Ilustrasi Gambar: boombastis |
Pesan Mamak II
Sebelum ijab kabul di hadapan Qadhi[1]
Simaklah dahulu betul-betul
Sudah terniat mamak membuat janji
Untuk penambah pesan yang mamak buat
Manalah kamanakan kesayangan mamak
Penyambung kaum rumah gadang
Mamak tahu bahwa kamanakan bijak
Faham posisi gadis minang
Apabila tiba masanya berumah tangga
Engkau yang bukan gadis yang dahulu
Terbiasa hidup berlagak manja
Seperti masih tinggal dengan ibu
jangan sampai serupa itu
Sekarang engkau sudah menjadi isteri orang
Bertanyalah kalau tak tahu
Bertanya keorang yang lebih tua
Pandai-pandailah berkemas
Elok-eloklah kalau memasak
Pulang suami dari bekerja
Sambutlah dengan tawa yang manis
Duhai kamanakan kesayangan mamak
Ini yang perlu kemenakan ingat
Rumah tangga akan baik
Suami dan isteri saling mengingatkan
Tak ada manusia yang sempurna
Masing-masing saling mengisi
Seandainya suami berkelakuan sumbang
Cepatlah engkau ingatkan
Bukannya ikut pula memarahi
Bermuka garang menyambut suami
Sopan santun bertutur kata
Demikian ajaran dalam syari'at
Sangatlah wajib menghormati suami
Walaupun tak serupa yang engkau kehendaki
Kalau sudah takdir diri
Jalanilah dengan sepenuh hati
Orang dua menjadi satu
Sudah pasti berlainan agak sedikit
Makanya seiya sekata
Fahami pasangan pelan-pelan
Ibarat kayu yang akan diikat
Dikuncang barulah ia padat
Selisih kata lain pendapat
Disana sepakat dibuat
Serupa ungkapan orang dahulu
Ditumbuk baru di inang
Bersilang kayu dalam tungku
Disana api baru akan menyala
Apa sahaja bisa tersua
Seandainya sudah berjalan rumah tangga
Bisa mendadak menjadi kaya
Atau rezki datang sedikit-sedikit
Seperti ayam mengais batu
Atau burung mematuk ranting
Dagangan dijual tak kunjung laku
Segala usaha kalah dalam bersaing
Tanda rumah tangga sedang diuji
Hendak naik penghidupan rencananya
Usah dahulu berpatah hati
Perlapanglah dada kita
Atau mungkin kaya berlebih
Seperti roda sedang di atas
Padi masak jagung berbuah
Dagangan laku apa sahaja yang dijual
Hati-hati apabila sudah seperti ini
Pertengkaran sering terjadi
Uang banyak, celaka tiba
Ujian berat bagi suami-isteri
Bukan tarambau di gurun kering
Tapi tenggelam di kolam susu
Suami-isteri saling berlagak
Ulah kehidupan yang [katanya] telah maju
Itu yang mesti diingat
Dipegang erat, digenggam teguh
Terjatuh dijalan datar
Terlenggang jatuh karena penuh
Demikian dahulu untuk saat ini
Mudah-mudahan ada manfaat
Disambung lagi dilain waktu
Do'akanlah mamak sehat wal'afiat
_____________________
Catatan Kaki oleh Admin:
[1] Qadhi berarti hakim, dalam lidah orang Melayu di Minangkabau menjadi Kali. Pada masa dahulu yang berhak dan berwenang untuk menikah dan mengurus talak ialah Engku Qadhi (Angku Kali). Kedudukan Qadhi berada di masjid jami' tiap kampung, ia membawahi imam dan khatib. Berlainan dengan sekarang yang menikah dan talak disebut Pak Penghulu, padahal arti penghulu di Minangkabau sangat jauh berbeda.
Disalin dari FB PUAMS