Pict: warisan budaya nusantara |
FB Sejarah Marga Dalimunte | Marga Dalimunthe adalah Marga Bangsa Melayu atau orang yang berbahasa, beradat serta berbudaya Melayu yang tinggal terutama di Gorontalo ,Angkola ,Mandailing ,Labuhan Batu dan seputar Dunia .
Perwakilan dari beberapa suku dan Negara yang menyandang nama keluarga Dalimunthe ini penulisan dan Abjad tulisan aksara tergantung pada logat dan bahasa masing-masing leluhurnya disetiap Negara dan wilayah ulayatnya masing masing.
Marga Van Munthe sudah digunakan oleh 12 orang diantara tahun 1000-1499. Tertua bernama Ascricus van Munte (1072 - …) tinggal di Vlanderen wilayah Belgia sekarang. Di Norwegia, keturunan Ludvig Munthe (1593-1649) disusun rapi silsilahnya oleh Severre Munthe, dalam buku Familiem Munthe In Norge. Kini (1995) jumlah keturunannya lima ratus lebih. Munthe Norwegia menyatakan bahwa Vlanderen adalah tanah asal leluhur mereka.**
Marga Dalimunthe diwilayah Filipina ,Meksiko ( Benua Amerika ) dikenal dgn sebutan Delmonthe Marga Dalimunthe mungkin di negara-negara lain banyak yang menyandang namun belum terpublikasikan
Bagaimana marga orang-orang ada hubungannya dengan Marga DALIMUNTHE.
Mungkim dulu beberapa orang leluhur Marga Dalimunthe bergabung dengan penaklukan Jenghis Khan dan Dinasti Chola Mandala. Itulah sebabnya orang Bulgaria dan Norwegia (Benua Eropa) menyebutnya VAN MUNTHE dan Di Mexico ( Benua Amerika) serta Filipina banyak sebutan Keluarga dengan nama DELMONTHE.
Selanjutnya, etnonim "DALIMUNTHE" menyebar ke banyak orang, sering kali tidak memiliki kesamaan satu sama lain. Maka mereka mulai memanggil beberapa kelompok etnis yang sebelumnya menjadi bagian dari DALIMUNTHE. Oleh karena itu, muncul paradoks sejarah: keturunan KEDATUAN SRIWIJAYA, yang ditaklukkan oleh Kerajaan Chola Mandala abad 10 M serta bangsa Mongol pada abad ke-13, sekarang disebut dengan nama Suku angkola (Mandala Chola) & Suku Mandailing ( Mandala Holing ).[1]
Seperti yang ditunjukkan oleh studi genetik, Marga Dalimunthe ada Di kepulauan Sulawesi. Di Sulawesi mereka menyebut Daeng Muntu dan desanya dinamai Desa Munte. Uniknya Lagi terutama Di Gorontalo nama Dalimunte adalah nama asli marga Suku Gorontalo dan di Kepulauan Sumatera (Angkola Mandailing) marga Dalimunthe adalah perwakilan dari berbagai negara, karena yang menyandang Marga Dalimunthe, yang terbanyak dan universal sejarah dan hikayatnya.
Mereka mungkin tidak memiliki nenek moyang yang sama, dan etnogenesis mereka terjadi secara independen satu sama lain. Fakta ini mungkin menjelaskan mengapa bahasa Sulawesi (khususnya Gorontalo) dan Sumatera (khususnya Angkola-Mandailing) sangat berbeda satu sama lain sehingga orang tidak saling memahami.
Saat mempelajari Marga Dalimunthe, ahli genetika menemukan hubungan kekerabatan mereka yang tidak diragukan lagi dengan pendudukan dari zaman kerajaan-kerajaan hingga penjajahan (Potugis , Inggris, Spanyol, Belanda, Jepang) mungkin juga sejak zaman dahulu kala memang ada hubungannya.
Dan kontribusi imigran-imigran dan perkawinan antar ras dan suku juga mempengaruhi terhadap etnogenesis populasi Marga Dalimunthe yang hidup jaman kini atau modern hanya 1-6% (tergantung wilayah).
Tetap saja, ada perkawinan campuran yang dapat juga mempengaruhi asal usul dan identitas Marga Dalimunthe yang sebenarnya seperti apa. Banyak penduduk asli Angkola-Mandailing yang sudah modern juga tidak setuju, bahwa mereka disebut asli Suku Angkola bukan Batak atau asli Suku Mandailing bukan Batak.
Jadi tidak mengherankan, hampir sama Angkola dan Mandailing memang bukan Orang Batak tapi Orang Angkola atau Orang Mandailing. Jika orang-orang Suku Angkola tersebut PAR ANGKOLA dan orang orang Suku Mandailing tersebut Par Mandailing sedangkan orang-orang Batak tersebut Partoba.
Tak usah mau dibingungkan dengan pendapat orang orang lain. Katakan saja Kalau mengaku Batak ya dari Suku Batak atau Partoba. Dan Dari Suku Bukan Batak
PARMANDAILING ( SUKU MANDAILING BUKAN BATAK ) & PAR ANGKOLA ( SUKU ANGKOLA BUKAN BATAK )
Demikian coretan hati terkini dari saya [18 Juni 2023]
====
Catatan Kaki oleh Admin:
[1] Sejarah Sriwijaya masih berupa teka teki hingga sekarang, mulai dari pusat kerajaan, wilayah kekuasaan, serta garis keturunan. Beberapa puak Melayu menasbihkan diri mereka sebagai keturunan atau keberlanjutan dari Sriwijaya atau Wangsa Sailendra. Masing-masing memberikan bukti masing-masing yang menurut sudut pandang mereka sahih.
====
Baca Juga: