Sejarah Kota Padang

Gambar: langgam

Entah siapa yang mulai mengatakan bahwa penduduk asli Kota Padang ialah orang Nias. Usaha untuk menggugat ketuanan Melayu tak hanya di Malaysia namun di negeri asal merekapun demikian. Kalaulah memang orang Nias penduduk asli Kota Padang, kenapa mereka masih dipanggil dengan Orang Nias, bukan Orang Padang? Dan Nias merupakan nama sebuah pulau asal mereka.

Kalau dibuka Si Tambo Lama terkait kedatangan orang-orang Nias ini di Minangkabau, maka akan banyak yang tersinggung, atau mungkin dituntut ke muka pengadilan. Diam tak berarti salah, mengalah tak berarti kalah, tuan. Kami hanya mengamalkan pengajaran orang tua-tua dahulu, manimbang raso. Kami orang Minang ini Bangsa Beradat, cara-cara bar-bar 'karek batuang' itu bukan cara kami, walau biasa dipakai orang-orang di balai.

Hanya karena Si Belanda Kafir membuat loji mereka dekat perkampungan orang Nias, dan sejarah moderen selalu beranggapan bahwa kota-kota itu didirikan oleh orang Belanda, maka terkesanlah bahwa orang Niaslah penduduk di Padang dahulu, belum ada orang Melayu. Padahal Belanda Kafir membuat loji mereka memang sengaja jauh dari pemukiman orang Melayu, karena mereka memang dipandang penjajah. Dari segi keamanan lebih aman jauh dari pemukiman orang-orang Melayu ini.

Silahkan pelajari sejarah, terutama sejarah yang dicuraikan oleh nenek moyang kita orang Melayu di Minangkabau ini. Jangan sampai jalan dialih orang lalu, timbangan ditukar orang berdagang. Berikut kami sertakan petikan dari Tambo Alam Minangkabau yang ditulis oleh Dt. Sanggono Dirajo;

Perpindahan dan perkembangan (penduduk) dari Tiku Pariaman akhirnya bertemu dengan perindahan dari Jaho, Tambangan, dan Bungo Tanjuang dari Luhak Tanah Data dan melahirkan Negeri Padang Salapan Suku. Padang Salapan Suku ini terdiri dari Pasia, Ulak Karang, Ranah Binuang, Palinggam, Subarang Gantiang, Parak Gadang, Ayia Cama, Alang Laweh, dan Balai Tampuruang.

Dari daerah Kubuang Tigo Baleh bertemu dengan perindahan dari Tiku Pariaman dan Padang Salaman Koto akhirnya melahirkan Nagari Lubuak Kilangan, Tarantang, Baringin, Banda Buek, Limau Manih Nan Duo Puluah. Nagari yang termasuk Nan Duo Puluah ialah:

  1. Lubuak Bagaluang 
  2. Ujuang Tanah
  3. Tanjuang Saba
  4. Pitameh
  5. Banuaran
  6. Koto Baru
  7. Pampangan
  8. Pasia Gauang
  9. Sungai Barameh
  10. Taluak Nibuang
  11. Piai
  12. Tanah Sirah
  13. Batu Kasek
  14. Parak Patamburan
  15. Gurun Laweh
  16. Tanjuang Aua
  17. Batuang Taba
  18. Kampuang Jua
  19. Cangkeh
  20. Kampuang Baru

Perpindahan dari Singkarak, Saniang Baka dengan melintasi Bukit Barisan telah melahirkan Nagari Pauah Limo, Pauah Sambilan, Kandih, dan Nanggalo.

Dapat diambil kesimpulan bahwa Bandar Padang sekarang merupakan pertemuan dari penduduk yang berasal dari Luhak Tanah Data, Agam, dan Kubuang Tigo Baleh. Secara historis tepat sekali Kota Padang sebagai ibu kota Sumatera Barat bila dikaitkan dengan wilayah adat Minangkabau. Karena sebagian besar wilayah adat berkaintan dengan Bandar Padang tersebut.

Ibrahim Dt. Sanggono Dirajo. Tambo Alam Minangkabau. Kristal Multimedia. Bukittinggi, 2009 (hal.35-36)

--------------------------------

Baca Juga:

  1. Penduduk Bumi Putera dan Terbentuknya Nagari Padang Salapan Suku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar