Catatan dari Agam van Minangkabau:
Kami tidak memuat tulisan bagian 30 & 31 karena tidak memiliki hubungan dengan Sejarah Kota Padang ataupun Sumatera Barat. Silahkan klik tautan di bawah untuk melihat kedua tulisan dimaksud
Disalin dari blog: http://poestahadepok.blogspot.com
__________________________
Soepoetro
Brotodihardjo pernah menjabat Gubernur Sumatera Barat yang berkedudukan di Kota
Padang selama tiga tahun dari 1965 hingga 1967. Soepoetro Brotodihardjo menggantikan
Gubernur Sumatera Barat pertama Kaharudin Datuk Rangkayo Basa (1958-1965),
berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 191 Tahun 1965 yang ditetapkan di
Djakarta 23 Djuni 1965 oleh Soekarno. Dalam keputusan ini, Soepoetro
Brotodihardjo mendjabat djuga sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakjat Daerah
Gotong Rojong tingkat I Sumatera Barat.
Gubernur Sumatera Barat dalam Wikipedia |
Soepoetro
Brotodihardjo dan Kota Tegal
Soepoetro
Brotodihardjo adalah Pegawai Tinggi Ketatapradjaan tingkat I diperbantukan pada
Gubernur Kepala Daerah Djawa Tengah di Pekalongan. Soepoetro Brotodihardjo
adalah seorang pejabat berprestasi yang kali pertama menjabat sebagai Wali Kota
Tegal tahun 1948.
Pasca pengakuan
kedaulatan RI oleh Belanda Soepoetro Brotodihardjo diangkat sebagai Wali Kota
Tegal (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 12-12-1950).
Pada tahun 1954 berdasarkan beslit Presiden RI status Kota Tegal ditingkatkan
dari Kota Kecil menjadi Kota Besar. Untuk wali kota tetap dijabat oleh Soepoetro
Brotodihardjo (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 25-11-1954).
Kota
Tegal secara administratif adalah kota yang sudah terbilang tua.
Kota Tegal sebagai gemeente (kota praja) seumur dengan pembentukan Kota
Semarang dan Kota Bandoeng. Kota Tegal dijadikan sebagai gemeente pada tanggal
1 April 1906 (sebagaimana juga Kota Padang). Oleh karenanya Kota Padang seusia
dengan Kota Tegal. Kota Medan baru dibentuk sebagai gemeente tahun 1909.
Het nieuws van
den dag voor Nederlandsch-Indie, 03-03-1906: ‘Akta pemerintahan (Gouvernements
besluiten) telah dikeluarkan yang akan berlaku pada tanggal 1 April untuk
kota-kota Samarang, Bandoeng, Cheribon, Tegal, Pekalongan, Magelang, dan Palembang.
Terhadap pembentukan kota ini dialokasikan anggaran yang ditujukan dalam
perbaikan dan renovasi bangunan kota dan bangunan yang baru’.
Gubernur
Sumatera Barat
Pada
tahun 1965 Soepoetro Brotodihardjo adalah pejabat pemerintah yang dianggap
paling kapabel dan sesuai untuk jabatan Gubernur Sumatera Barat. Soepoetro
Brotodihardjo telah berpengalaman sebagai wali kota (1948-1962) dan sebagai
pemimpin wilayah, setingkat residen di Jawa Tengah yang berkedudukan di
Pekalongan.
Soepoetro
Brotodihardjo menyelesaikan pendidikan MULO (Soerabaijasch handelsblad, 21-05-1929).
Lalu kemudian melanjutkan ke sekolah pertanian, Middelbare Landbouwschool di
Buitenzorg (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 26-05-1930). Selanjutnya
sekolah pejabat, MOSVIA di Magelang (Bataviaasch nieuwsblad, 24-05-1933).
Password
Soepoetro Brotodihardjo untuk diangkat sebagai Gubernur Sumatera Barat tidak
hanya karena kapabilitas dan kesesuaiannya tetapi juga karena Soepoetro
Brotodihardjo adalah tokoh utama PNI di Tegal (Algemeen Indisch dagblad : de
Preangerbode, 17-07-1956). Sejauh PNI masih Presiden RI, sejauh itu pula
kekuasaan PNI cukup kuat. Yang mengangkat Soepoetro Brotodihardjo menjadi
Gubernur Sumatera Barat adalah Presiden Soekarno (pendiri PNI). Namun siapapun mereka yang pernah
menjadi gubernur tetaplah kita apresiasi. Namun sayang sekali kita tidak bisa
menemukan fotonya.
M. Nasroen (1951) |
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.
_________________________
Catatan kaki oleh Agam van Minangkabau:
[1] Pasca kemerdekaan 1945, Sumatera hanya terdiri dari satu provinsi yakni Provinsi Sumatera dengan Tengku Muhammad Hasan sebagai gubernur. Kemudian dipecah menjadi tiga provinsi yakni Sumatera Utara, Tengah, & Selatan. Setelah PRRI dipecah lagi menjadi provinsi yang ada sekarang (kecuali Babel yang saat itu masuk Sumsel)