Foto: Marjinal |
Tuanku Raja Keumala (Tuanku Raja Musa) adalah anak dari Tuanku Hasyim Bangta Muda dan Teungku Cut Nyak Puan. Ayahnya, Tuanku Hasyim Bangta Muda adalah panglima perang Kesultanan Aceh Darussalam. Tuanku Raja Keumala lahir di Kuta Keumala, Keumala Dalam, Pedir pada 01 Ramadhan 1297 H/ 1877 Masehi, beberapa tahun setelah meletusnya Perang Aceh-Belanda, Maret 1873. Karena ia lahir di Kuta Keumala, maka beliau dilakab dengan Tuanku Raja Keumala, juga saudari perempuannya, Teungku Ratna Keumala.
Beliau adalah keluarga (kerabat) Sultan, seorang yang ‘alim (Ulama), dan satrawan. Ia juga pernah menuntut ilmu agama di Makkah selama kurang lebih 4 tahun, dan pulang ke Aceh mendirikan Madrasah Al-Khairiyyah. Tuanku Raja Keumala juga melahirkan banyak karya dalam berbagai disiplin keilmuan, terutama dalam bentu nazam atau syair. Beberapa naskah asli tulisan tangan beliau saat ini dapat ditemukan dalam koleksi Museum Aceh, Pedir Museum dan koleksi al-marhum Teungku M. Yunus Jamil.
Dalam kesempatan ini, kami perkenalkan beberapa variasi dari cap (stempel) beliau sejak 1316 H-1323 H, sekurang-kurangnya kami telah menemukan 7 cap yang pernah beliau gunakan, baik yang dijumpai pada surat maupun naskah-naskah yang beliau tulis.
Keterangan Gambar:
1. Gambar Tuanku Raja Keumala (Tuanku Musa) ibn Tuanku Hasyim Bangta Muda bin Tuanku Abdul Qadir
2. Cap “Shahih Tuanku Raja Keumala 1316”. Cap ini menjadi cap yang paling tua yang dikeluarkan oleh Tuanku Raja Keumala yaitu tahun 1316 H/1898 M.
Cap ini dapat ditemukan pada koleksi Manuskrip Museum Aceh dengan judul Kumpulan Teks Karya Tuanku Raja Keumala, koleksi Leiden dengan nomor inventaris LUB. Cod. 8231.a Surat bertanggal 10 Jumadil Akhir 1320 H / 14 September 1902 dan nomor koleksi LUB. Cod. 8155.f.c
Publikasi: Annabel Gallop, Malay Seals from the Islamic World of Southeast Asia: Content, Form, Context, Catalogue, NUS Press, 2019, hal 131
2. Cap “Al-Watsiq Bil-Lah Raja Keumala ibn Tuanku Hasyim Banta Muda"
Cap ini berada dalam surat koleksi F.W. Stammeshaus, surat bertanggal 25 Jumadil Akhir 1321 H/ 18 September 1903).
Publikasi: Annabel Teh Gallop, Malay Seals from the Islamic World of Southeast Asia: Content, Form, Context, Catalogue, NUS Press, 2019, hal 131
3. Cap “Qauluhu al-Haqq min Musa bin Hasyim 1323"
Cap ini menjadi urutan ketiga Cap yang dikeluarkan oleh Tuanku Raja Keumala.
Cap ini didokumentasikan oleh Masykur Syafruddin pada 23 Agustus 2017 dalam koleksi keluarga Panglima Polem.
4. Cap “Tuanku Raja Keumala bin Tuanku Hasyim 1323"
Gambar berwarna didokumentasikan dari koleksi keluarga Panglima Polem pada 23 Agustus 2017 oleh Masykur Syafruddin.
Gambar dibawah diambil dari surat ajakan Taslim untuk Habib Abdurrahman Teupin Wan dan pejuang lainnya bertarikh 1327 H.
Cap ini sudah juga terdapat dalam publikasi Annabel teh Gallop dalam buku Malay Seals from the Islamic World of Southeast Asia: Content, Form, Context, Catalogue, NUS Press, 2019, hal 131 dengan rujukan koleksi surat koleksi Leiden, LUB.Cod. 8952 (1 dan 4)
5. Cap “Musa bin Hasyim”
Cap ini didokumentasikan oleh Khairul Hidayat (Tim Mapesa) pada 23 Agustus 2017 dalam koleksi Panglima Polem.
6. Cap “Buduh, Tamlikha, Qitsmir 1323 H”
Cap ini menarik, karena tidak menyebut nama “Musa bin Hasyim” ataupun ‘Tuanku Raja Keumala” akan tetapi menggunakan nama-nama Ashabul Kahfi. Nampaknya cap ini ditempah semasa beliau menuntut ilmu di Makkah.
Cap ini didokumentasikan oleh Khairul Hidayat (Tim Mapesa) pada 23 Agustus 2017 dalam koleksi Panglima Polem.
7. Cap “BismilLahirrahmanirrahim”
Nampaknya cap ini ditempah semasa beliau menuntut ilmu di Makkah.
Cap ini didokumentasikan oleh Khairul Hidayat (Tim Mapesa) pada 23 Agustus 2017 dalam koleksi Panglima Polem.
Bandar Aceh Darussalam, 1 Dzul Hijjah 1442 H
Masykur Syafruddin
Disalin dari kiriman FB Leungputu Manuskrip Aceh