Perihal Marawa

Bukan sahaja sebuah negara, banyak organisasi, suku, kelompok lain di dalam masyarakat menggunakan bendera sebagai simbol identitas. Salah satu yang menarik untuk kita bincangkan ialah bentuk persamaan beberapa kawasan di dunia perihal bendera yang sama dengan bentuk warna yang sama. Nah, di sini ada beberapa negara yang menggunakan:
____________________________________________
1. BELGIA
2. JERMAN
3. MINANGKABAU(INDONESIA)
____________________________________________
Bendera Belgia
Foto: Wikipedia

1. BELGIA

Bendera Belgia ini dipakai oleh negara mereka sejak 23 Januari 1831, desainnya merupakan tiga warna tegak lurus yaitu hitam, kuning, & merah.

Menurut sejarahnya bendera Belgia ini di ambil dari nama keluarga DUCHY BRABANT,[1] rasio Bendera Belgia ini tidak di ketahui asalnya.
_____________________________________________

Bendera Jerman
Foto: Wikipedia

2. JERMAN

Bendera Jerman pertama kali di perkenalkan pada tahun 1919 dan pada tahun 1949 bendera ini dipakai Oleh Negara Jerman Barat setelah Jerman bersatu antara Barat dan Timur. Bendera ini di gunakan pada tahun 1991.
 
Bendera ini terdiri dari tiga warna.
Warna Hitam di atas
Warna merah di tengah
Warna kuning(emas)di bawah

Terdapat dua teori mengenai asal-usul Bendera Jerman ini...

a) Teori pertama menyatakan bahwa warna bendera di ambil dari warna pakaian seragam yang di gunakan oleh "KOR BEBAS LUTZOW" yang dianggota oleh mahasiswa dengan tujuan menentang pendudukan NAPOLEON di Negara Jerman.[2]

b) Teori kedua menyatakan bahwa warna tersebut berasal dari lambang kekaisaran Romawi Suci.
____________________________________________

3. MINANGKABAU.

Marawa Minangkabau versus Bendera Jerman

Sebenarnya hal ini udah lama saya sadari, namun baru kali ini naluri menulis saya tergelitik untuk berbagi. Hal ini bermula ketika sehari sebelum perayaan HUT RI 17 Agustus. Karena libur dan tidak ada kesibukan akhirnya saya putuskan untuk keliling bandar tempat saya tinggal (Bukittinggi) dengan onda[3] saya.

Sepanjang perjalanan di setiap kantor pemerintahan ataupun swasta, sekolah-sekolah, dan tempat-tempat strategis lainnya di hiasi dengan Marawa. Marawa di Minangkabau digunakan disaat acara resmi, apakah itu acara resmi pemerintahan maupun adat.[4]

Nah, saya merasa semakin memiliki kewajiban menjelaskan tentang Marawa karena kehebohan status yang saya tulis di salah satu situs jejaring sosial yang popular saat ini (facebook). Waktu itu saya menuliskan “Menjelang peringatan HUT RI ke 65 di Sumatera Barat selain dikibarkan bendera Merah-Putih juga banyak dikibarkan bendera Jerman (hitam-merah-kuning)" Dan selanjutnya saya membuat status seolah-olah saya merasakan euphoria HUT RI ke 65 dari negeri Panzer Jerman.

Akhirnya saya memutuskan menuliskan tentang Marawa ini dengan modal kembali membuka buku pelajaran Muatan Lokal waktu saya SD dan SMP. Saat itu nama mata pelajarannya Budaya Alam Minangkabau. Dan dari beberapa sumber blog lainnya.[5]

Baiklah, mari kita lihat gambar di bawah ini: ini lah yang di sebut Marawa
Sumber Gambar: https://commons.wikimedia.org

Pemasangan Merawa : Warna Hitam menyatu dengan tiang, Warna Merah ditengah, Warna Kuning dibagian luar.

Sementara itu kita lihat bendera Jerman

Tampak warna antara Marawa dan bendera Jerman sama. Tapi orang Minang lebih suka menyebutkan warna emas untuk warna kuning. Saya tidak tahu pasti ada hubungan kekerabatan apa antara orang Minang dan Jerman (hahahaa..), tapi saya rasa ini kebetulan saja jadi tidak perlu dipertanyakan siapa yang meniru siapa.

Berdasarkan catatan sejarah Jerman menggunakan bendera warna hitam-merah –kuning ini sejak tahun 1832, dan di resmikan setelah PD I 1918. Dalam perjalanannya bendera ini memiliki banyak corak berbeda dengan marawa Minangkabau yang hanya satu corak.

Baiklah kita tinggalkan Jerman, sekarang kita lihat makna apa yang terkandung dalam Marawa Minangkabau. Marawa dengan tiga warna nya melambangkan tiga hal:

1. Tiga wilayah adat Minangkabau
2. Tiga kekuatan masyarakat Minangkabau
3. Tiga pola kepemimpinan Minangkabau

Tiga wilayah adat ini maksudnya adalah tiga daerah di Minangkabau yang diyakini asal nenek moyang Minangkabau. Sehingga ketika dilakukan pengembangan ke daerah lainnya maka disebutlah sebagai daerah rantau. Makna dalam Marawa tersebut terhadap tiga daerah adat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Warna kuning, melambangkan Luhak Nan Tuo (Luhak yang Tua, yaitu daerah Tanah Datar)
2. Warna merah, melambangkan Luhak Nan Tangah (Luhak yang Tengah, daerah Agam)
3.Warna hitam, melambangkan Luhak Nan Bungsu (Luhak yang Bungsu, yaitu daerah Limo Puluah Koto)[6]

Tiga kekuatan masyarakat Minangkabau masih berhubungan dengan tiga wilayah adat tersebut, yang mana artinya adalah sebagai berikut:

1.Warna Kuning, melambangkan pengaruh yang tinggi dan berwibawa karena kecerdasan dan menunjukan kemenangan (Luhak nan Tuo)
2. Warna Hitam, melambangkan kerelaan dan kesabaran dalam berusaha (Luhak nan bungsu)

Hal ini pernah dituangkan dalam sebuah kaset oleh Yus. Datuak Parpatiah dalam kasetnya berjudul 

”Pitaruah Ayah”
Wahai nak kanduang, kata ayah
Janganlah bosan mendengarkannya
Bercerita takkan lama
Hanya karena berat menyimpannya

Jika anak harus menimbang
Simaklah dengan dalil mata bathin

Adapun tubuh manusia,
terbangun dari tiga rongga

Pertama rongga di atas
Kedua rongga di tengah
Ketiga rongga di bawah

Yang dimaksud rongga di atas,
ialah ruang di kepala.
Berkeinginan ilmu pengetahuan

Tersebut rongga di tengah,
yaitu dada, rumpun hati
Sangkar iman, lubuk agama,
Inilah pedoman juru mudi.

Yang mana pula rongga di bawah.
Lambung musti diisi
Perut minta dikenyangkan.

Umpamanya alam Minangkabau,
yang terdiri dari tiga luhak.
Bernama Luhak nan Tiga.

Pertama Luhak nan Tuo
Lambang Kucing warnanya kuning
Tinggi pengaruh berwibawa
Kuning tanda kemenangan.

Adapun arti yang terkandung
Orang cerdas adikuasa
Sumber ilmu pengetahuan
Science-tehnologi kata orang sekarang

Kedua luhak nan Tengah
Simbol merah Harimau Campa
Berani karena benar
Hukum tidak makan banding
bernama perintah Syarak.

Penampilan baik, tampanpun ada
Terserah cara memasangkan
Moral-spiritual cara baru

Ketiga, luhak nan Bungsu
Corak hitam, lambang kambing hutan
Rela dan sabar berusaha
Rumput tak ada tentang daun
Karena padi makanya jadi
Karena emas makanya kemas

Berbicara harus dengan uang
Berjalan tentu dengan kain
Jika bekerja harus makan
Ekonomi bahasa canggihnya

Itulah tali sehelai pilin tiga
Tungku nan tiga sejerangan
Jika kita ingin sempurna
Menjadi orang beharga
Sejalan rohani dengan jasmani
Dunia dapat, akhirat tercapai

Makna yang terakhir dari Marawa ini ialah tiga pola kepemimpinan di Minangkabau yang di sebut “Tungku Tigo Sajarangan, Tali Tigo Sapilin“, terdiri dari Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai.

Tungku tigo sajarangan, maksudnya ketika memasak diperlukan tiga buah batu sebagai tungku untuk mengokohkan tempat kuali atau periuk. Begitu juga dengan kepemimpinan di Minangkabau, ketiganya sebagai pilar penyangga masyarakat Minangkabau. Jika salah satunya hilang, maka akan terjadi kesenjangan.

Tali Tigo Sapilin diibaratkan tiga utas tali yang dipilin menjadi satu,sehingga menjadi kuat. Tali Tigo Sapilin adalah tamsil[7] pedoman ketiga kepemimpinan masyarakat, antara lain aturan adat, agama dan undang-undang.

>> Niniak mamak adalah penghulu adat di dalam kaumnya.
>> Alim ulama adalah orang yang memiliki ilmu agama yang akan membibing masyarakat mengenai agama.
>> Cadiak pandai adalah orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan dapat menyelesaikan masalah dengan cerdik serta menguasai undang-undang. Sehingga sebagai tempat bertanya bagi masyarakat dan pendamping bagi Niniak mamak dan Alim ulama.

Begitulah tungku tigo sajarangan sebagai pilar penyangga masyarakat Minang yang digambarkan dalam Marawa.

Untuk pertanyaan ini saya coba jawab.

Bendera di daerah Minang itu ada dua.

1. Bendera Minangkabau
- Merah (Dubalang / keamanan)
- Putih ( Malin / pemuka agama)
- kuning ( Manti / cadiak pandai)
- Hitam ( nianiak mamak pemimpin adat dalam nagari )
N/B : Jarang digunakan bendera dengan warna spt ini.

2. Bendera Adat ( Daerah Darek ), tolong diperhatikan urutan warnanya

a. Hitam-Merah-Kuning
( Sudah pasti warna bendera unt orang dan Luhak Tanah datar )

b. Hitam-Kuning-Merah
( Sudah pasti warna bendera unt orang dan Luhak Agam)

c. Kuning-Merah-Hitam
( Sudah pasti warna bendera untuk Luhak Limo Puluah Koto)

Untuk kabupaten[8] juga ada warna benderanya, terutama digunakan dalam perhelatan pacuan kuda dll
1.Kuning - Kab. Tanah datar
2.Merah - Kab. Agam / Kota Bukittinggi
3. Biru - Kab.Limapuluh kota / Kota. Payakumbuh
4. Hitam - Kota Padang
5. Hijau - Padang panjang
6. Dll ( karena l

HITAM - KUNING - MERAH
πŸ‡§πŸ‡ͺπŸ‡§πŸ‡ͺπŸ‡§πŸ‡ͺπŸ‡§πŸ‡ͺπŸ‡§πŸ‡ͺπŸ‡§πŸ‡ͺπŸ‡§πŸ‡ͺπŸ‡§πŸ‡ͺπŸ‡§πŸ‡ͺπŸ‡§πŸ‡ͺ
mengapa demikian?
 
Hitam adalah perumpamaan dari Adat, Kuning adalah Agama, dan Merah adalah Aturan. logikanya di ranah Minangkabau, Adat lebih dahulu datang dari Agama, untuk kemudian menyusul setelah 2 poin utama tersebut muncul yang namanya aturan dan norma.

Konkritnya, aturan dan norma (warna MERAH), berkibar berdasarkan Agama (KUNING) dan Adat (HITAM), dimana Adat menempati sendi utama yg dekat dengan tiang.
jika dianalogikan dengan tiga pola kepemimpinan di Minangkabau:

- HITAM : Niniak Mamak
- KUNING: Alim Ulama
- Merah : Cadiak Pandai

Jika dirunut, Cadiak Pandai berperan dengan mengacu pada ketetapan dan aturan dari Agama (Alim Ulama) dan Adat (Niniak Mamak). makanya merah itu berada di sisi terluar dari susunan warna bendera Marawa. 

Penggunaan bendera bagi setiap negara memiliki arti tersendiri. Namun demikian banyak warna bendera dari beberapa negara memiliki warna yang sama, padahal kita tahu bendera merupakan simbol sebuah negara. Sebut saja bendera Indonesia dengan Kerjaan Monaco memiliki warna merah dan putih yang sama. Bendera yang banyak memiliki kemiripan adalah bendera Prancis. Beberapa negara memiliki warna bendera yang sama dengannya adalah Guadeloupe, Mayotte, Reunion, Wallis and Futuna Islands, France Metropolitan dan French Guiana.

Bukan saja negara, banyak organisasi, suku, dan kelompok lain di dalam masyarakat menggunakan bendera sebagai simbol identitasnya. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah kemiripan bendera negara Jerman dan bendera suku Minangkabau [yang sebagian besar wilayahnya berada di wilayah administratif] Sumatera Barat.

Walaupun susunan warna aslinya berbeda secara horizontal (jerman dari atas ke bawah) dan vertikal (Pagaruyung dari kiri ke kanan), namun kadang penggunaannya dibuat secara horizontal dan vertikal. Apakah ada hubunganya warna bendera Pagaruyung atau suku Minangkabau dengan bendera negara Jerman? Belum ada penelitian ilmiah tentang ini. Namun yang pasti masing-masing memiliki arti tersendiri.[9]

Sumber Gambar: https://www.reddit.com
Sebelum 1815, tidak ada negara yang disebut Jerman yang kita kenal sekarang. Yang ada adalah Kekaisaran Romawi Suci. Bendera yang digunakan negara Jerman ini berasal dari the Imperial coat of arms of the Holy Roman Empire. Terdiri dari tiga pita horizontal yang sama berwana hitam (atas), merah (tengah), dan emas atau kuning (bawah). Menurut tradisi kuno simbolisme warna pada bendera Jerman mengandung arti :

Kuning : simbol kedermawanan
Merah : tahan banting, keberanian atau kekuatan dan keberanian
Hitam : kebulatan tekad, ketetapan hati atau kepastian

Munculnya nama Pagaruyung sebagai sebuah kerajaan Melayu tidak dapat diketahui dengan pasti, dari Tambo yang diterima oleh masyarakat Minangkabau tidak ada yang memberikan penanggalan dari setiap peristiwa-peristiwa yang diceritakan, bahkan jika menganggap Adityawarman sebagai pendiri dari kerajaan ini, Tambo sendiri juga tidak jelas menyebutkannya. Namun dari beberapa prasasti yang ditinggalkan oleh Adityawarman, menunjukan bahwa Adityawarman memang pernah menjadi raja di negeri tersebut, tepatnya menjadi Tuhan Surawasa, sebagaimana penafsiran dari Prasasti Batusangkar.

Dari manuskrip yang dipahat kembali oleh Adityawarman pada bagian belakang Arca Amoghapasa disebutkan pada tahun 1347 Adityawarman memproklamirkan diri menjadi raja di Malayapura, Adityawarman merupakan putra dari Adwayawarman seperti yang terpahat pada Prasasti Kuburajo dan anak dari Dara Jingga, putri dari kerajaan Dharmasraya seperti yang disebut dalam Pararaton. Ia sebelumnya bersama-sama Mahapatih Gajah Mada berperang menaklukkan Bali dan Palembang. Pada masa pemerintahannya kemungkinan Adityawarman memindahkan pusat pemerintahannya ke daerah pedalaman Minangkabau.

Ketiga warna yang terdapat pada bendera yang digunakan oleh Kerjaan Pagaruyung, dalam adat Minangkabau bukan hanya sekedar umbul-umbul, tetapi punya arti dan makna tersendiri bagi masyarakat Minangkabau.

Sekali lagi, paham yang saudara jelaskan diatas sangat bertentangan dengan penjelasan susunan warna bendera Marawa menurut tambo Alam Minangkabau. Mohon untuk meralat kembali penjelasan saudara mengingat budaya Minangkabau "lah centang parenang" gara² ulah segelintir orang yang berbuat seenaknya merubah aturan dan ketetapan budaya asli Ranah Minang. terimakasih 

@lain lubuk....lain pula ikan nya.
@lain tempat....lain pula maknanya.





__________________________________

Disalin dari postingan Rizal Jaenk di Grup SEJARAH SUMATRA(BHUMI MALAYU)
Pada: 19 Januari 2020
Dengan pengeditan dan penyuntingan seperlunya tanpa mengubah isi dan makna.
__________________________________

Catatan Kaki: Oleh Agam van Minangkabau
Kalimat dalam tanda [] tambahan dari Agam van Minangkabau

[1] Silahkan dilihat https://en.wikipedia.org sedangkan bendera mereka ialah klik disini.

[2] Untuk lebih jelasnya silahkan lihat wikipedia atau deutschabteilungunj.blogspot.

[3] Motor

[4] Seperti helat pernikahan, batagak pangulu, peringatan 17 Agustus, dan lain sebagainya.

[5] Muatan Lokal merupakan salah satu mata pelajaran tambahan yang didasarkan kepada masing-masing daerah. Di Sumatera Barat saat itu, Mata Pelajaran Muatan Lokal diisi dengan Pelajaran Budaya Alam Minangkabau yang membahas secara garis besar sejarah dan adat Minangkabau. Semenjak kurikulum 2013 mata pelajaran ini dihapuskan.

[6] Minangkabau tidak sama dengan Sumatera Barat, demikian pula Luhak tidak sama dengan Kabupaten. Hendaknya kita jangan menyamakana antara daerah kebudayaan dengan daerah administratif pemerintahan moderen. Luhak Tanah termasuk Kota Padang Panjang (kabupaten tanah datar tidak), Luhak Agam termasuk Kota Bukittinggi (kabupaten agam tidak), Luhak Limo Puluah Koto termasuk Kota Payakumbuh (kabupaten lima puluh kota tidak).

[7] Perumpamaan

[8] Sumatera Barat berbeda dengan Minangkabau, demikian juga dengan Kabupaten berbeda dengan Luhak. Sayang dalam hal ini penulis tidak menyertakan sumber rujukannya serta tidak pula menjelaskan apakah Kabupaten yang dimaksud mengacu kepada Luhak. Apabila berbicara Kabupaten, kita ambil contoh; Kota Padang Panjang yang tidak masuk ke dalam Kabupaten Tanah Datar tetapi apabila berbicara tentang Luhak maka Kota Padang Panjang bagian dari Luhak Tanah Data sedangkan Nagari Pandai Sikek yang masuk ke dalam wilayah administratif Kabupaten Tanah Data tidak termasuk melainkan bagian dari Luhak Agam. Demikian juga apabila berbicara mengenai Kota Bukit Tinggi dan Payakumbuh.

[9] Tiba-tiba muncul nama Pagaruyung yang tampaknya penulis menyamakan dengan Minangkabau. Hingga saat ini beberapa orang masih memperdebatkan tentang nama Minangkabau. Pagaruyuang merupakan nama salah satu nagari di Luhak Tanah Data dimana Raja Minangkabau bersemayam. Demikian juga dengan Minangkabau yang juga merupakan nama salah satu nagari yang terletak di dekat Nagari Pagaruyung. Beberapa ahli ketika melakukan penyidikan, menemukan pada peta lama buatan Portugis, Spanyol, dan Belanda bahwa nama yang muncul untuk wilayah Minangkabau sekarang bermacam-macam pada setiap periode. Seperti nama Pariaman, Dharmasraya, dan Pagaruyuang. Tampaknya penamaan kawasan berdasarkan kepada pusat kekuasaan atau wilayah yang dipandang sebagai pusat kekuasaan. Dan hal ini memerlukan penyidikan lebih lanjut. Sedangkan orang Minangkabau zaman dahulu sering mengidentifikasi diri mereka sebagai "Melayu" demikian juga pada laporan dan arsip kolonial, orang Minangkabau dipanggil sebagai "Orang Melayu".


Tidak ada komentar:

Posting Komentar