Sumber Gambar: https://www.facebook.com |
Jumlah pasien COVID-19 di Indonesia terus melonjak. Hingga 11 April
2020, sebanyak 3.842 orang teridentifikasi positif COVID-19 dan 327
orang (8,51%) diantaranya meninggal. Hal ini menunjukkan tingginya
tingkat kematian COVID-19 di Indonesia. Padahal para ahli memprediksikan
bahwa puncak wabah COVID-19 di Indonesia masih belum tercapai. Artinya,
kemungkinan besar masih banyak korban baru yang akan berjatuhan.
Penyakit
COVID-19 umumnya menyerang sistem pernapasan dan mengganggu kerja
paru-paru. Akibatnya pasien akan mengalami kesulitan bernapas. Kondisi
ini membangkitkan semangat kontribusi dan kolaborasi ITB, Unpad dan
Masjid Salman ITB untuk mengembangkan alat ventilator yang sangat
dibutuhkan pasien, dengan biaya produksi yang terjangkau.
Berdasarkan rekomendasi Tim Medis, tim yang dipimpin Dr. Syarif Hidayat
(dosen STEI ITB dan Pembina Salman ITB) sedang mengembangkan ventilator
non-invasif yang diberi nama Vent-I (Ventilator Indonesia).
Ventilator adalah mesin untuk membantu pernapasan pasien agar mendapatkan asupan oksigen yang cukup. Ventilator non-invasif tidak menggunakan pipa trakea yang disambungkan ke tenggorokan pasien. Ventilator jenis ini lebih aman, nyaman dan berisiko lebih kecil bagi pasien karena menggunakan sungkup atau alat hubung (interface) untuk mengantarkan udara melalui hidung atau mulut.
Alat ini menggunakan sistem CPAP (Continuous Positive Airway Pressure), yang cocok bagi pasien yang kesulitan bernapas dalam tahap ringan (masih bisa menarik napas). Vent-I memberikan udara secara kontinu dengan volume yang telah diatur untuk pasien, sehingga mencegah paru-paru mengempis. Alat ini juga mengatur kelembaban udara dan kebutuhan oksigen agar cocok dengan kondisi pasien.
Dengan adanya ventilator non-invasif, pasien yang belum masuk ke tahap kritis tidak perlu dirawat di ICU. Alat ini membantu agar kondisi pasien COVID-19 tidak menjadi memburuk dan harus masuk ke ICU.
Keunggulan Vent-I adalah tidak menggunakan kompenen dari alat kesehatan yang saat ini sangat langka. Selain itu Vent-I sederhana dan mudah digunakan, berdaya tahan lama, dan relatif lebih murah diproduksi. Pengujian atau kalibrasi alat Vent-I dipantau oleh Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK), yang secara resmi ditunjuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk mendampingi Tim Vent-I.
Dr. Syarif Hidayat bersama tim terus menyempurnakan alat Vent-I siang dan malam di Masjid Salman ITB agar dapat segera digunakan menangani kasus-kasus COVID-19 di Indonesia.[ari]
_________________________
Disalin dari kiriman facebook Masjid Salman
Diterbitkan pada 12 April 2020
Ventilator adalah mesin untuk membantu pernapasan pasien agar mendapatkan asupan oksigen yang cukup. Ventilator non-invasif tidak menggunakan pipa trakea yang disambungkan ke tenggorokan pasien. Ventilator jenis ini lebih aman, nyaman dan berisiko lebih kecil bagi pasien karena menggunakan sungkup atau alat hubung (interface) untuk mengantarkan udara melalui hidung atau mulut.
Alat ini menggunakan sistem CPAP (Continuous Positive Airway Pressure), yang cocok bagi pasien yang kesulitan bernapas dalam tahap ringan (masih bisa menarik napas). Vent-I memberikan udara secara kontinu dengan volume yang telah diatur untuk pasien, sehingga mencegah paru-paru mengempis. Alat ini juga mengatur kelembaban udara dan kebutuhan oksigen agar cocok dengan kondisi pasien.
Dengan adanya ventilator non-invasif, pasien yang belum masuk ke tahap kritis tidak perlu dirawat di ICU. Alat ini membantu agar kondisi pasien COVID-19 tidak menjadi memburuk dan harus masuk ke ICU.
Keunggulan Vent-I adalah tidak menggunakan kompenen dari alat kesehatan yang saat ini sangat langka. Selain itu Vent-I sederhana dan mudah digunakan, berdaya tahan lama, dan relatif lebih murah diproduksi. Pengujian atau kalibrasi alat Vent-I dipantau oleh Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK), yang secara resmi ditunjuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk mendampingi Tim Vent-I.
Dr. Syarif Hidayat bersama tim terus menyempurnakan alat Vent-I siang dan malam di Masjid Salman ITB agar dapat segera digunakan menangani kasus-kasus COVID-19 di Indonesia.[ari]
_________________________
Disalin dari kiriman facebook Masjid Salman
Diterbitkan pada 12 April 2020