Gambar: Wikipedia |
Perang Kemerdekaan Bosnia (1992-1995)
Bosnia Herzegovina bersama Serbia, Montenegro, Kroasia, Slovenia dan Makedonia adalah bagian dari negara bernama Yugoslavia. Setelah negara ini runtuh di 90an, masing-masing daerah ini kemudian mendirikan negara sendiri-sendiri. Bosnia-Herzegovina yang penduduknya mayoritas muslim juga ingin mendirikan negaranya sendiri.
Hal ini berlawanan dengan tokoh-tokoh Serbia yang meminta Bosnia-Herzegovina tetap berada di dalam Negara Kesatuan Yugoslavia dan menghilangkan Muslim Bosnia yang disebut kaum Bosniak. Saat itu komposisi penduduk muslim Bosnia Herzegovina adalah 51%. Ketika para pemimpin Bosnia mendeklarasikan negara Bosnia yang merdeka didukung oleh 77% rakyat Bosnia-Herzegovina. Kemerdekaan ini juga didukung oleh etnis Kroasia-Bosina yg beragama Katolik.
Para pemimpin Yugoslavia yg didominasi etnis Serbia pun marah. Presiden Yugoslavia yang juga presiden Serbia Slobodan Milosevic menyerukan agar JNA (Jugoslav National Army) mulai menyerang Bosnia. Pemimpin Serbia yang tinggal di Bosnia bernama Radovan Karadzic kemudian membentuk pasukannya sendiri dan mulai menghancurkan Bosnia dari dalam dan menggabungkannya kepada negara Serbia Raya.
Orang Serbia yang tinggal di Bosnia tidak menginginkan negara Bosnia yang merdeka. Yang mereka inginkan adalah Bosnia sebagai bagian dari Yugoslavia yg didominasi Etnis Serbia dalam konsep "Negara Kesatuan Serbia Raya". Pada awal Mei 1992, dua hari setelah Amerika Serikat dan Uni Eropa menerima kemerdekaan Bosnia, Serbia-Bosnia dengan dukungan Milosevic dan Tentara Nasional Yugoslavia (JNA) yang berkomposisi etnis Serbia meluncurkan serangan mereka dengan memborbardir ibukota Bosnia, Sarajevo. Mereka kemudian menyerang kota-kota lainnya .
Tentara Serbia ini dipaksa mengusir warga sipil Bosniak dari daerah-daerah mereka sendiri dalam sebuah proses brutal yang kemudian disebut sebagai “pembersihan etnis.” Proses brutal ini termasuk membunuh, memperkosa, dan menghancurkan rumah-rumah orang Bosniak. Selama beberapa tahun kota Sarajevo dikepung dan diembargo sehingga ekonomi lumpuh dan jatuh korban jiwa Diperkirakan sekitar 100.000 warga sipil muslim Bosniak tewas karena perbuatan ini.
Saat melakukan kejahatan perang ini, Radovan Karadzic mengatakan, "Hanya dalam beberapa hari, Sarajevo akan hilang dan akan ada lima ratus ribu orang mati, Muslim akan dimusnahkan dari Bosnia Herzegovina dalam waktu satu bulan".
Saat tindakan Serbia semakin menjadi-jadi dengan begitu banyak kota yang dihancurkan. Penduduk sipil tidak bersejata turut menjadi korban. Kasus pembunuhan dan perkosaan massal terjadi di kota Srebrenica. Dunia internasional mulai turun tangan. PBB mulai mengeluarkan sanksi embargo yang ekonomi Serbia menjadi lumpuh. Negara-negara NATO pun bersatu dengan pasukan perlawanan Bosnia dan Kroasia untuk melawan Serbia.
Pemimpin Serbia seperti Slobodan Milosevic dan Radovan Karadzic pun menyerah dan ditangkap dalam pelarian mereka. Pengadilan internasional pun dilaksanakan kepada mereka. Slobodan mati di penjara, sedangkan Radovan masih dipenjara hingga sekarang. Mereka terbukti melakukan genosida dan pembersihan etnis dalam peperangan ini. Bosnia kemudian berangsur-angsur pulih setelah menderita perang dan kehancuran selama 3 tahun.
Tulisan ini disertai Video: Klik DISINI
Disalin dari kiriman FB: Raff ben Dahl