Sumber Gambar: https://www.pelangiholiday.com |
Pesan untuk Generasi Muda
Sebagai sebuah pergolakan politik dan militer yang menghadapkan
pemerintahan Pusat dengan pemerintah Daerah, tentulah cara pandang
berbagai pihak terhadap PRRI ini beragam.
Di satu sisi, sejarah mainstreem menuliskan ini adalah pemberontakan,
tapi pada sisi yang berbeda, di pihak PRRI sendiri, gerakan ini adalah
sebuah koreksi.
Tapi jauh dari semua itu, ada sebuah analisa lain yang menghubungkan peristiwa ini adalah sebuah letupan yang timbul dari pertarungan internal di tubuh ketentaraan yang endingnya berakhir dengan runtuhnya Orde Lama.
Meskipun demikian, terlepas dari semua alasan kenapa pergolakan ini
timbul, lepas dari siapapun menjadi pemenang atau bagaimanapun
endingnya, di tengah itu semua terdapat berbagai aktor, baik pelaku
langsung ataupun korban yang karena peran dan kapasitasnya, bukanlah
tokoh yang menarik menghiasi buku-buku sejarah mainstreem.
Namun demikian, sebagai pelaku kecil, atau justru korban, mereka adalah
saksi dan memiliki kisah serta perspektif sendiri terhadap pergolakan yg
legendaris ini.
Selain itu, yang terpenting adalah mereka adalah bagian dari pergolakan itu.
Meskipun orang-orang kecil ini menjadi bagian penting dari sebuah
pergolakan, tetapi sejarah modern mainstreem, tidak memberikan peluang
bagi mereka untuk bersuara, setiap peristiwa selalu menjadi monopoli dan
hak dari tokoh utamanya.
Meskipun dalam setiap pergolakan yang terjadi, orang-orang kecil inilah
yang menjadi kayu bakar agar pergolakan itu menjadi sesuatu dan
memberikan arti.
Karena itulah lahir metodologi penulisan sejarah baru yang lebih berpihak kepada orang-orang kecil ini, yaitu Oral History.
Metode oral histori lahir dan dapat dimaknai juga sebagai perlawanan dari metode penelitian dan penulisan sejarah yang menempatkan sejarah sebagai monopoli para tokoh utama dan tentunya juga para pemenang dari peristiwa bersejarah itu.
Oral History adalah :
Oral history is the systematic collection of living people's testimony about
their own experiences.
Oral history is not folklore, gossip, hearsay, or rumor.
Oral historians attempt to verify their findings, analyze them, and place them in an accurate historical context. Oral historians are also concerned with storage of their findings for use by later scholars
Oral history is not folklore, gossip, hearsay, or rumor.
Oral historians attempt to verify their findings, analyze them, and place them in an accurate historical context. Oral historians are also concerned with storage of their findings for use by later scholars
PRRI adalah sebuah pergolakan fundamental yang menghasilkan sebuah kebanggaan, rasa sakit, sekaligus bahkan penghinaan bagi orang Minangkabau.
PRRI jika ditelisik lebih jauh, menjadi salah satu tonggak sosial yang menstimulus kemampuan bawaan masyarakat Minangkabau untuk memandang dan berinteraksi dengan dunia lain diluar Alam Minangkabaunya.
Kisah
ini membawa trauma panjang, juga kebanggaan diam diam para generasi muda
akan keberanian orang Minangkabau mengkoreksi sesuatu
yang salah.
Kisah dalam kisah ini hadir, mestinya dapat membahasakan pergolakan PRRI dalam bentuk yang lebih manusiawi, dengan humanisme orang-orang kecil, heroisme, kenangan dan persaudaraan di masa itu.
Kisah ini harus jauh dari kekakuan pakem penulisan sejarah yang seringkali teronggok di perpustakaan yang berdebu.
Tetapi kisah ini harus dapat menyampaikan pesan PRRI dengan indah dan berseni yang pada akhirnya menginspirasi anak muda Minang Kabau untuk menjadi generasi yang memiliki keberanian untuk memperjuangkan kebenaran.
Kisah inilah yang akan menjadi jembatan sejarah, yang tidak hanya
menceritakan kisah heroisme militeristik, tetapi lebih jauh dari itu,
buku ini menanamkan kebanggaan ke-minangkabauan, yang kritis, bernilai dan menyumbang kepada kebenaran.