"Mengucapkan Selamat Natal, Mengikuti Natal Bersama, Memakai Atribut Agama Lain adalah Haram bagi Kaum Muslimin".
5. Mengucapkan Selamat Natal, mengikuti natal bersama, memakai Topi Santa dan penggunaan atribut keagamaan lainnya yang menjadi bagian aqidah, ibadah dan ciri khas kaum kafir adalah Haram bagi kaum muslimin. Adapun keharaman penggunaan atribut non muslim oleh kaum muslimin, ataupun keharaman ajakan/ perintah menggunakan atribut dimaksud telah ditegaskan dalam Fatwa MUI Nomor 56 Tahun 2016. [3]
7. Kepada kaum muslimin untuk tidak mengistimewakan malam pergantian Tahun Baru Miladiyah dengan berbagai kegiatan, walaupun dengan ibadah seperti shalawat, dzikir dan lainnya karena memang tidak ada dalil yang bisa dijadikan hujjah syar’iyyah untuk mengkhususkan malam itu dengan ibadah tertentu.[5]
Disalin dari Kiriman di FB Zulhendri Basri
Catatan kaki oleh admin:
[1] QS. al-Mumtahanah 60 : 8-9
ŁَŲ§ ŁَŁْŁٰŁŁُŁ ُ Ų§ŁŁّٰŁُ Ų¹َŁِ Ų§ŁَّŲ°ِŁْŁَ ŁَŁ ْ ŁُŁَŲ§ŲŖِŁُŁْŁُŁ ْ ŁِŁ Ų§ŁŲÆِّŁْŁِ ŁَŁَŁ ْ ŁُŲ®ْŲ±ِŲ¬ُŁْŁُŁ ْ Ł ِّŁْ ŲÆِŁَŲ§Ų±ِŁُŁ ْ Ų§َŁْ ŲŖَŲØَŲ±ُّŁْŁُŁ ْ ŁَŲŖُŁْŲ³ِŲ·ُŁْٓŲ§ Ų§ِŁَŁْŁِŁ ْۗ Ų§ِŁَّ Ų§ŁŁّٰŁَ ŁُŲِŲØُّ Ų§ŁْŁ ُŁْŲ³ِŲ·ِŁْŁَ ŁØ Ų§ِŁَّŁ َŲ§ ŁَŁْŁٰŁŁُŁ ُ Ų§ŁŁّٰŁُ Ų¹َŁِ Ų§ŁَّŲ°ِŁْŁَ ŁَŲ§ŲŖَŁُŁْŁُŁ ْ ŁِŁ Ų§ŁŲÆِّŁْŁِ ŁَŲ§َŲ®ْŲ±َŲ¬ُŁْŁُŁ ْ Ł ِّŁْ ŲÆِŁَŲ§Ų±ِŁُŁ ْ ŁَŲøَŲ§ŁَŲ±ُŁْŲ§ Ų¹َŁٰٓŁ Ų§ِŲ®ْŲ±َŲ§Ų¬ِŁُŁ ْ Ų§َŁْ ŲŖَŁَŁَّŁْŁُŁ ْۚ ŁَŁ َŁْ ŁَّŲŖَŁَŁَّŁُŁ ْ ŁَŲ§ُŁŁٰۤŁِٕŁَ ŁُŁ ُ Ų§ŁŲøّٰŁِŁ ُŁْŁَ Ł©
“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. al-Mumtahanah [60] ayat 8-9)
[2] Surah Al Kafirun 1-6
ŁُŁْ ŁَŲ§ Ų£َŁُّŁَŲ§ Ų§ŁْŁَŲ§ŁِŲ±ُŁŁَ (1) ŁَŲ§ Ų£َŲ¹ْŲØُŲÆُ Ł َŲ§ ŲŖَŲ¹ْŲØُŲÆُŁŁَ (2) ŁَŁَŲ§ Ų£َŁْŲŖُŁ ْ Ų¹َŲ§ŲØِŲÆُŁŁَ Ł َŲ§ Ų£َŲ¹ْŲØُŲÆُ (3) ŁَŁَŲ§ Ų£َŁَŲ§ Ų¹َŲ§ŲØِŲÆٌ Ł َŲ§ Ų¹َŲØَŲÆْŲŖُŁ ْ (4) ŁَŁَŲ§ Ų£َŁْŲŖُŁ ْ Ų¹َŲ§ŲØِŲÆُŁŁَ Ł َŲ§ Ų£َŲ¹ْŲØُŲÆُ (5) ŁَŁُŁ ْ ŲÆِŁŁُŁُŁ ْ ŁَŁِŁَ ŲÆِŁŁِ (6)
Artinya: Katakanlah, "Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah men]adi penyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untuk kalianlah agama kalian, dan untukkulah agamaku.”
[3] Tentang Fatwa MUI Nomor 56 Tahun 2016 klik pada tulisan atau DISINI
[4] Natal perayaan kelahiran Nabi Isa menurut umat Nasrani (Kristen) yang dalam kalangan mereka sendiri berbeda-beda pendapat. Ada yang mengakui dan merayakan dan ada pula yang tidak. Serta perihal tanggal, terjadi perbedaan di kalangan mereka. Seperti Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodok. Nyepi hari besar umat Hindu, Waisak hari besar umat Budha, Cap Gomeh merupa perayaan Tahun Baru Cina, Tahun Baru Miladiyan atau Tahun Baru Masehi dalam anggapan orang Indonesia yang sesungguhnya bukan tahun Masehi (Kristen) melainkan penanggalan (kalender) yang bernama Kalender Julian yang disempurnakan menjadi Kalender Gregorian, lebih lanjut mengenai Kalender Gregorian, klik DISINI. Valentine Day atau Hari Valentin atau Hari Kasih Sayang.
[5] Pada beberapa masa tahun yang silam kerap beberapa orang Islam terutama di Pulau Jawa menggelar shalawatan, pengajian, atau kegiatan yang berbau Islami dalam malam pergantian tahun. Hal tersebut banyak mendapat kritikan dari ulama karena sama sahaja dengan merayakan perayaan umat agama lain. Namun sebagian kalangan dan ulama yang mendukung dan menggelar acara ini berpendapat kegiatan ini untuk mengurangi tingkat maksiat yang terjadi di malam pergantian tahun tersebut. Namun pada kenyataannya, hal tersebut sama sekali tidak berpengaruh karena yang merayakan malam pergantian tahun dengan yang berzikir ialah dua jenis orang yang berbeda.
[6] Masuk Islam secara 'Kaffah', hal ini yang tidak ada pada diri sebagian besar orang yang mengaku Islam tapi masih mempertahankan kelakuan Jahiliyah mereka dan sebagian dari mereka mempertahankannya atas dasar Toleransi/Keberagaman/Kebhinekaan. Banyak orang yang mengaku Islam kemudian mereka milah-milah ajaran Islam mana yang mereka kerjakan dan mana yang tidak mereka ikuti berdasarkan hawa nafsu mereka.
Baca juga:
- Tentang Selamat Natal, Tahun Baru, dsb
- Hukum Valentine dalam Syari'at Islam
- MUI Sumbar: Ucapan Selamat Natal Haram