Landschap met sawah's in de omgeving van Fort de Kock, Sumatra`s Westkust || Landscape with rice fields in the vicinity of Fort de Kock, Sumatra`s West Coast. circa 1895
Rice fields in Bukit Tinggi in the past, in present time this landscape has dificult to find on this city. We dont know where is this location exactly.
[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Picture: Tropen Museum[/caption]
Rijstschuur en oude Missigit, Fort de Kock || Rice Barn and old Missigit, Fort de Kock.
Its interesting to see this second picture, we can see the mosque with Minangkabau style and the most is the cottage with gonjong. This two buildings has captivated us because the syle of this two buildings has gone. People in present time build the mosque with middle east (not fulled arabic style) architecture and the cottage follow the syle from java, not Minangkabau.
[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Picture: Tropen Museum[/caption]
Gezicht op de Merapi met sawah, Fort de Kock || View of the Mount Merapi with paddy, Fort de Kock.
We can find this in present time.
______________________
Pemandangan kawasan persawahan di Bukit Tinggi, Bukit Tinggi, Pantai Barat Sumatera. Sekitar tahun 1895.
Kawasan persawahan di Bukit Tinggi di masa dahulu, pada masa sekarang pemandangan serupa ini sudah sangat sulit untuk ditemui di kota ini. Kami belum berhasil mengetahui dimana lokasi persis dari gambar ini.
Pada gambar kedua: Sawah dan masjid tua di Bukit Tinggi.
Sangat menarik hati melihat gambar kedua ini, kita dapat melihat masjid dengan langgam Minangkabau dan yang paling menarik ialah pondok yang ada di tepi sawah juga dengan langgam Minangkabau. Kedua bangunan inilah yang menarik minat kami pada gamabr kedua ini, hal ini karena kedua bangunan tersebut telah hilang pada masa sekarang. Orang-orang pada masa sekarang apabila membangun sebuah masjid maka mereka akan membangun masjid dengan langgam Timur Tengah (sebenarnya tidak sepenuhnya bergaya Arab). Sedangkan apabila membangun pondok mereka juga tidak menggunakan langgam Minangkabau lagi melainkan meniru pomdok-pondok seperti yang dibuat oleh orang di Tanah Jawa.