Kamis 06 Feb 2020.
Bapak Makmur Hendrik salah seorang tokoh besar Ranah Minang, dalam Silek Minangkabau beliau adalah pendiri perguruan PAT BAN BU. Beliau dalam keadaan sakit, namun masih semangat memberikan informasi yang sangat penting bagi penerus Silek Minangkabau.
Terima kasih banyak,
Bpk Makmur Hendrik.
https://youtu.be/uy1qeTQereo
Dimana Bumi Dipijak Disana Langit Dijunjung, begitu bunyi pepatah Minangkabau yang coba diamalkan oleh penulis ini. Dia banyak menyimak dan menimba pengetahuan dari perikehidupan orang-orang Minangkabau, negeri tempat ibunya berasal. Lahir 07 Juni 1947 di Desa Buluh Cina ditepi Sungai Kampar 25 Km utara Pekanbaru, Propinsi Riau. Dia adalah putra pensiunan polisi yang sedari kecil hidup dari barak kebarak lainnya.
Mengaku banyak belajar menulis Silat Minangkabau dari Nazif Basir, tokoh Wartawan dan Budayawan di Padang era tahun 60 sampai 70an (orang yang menjadikan Makmur Hendrik wartawan). Penulis muda berbakat ini banyak menulis tentang Silat Minang. Beliau sendiri mengakui Minangkabau sebagai negeri nenek moyang silat Indonesia dan bahkan Semenanjung Malaysia.
Selain itu, Makmur Hendrik juga penulis Novel dan Cerita Pendek dan pernah memenangkan beberapa kali sayembara Tingkat Nasional. Diantara ada yang diangkat menjadi Cerita Film, diterbitkan Sinar Harapan (kumpulan cerpen di Bawah Langit). Diterbitkan Dep P & K lewat proyek pengadaan buku sastra (novel Melintas Badai), ceritanya umumnya lembut dan mengharukan.
Tidak hanya sekedar pandai bercerita, pemegang sabuk hitam ilmu bela diri ini mempunyai perguruan EMPAT BANDING BUDI disingkat PAT BAN BU dengan ribuan siswa yang tersebar diseluruh Sumbar-Riau. Pada perguruan ini dia mengajarkan Yudo, Karate dan Silat. Selain penulis, dia juga bekerja sebagai staf pengajar di IKIP Padang dan wartawan (anggota PWI). Pada periode 1982-1985 dipercayai Gubernur Sumbar Mayjen Ir Azwar Anas, memegang jabatan sebagai Ketua IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) Sumbar.