Sekedar mengingat masa lalu yang pernah saya ikut dalam melaksanakan instruksi presiden.
**********************
Tahun 1992, Soeharto menginstruksikan ke seluruh instansi terkait agar melakukan razia. Termasuk Kemendagri. Yang sangat kebetulan almarhum suami saya bernama DRS TM PARDEDE salah satu sebagai mantan pejabat di Kemendagri. Almarhum merupakan ahli dalam bidang Kependudukan. Banyak oknum pejabat mengenal nya sebagai Pakarnya Kependudukan maka banyak yang mengatakan beliau DOKTOR nya Kependudukan karena beliau benar-benar sangat menguasai permasalahan ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.
Disamping itu beliau juga dikenal sebagai MANUSIA KAMUS BERJALAN, karena hafal Pasal-pasal dan ayat2 yang ada dalam UU maupun PP Kepmen dll. Segala peraturan dan aturan yang ada dinegara ini bisa dikuasai. Beliau juga sebagai ahlinya dalam permasalahan WARGA KETURUNAN, baik budaya, sistem, agama dan langkahnya. Beliau Sarjana SOSPOL LULUSAN GAJAH MADA.
Almarhum saat melaksanakan Instruksi presiden thn 1992, melakukan
langkah Razia Cina ke berbagai daerah daerah terpencil. Seperti antara
lain adaerah KALIMANTAN, Batam, Palembang dan juga VIHARA2, terutama
Vihara yang berada di daerah terpencil. Karena Vihara merupakan tempat
strategi paling aman bagi IMIGRAN GELAP UNTUK BERSEMBUNYI. Berpura pura
menjadi Biksu atau pegawai di Vihara. Dan saya ditunjuk untuk memegang BAKOM PKB, khusus daerah Jakarta yang berkedudukan di jalan Raya Mangga Besar.
Misi yang dilakukan oleh Drs TM Pardede berhasil. Banyak ditemukan
imigran gelap dengan dokumen palsu seolah imigran tersebutsb adalah WNI. Semua
imigran yang ditemukan dimasukan dalam Karantina. Dan selanjutnya
dikembalikan ke RRC.
Dokumen palsu yang dimaksud adalah sebuah dokumen yang dipalsukan tanda tangan Ketua pengadilan. Orang yang ahli dalam memalsukan tanda tangan Ketua pengadilan bernama Rita. Dulu tinggal di daerah Pluit. Rita merupakan suruhan oknum khusus spesifik pemalsuan tanda tangan dan pembuat dokumen kewarga negaraan palsu, telah ditangkap (sekarang Rita sudah tiada).
Langkah pertama instruksi Presiden 92 telah dilaksanakan dengan baik dan berjalan sukses. Imigran gelap tidak bisa membuat dokumen asli. Karena mereka datang ke Indonesia tidak menggunakan sedikitpun identitas sebagai penunjang kelengkapan masuk ke negara RI. Oleh karena itu imigran gelap tidak bisa membuat kewarga negaraan RI secara prosedur ketentuan yang telah ditetapkan untuk menjadi WNI. Makanya mereka bersembunyi di pelosok pelosok daerah terpencil. Hal tersebut diketahui Soeharto. Bahwa imigran masuk ke Indonesia bukan cuma seenaknya bisa masuk dan bersembunyi lalu dibuatkan dokumen WNI PALSU, Imigran tersebut di lindungi oknum-oknum yang dulu kita sebut sebagai oknum para penghianat negara.
Oknum para penghianat negara yang melindungi imigran gelap yakni warga Cina saat itu, melihat gerakan Soeharto dalam mengantisipasi masuknya cina secara gelap merasa sangat getar getir. Oknum para penghianat negara yang melindungi cina gelap melakukan strategi ke dua. Yakni menggunakan dokumen WNI MILIK WARGA CINA YANG SUDAH WNI DAN SUDAH MENINGGAL DUNIA.
Strategi mereka telah dibaca oleh seluruh Badan Intelejen RI dan Instansi terkait. Almarhum suami juga sudah mengetahui bahwa dokumen milik warga Cina yang meninggal dunia dan sudah WNI digunakan oleh oknum para penghianat negara untuk diberikan kepada imigran gelap yang bersembunyi. Maka dilakukan lah razia ke kuburan warga Cina. Seluruh tempat pemakaman warga Cina dirazia dan didata.
Hasil razia ke kuburan Cina berjalan dengan baik. Kami berhasil temukan warga keturunan yang berada di wilayah Jakarta, banyak ditemukan warga Cina menggunakan dokumen WNI milik warga Cina yang sudah meninggal dunia.
Bahkan dulu kita razia ke sampai ke pesing Tanggerang. Mereka imigran yang sudah merasa punya dokumen WNI, membuka pabrik. Bersama dengan aparat kepolisian Direktorat INTELPAM POA POLDA Jakarta bernama Agus, kami meluncur ke TKP. Mereka ditangkap, harta benda disita menjadi milik Negara. Mereka dikarantina, selanjutnya dikirim ke RRC untuk dikembalikan.
Rupanya,
Oknum para penghianat negara yang melindungi imigran gelap, kembali getar getir melihat langkah ANTISIPASI SOEHARTO TERHADAP IMIGRAN GELAP masuk ke Indonesia. Dengan begitu mereka telah menyiapkan langkah strategi ke 3 agar segala niat kejahatan terhadap rakyat dan negara bisa terwujud.
Disaat Soeharto bersama seluruh instansi terkait melakukan ANTISIPASI MASUKNYA IMIGRAN GELAP KE INDONESIA, agar imigran Cina tidak dapat menguasai DKI JAKARTA dan tidak dapat menyingkirkan pribumi dari tanahnya, tiba-tiba thn 1995 muncul sebuah proyek dari Kemendagri. Proyek tsb bernama KTP SIMDUK.
Proyek KTP SIMDUK dimenangkan oleh PT SMS, milik dari Setya Novanto yang berkedudukan kantornya di lantai 11 Gedung BRI depan Polda Jakarta. Sejak proyek ini berjalan Jakarta mulai dipenuhi oleh warga keturunan yang sulit berbahasa Indoneaia dengan baik. Kami berusaha mencari tahu bahwa bagaimana mungkin ada warga Cina yang sudah jadi WNI tapi tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik.
Hasil penyelidikan telah kita dapat. Proyek KTP SIMDUK berjalan, tapi tidak dikerjakan oleh aparat Birokrasi pemerintah. Melainkan oleh PT SMS yang mengerjakan. Kecamatan dan kelurahan hanya duduk dikantornya menunggu penyelesaian pengerjaan Ktp yang dilakukan PT SMS, baru diserahkan kekelurahan dan kecamatan agar memberikan pada warga Indonesia. Begitu juga tanda tangan Camat pada KTP merupakan tanda tangan bukan asli alias basah. 108 kurang lebih tanda tangan CAMAT di SCANT dan disimpan oleh PT SMS.
Inilah yang sangat membahayakan. Saya dan almarhum suami serta tim lain mendatangi kantor setya Novanto menanyakan permasalahan proyek KTP SIMDUK. Memang , saat itu kami belum temukan bukti.
Kami berusaha cari tau. Ternyata kami temukan bukti bahwa pembuatan KTP SELAIN UNTUK WNI, mereka juga membuatkan KTP untuk WARGA IMIGRAN GELAP. TM PARDEDE mampu melihat kode dalam blanko KTP yang gunakan kertas teslin paper sequrity document. Dan dibelakang PT SMS adalah TEDDY WARD, mantan pemilik LOTRE SDSB (dulu) dan juga Farina. 2 orang ini kakak beradek dan juga pemilik perusahaan besar bersaudara dari mulai kakeknya, pamannya dan sepupunya...yakni SINAR MAS GROUP.
Saya dan suami pernah diundang oleh Farina dan Teddy Ward ke kantornya yang beralamatkan Jl. Pangeran Jayakarta. Mereka ga tau kami siapa? Mereka mengajak suami untuk kerjasama dan mensukseskan proyek KTP SIMDUK tersebut. Karena demi untuk mengetahui langkah mereka. Dari sana kami mengetahui bahwa pembuatan KTP juga dilakulan di Singapura. Bahkan suami ikut ke Singapura (saya tidak).
Setelah kami temukan fakta dan bukti, saya dan tim melakukan langkah melaporkan pada Mentri bahwa Proyek KTP SIMDUK SANGAT BERBAHAYA DAN SANGAT BERTOLAK BELAKANG DENGAN INSTRUKSI PRESIDEN, MEMINTA KEMENDAGRI UNTUK BATALKAN DAN MENGHENTIKAN PROYEK KTP TSB. Sayang nya, Mentri DALAM NEGRI Bpk YOGI S MEMED, TIDAK GUBRIS LAPORAN KAMI.
Bulan Maret thn 1998, Mendagri di gantikan oleh Bapak R Hartono. Bulan April 1998 saya dan tim kembali laporkan temuan kami. Kami diterima langsung Mentri. Semua temuan kita berikan langsung. Mentri kaget dan langsung hubungi Presiden. Hari itu juga perintah Presiden PROYEK KTP SIMDUK DIHENTIKAN. Maka keluarlah SK MENTRI DALAM NEGRI TGL 08 MAY 1998 PROYEK KTP SIMDUK DIHENTIKAN.
Ternyata, dengan dihentikannya proyek KTP SIMDUK, membuat oknum para penghianat negara yang melindungi imigran cina gelap, semakin khawatir gagal mempersilahkan Cina Komunis masuk ke DKI JAKARTA. Tentunya sangat pasti ada STRATEGI SELANJUTNYA.
Mereka buat isu, seolah Soeharto pro bergabung dengan Cina Komunis. Rakyat terpengaruh dan mahasiswa juga terpengaruh. Aksi terjadi, munculnya kerusuhan 1998. Mendesak Soeharto MUNDUR.
Soeharto bukannya ga bisa bertahan. Namun Soeharto melihat rakyat mulai pecah dan terjadi pertumpahan darah dan bahkan WARGA CINA DIJARAH SERTA DILECEHKAN.
Makanya , saya selalu katakan bahwa 1998 terjadi karena 92.
SOEHARTO MEMILIKI DATA LENGKAP BAHWA MASUKNYA IMIGRAN CINA KE INDONESIA TANPA DOKUMEN SEDIKIT PUN, DAN BERSEMBUNYI DI PELOSOK PELOSOK DAERAH TERPENCIL MEMILIKI MISI DAN VISI UNTUK MENYINGKIRKAN PRIBUMI DAN KUASAI NKRI.
LANGKAH SASARAN PERTAMA IMIGRAN CINA ADALAH MENGUASAI 5 WILAYAH JAKARTA. SETELAH ITU BARU DUDUK MENJADI GUBERNUR DKI JAKARTA. SELANJUTNYA MENDUDUKI KURSI PRESIDEN AGAR MUDAH MEWUJUDKAN KEJAHATAN TERHADAP RAKYAT DAN NEGARA.
KARENA ITULAH SOEHARTO MENGELUARKAN INSTRUKSI AGAR SELURUH INSTANSI TERKAIT TERLIBAT DALAM MENGANTISIPASI MASUKNYA IMIGRAN CINA.
Namun demikian, BUKAN BERARTI SOEHARTO ANTI CINA. Setelah warga Cina yang dirazia tidak terbukti terlibat dengan imigran gelap maka SOEHARTO PERINTAHKAN AGAR SEGERA DINATURALISASIKAN UNTUK JADI WNI.
Untuk wilayah DKI Jakarta, sayalah yang mengurus kelengkapan dokumen untuk jadi WNI antara lain adalah :
1. POA,
2. STMD,
3. SBPOA,
4. KARTU KELUARGA KHUSUS WARGA KETURUNAN.
5. KTP KHUSUS WARGA KETURUNAN.
Setelah itu di syahkan di Samsat yang sengaja dibuat setiap Propinsi. Baru dibawa ke pengadilan setempat untuk di syahkan oleh KETUA HAKIM. Kemudian dibawa ke Sekneg untuk dibuatkan SK PRESIDEN PENETAPAN SEBAGAI WNI.
Jika di era saat ini, pernyataan pengakuan Mahfud MD bahwa BPIP berdiri atas bantuan dana dari SINAR MAS , apakah melanjutkan niat yg telah di rencanakan akan segera terwujud agar CINA KOMUNIS BISA KUASAI NKRI ?
Mari kita saksikan...
Ditulis atas pengakuan
ibu TM Pardede...Rupanya niat Cina menguasai Indonesia sdh lama. Dan
mrk kongkalingkong dg pengkhianat bangsa. Mungkinkah LBP dan rezim ini
adalah bagian terbesar dari pengkhianat itu?
Wallahu alam...
_______________________________
Disalin dari kiriman Facebook Muhammad Ahda
diterbitkan pada 13 April 2020
Foto: republika
Wallahu alam...
_______________________________
Disalin dari kiriman Facebook Muhammad Ahda
diterbitkan pada 13 April 2020
Foto: republika