merupakan tanda kemajuan, tanda kalau dia berfikir, pintar, akademis, dan tercerahkan. Atau pada masa sekarang mendukung LGBTQ+[3] dijadikan semacam syle bagi beberapa orang yang menandakan kalau dia berasal dari golongan terdidik, tercerahkan. Demikian juga dengan jalan berbayar ini (Tol), mendukung pembangunan ini sudah menjadi semacam perlambang bagi mereka untuk menegaskan identitas mereka sebagai orang terdidik, tercerahkan, atau singkat kata moderen, atau kemajuan.
Pembangunan jalan berbayar merupakan ancaman yang sangat terang-terangan bagi Minangkabau dan hampir semua fihak tak berdaya. Kami yakin dikalangan pemerintahan sendiri banyak yang tak setuju namun apa hendak dikata, mereka berada dalam sebuah organisasi yang memiliki seperangkat aturan yang rumit dan juga garis komando.
Kapitalis (Investor) dianggap penyelamat oleh orang-orang yang berada di pusat republik ini dan tak boleh ada nan membantah. Salah seorang mantan amir kami yang berasal dari partai Islam pernah berujar "Tak ada satu daerahpun yang menolak kehadiran investor (kapitalis)" suatu pernyataan mengejutkan yang membuat kami maklum. Karena begitu pentingnya pembangunan jalan berbayar ini dan bahaya kalau ditantang. Satu-satunya daera yang berhasil menentang hanyalah kesultanan yang berada di pulau utama.
Terkenang dengan kehebohan yang disebabkan oleh salah seorang perantau disaat libur hari raya nan silam. Ia dengan oto rancaknya pulang kampung namun apa hendak dikata disaat ia berpesiar menikmati libur raya ia terjebak macet. tanpa fikir panjang ia mengata-ngatai orang kampung yang menolak pembangunan jalan tol, ia berpendapat kalau jalan tol ada maka kemacetan ini takkan berlaku.
Salah seorang tokoh media di wilayah keamiran ini membuat sebuah tulisan menanggapi Malin Kundang yang pulang kampung itu. Tidak menanggapi kata-katanya yang jahanam itu melainkan melihat dari sudut pandang lain yakni seandainya kereta api masih berjalan di Sumatera Barat, tentulah kemacetan ini takkan berlaku.
==========
Catatan Kaki:
[1] Dinamakan demikian karena pada belokan (tikungan) tersebut terdapat sebah bangunan berupa pasenggarahan dengan logo semen padang pada dinding tebingnya. Terletak di Jalan Stan Sjahrir Kel Silaiang Bawah Bandar Padang Panjang. Atau tepatnya begitu kita memasuki kawasan Lembah Anai, apabila dari arah pusat bandar Padang Panjang.
[2] singkatan dari; Sekularis, Pluralis, Liberalis
[3] singkatan dari; Lesbian, Gay (homo), Biseksual, Transgender, Queer, dan lain-lain
===========
Baca Juga:
- Yamaha NMax terbakar di jalan lintas Lubuak Aluang - Pariaman - Kata Sumbar
- Kecelakaan Beruntun di Silaiang Bawah Padang Panjang - Tribun Padang
- Tali Derek Putus, Bus tabrak Agya di Silaiang Bawah - Kata Sumbar
- Lima Kendaraan Tabrakan di Silaiang Bawah - Sumbar Kita
- Kronologi satu keluarga tewas dalam kecelakaan mobil vs kereta - Kompas TV
- Kronologi Bus Pariwisata Tabrak sejumlah di Koto Baru - Kata Sumbar
- Kronologi Ganti Rugi Lahan Tol Padang - Kompas