“Moelai tanggal 28 ini boelan [Juli] sampe tanggal 2 Augustus 1921 di Fort de Kock, kabarnja oleh Vereeniging “Studiefonds Minangkabau” akan diadakan satoe Pasar Derma jang kadoea dari itoe Vereeniging.
Dalam ini Pasar Derma, aken diadaken beroepa roepa permainan saperti: Cabaret, komedi bangsawan, dansoe [dansa] dan tari tjara Hindoestan, Krontjong Concurs. Keradjinan pekerdjaan tangan seperti : oekir mengoekir, djait mendjait, soelam dan tenoen jang soedah disediaken dari Tilatang, Boekit Tinggi, IV angkat dan dari laen laen negeri.
Selama ada Pasar Derma [itu] aken dia[da]ken pertandingan Voetbal saban hari, dengan diadaken prijs. Bintang Mas, Perak dan Tembaga oleh itoe Vereeniging.
Keramean berpatjoe koeda dibikin doea hari 31 Juli dan 1 Augustus.”
***
Laporan harian Sinar Sumatra, No. 153, Tahien ka 17, Hari Senen 11 Juli 1921 / 7 Lak Gwee 2472 = 5 Zjoe’lkaeda 1339 (rubrik ‘Minang-kabau’) tentang rencana penyelenggaraan pasar derma oleh ‘Studiefonds Minangkabau’ di Fort de Kock (Bukittinggi). Seperti dapat dibaca dari laporan di atas, berbagai-bagai aktvitas kesenian dan seteleng ekonomi digelar untuk meramaikan pasar derma itu. Pasar derma itu juga diramaikan dengan lomba pacu kuda yang makin populer di Minangkabau.
Studiefonds Minangkabau adalah sebuah perkumpulan (vereeniging) yang bertujuan menghimpun dana untuk dijadikan beasiswa bagi anak-anak Minangkabau yang ingin melanjutkan sekolah mereka. Pengurus Vereeniging Studiefonds Minangkabau (V.S.M.) adalah: [Nawawi?] Soetan Ma’moer (Penasehat/Adviseur), Soetan Saripado (ketua/voorzitter), Bagindo Besar, Wakil ketua/Ondervoorzitter), Lie Goan Ho (Sekretaris), Datoek Batoeah, Datoek Mangkoeto Sati, Sampono Kajo, Soetan Baheramsjah, Liem Tjioe Hien, Soetan Radjo Amas, Datoek Radjo Ibadat, Soetan Iskandar, Toean Scheffer (kepala sekolah HIS Fort de Kock), Liem Keng Goan, Sekretaris baru) (Pandji Poestaka, No. 9, TAHOEN IV, 2 Februari 1926: 188-189). V.S.M. menjadi salah satu bukti antusiasme orang Minangkabau untuk menuntut ilmu di sekolah-sekolah sekuler di awal abad 20.
Suryadi – Leiden, Belanda / Padang Ekspres, Minggu 15 Oktober 2017
____________________________
Disalin dari blog engku Suryadi Sunuri: https://niadilova.wordpress.com