Gambar Ilustrasi: tengkuputeh |
==========================
FB Angel Yong - Tentara Marsose di Atjeh, mengalami depresi dan bunuh diri.
Note:
Narasi ini diambil dari buku Henri Carel Zentgraaff (H.C. Zentgraaff), Sersan juru tulis Belanda yang lahir pada tanggal 1 Oktober 1874 di Hontenisse Belanda. Dia memasuki dinas kemiliteran pada usia 20 tahun, dan ditugaskan ke Hindia Belanda (Indonesia) dengan pangkat Kopral Artileri.
Deskripsi:
Empat kejadian tentara Marsose, namanya tidak ditulis oleh Henri Carel Zentgraaff (1874-1940).
Berikut beberapa kejadian yang terjadi di Aceh:
Kejadian Pertama : "Marsose Ambon, bernama N, telah membunuh isteri orang lain dengan kelewang, dan kemudian menembak menembus bivak, sehingga sersan bangsa Eropa bernama Selbach tewas, dan setelah itu orang Ambon tersebut melakukan bunuh diri".
Kejadian kedua : "Marsose Ambon, bernama 0, yang mendapat hukuman "a"est" sementara, telah lari dari penjaganya dan merampas sepucuk karaben besc:rta peluru-pelurunya, dan mengadakan pengacauan di kampemen. Beberapa orang sesama sukunya berhasil membujuknya menyerahkan bedil itu kern bali".
Kejadian ketiga : "Marsose Ambon, bernama W, sedang bersikap untuk menembak komandan brigadenya, namun sekali ini, m~sose-marsose lainnya bertindak tegas sebelum orang itu sempat berbuat yang tidak tertib".
Kejadian keempat: "Marsose Ambon, bemama T, telah menembak mati sersan mayor Graber yang sed;mg duduk di kantomya pada jam 19.40, lalu melepaskan satu tembakan lagi ke arah kantin opsir bawahan, kemudian membunuh diri".
Henri Carel menjelaskan bahwa terjadi kejahatan yang serius dan berdarah yang dilakukan oleh tentara Marsose. Dilakukan oleh serdadu terhadap serdadu yang lain, kadang-kadang terhadap atasannya juga, dan tindakan-tindakan yang tidak disiplin terjadi di antara mereka.
Kejadian-kejadian berdarah seperti itu, terjadi dalam pasukan Marsose, dan membuat keadaan itu sangat serius. Dikatakan bahwa masalah kejiwaan (gejala psikologis) yang menyebabkan tentara Marsose melakukan hal seperti itu.
Masalah kejiwaan tersebut dialami karena kelelahan menembus hutan rimba Aceh sampai ke Blangkejeren, dengan tujuan untuk meredamkan pemberontakan rakyat Aceh.
Sumber:
- "Atjeh", oleh H.C. Zentgraaf (1938), Hal 318-319
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta
- Mesin pencari google
=======================